Menghapus Khilafah dan Jihad Ajaran Islam

Oleh : Intan Ayu Agustin 

Sah. Surat Edaran telah diteken. Penghapusan istilah Khilafah dan Jihad telah resmi dilakukan Kementerian Agama (Kemenag). Sebagaimana diketahui, berdasarkan Surat Edaran B-4339.4/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/12/2019, Kompetensi Inti dan Komentensi Dasar (KI-KD) materi ujian yang membahas tentang Pemerintahan Islam (Khilafah) dan jihad yang tercantum dalam KMA 165 Tahun 2014 dinyatakan tidak berlaku lagi.
Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa penghapusan kata khilafah dan jihad dilakukan dalam rangka pencegahan paham radikalisme di madrasah.(gelora.co)
Fachrul Razi sebagai Menteri Agama menyebut bahwa revisi konten terkait khilafah dan jihad dalam kurikulum di madrasah dilakukan agar pemikiran siswa tidak rancu. Dia mengatakan khilafah ialah bagian dari sejarah, bukan syariah.

Fachrul menjelaskan selama ini khilafah dan jihad diajarkan dalam mata pelajaran fikih yang membahas syariat dan hukum Islam. Padahal menurutnya khilafah sudah tidak kontekstual dengan kondisi Indonesia sebagai negara bangsa.

"Takutnya nanti anak-anak jadi rancu pemikirannya. Jadi seolah-olah kita mengangkat itu dari aspek fikih. Padahal kita mengangkatnya dari level bawah ya, dari sejarah Islam saja," kata Fachrul di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (10/12).(cnnindonesia.com)

Khilafah kini menjadi 'trending topic'. Ramai orang bicara Khilafah. Pembahasan Khilafah pun kini ada dimana-mana. Sudah skenario Sang Pencipta, meskipun para pendakwah Khilafah di bungkam, ilmu tentang Khilafah tetap menjadi pembahasan penting. Ada segelintir orang yang tak rela, tak sudi, Khilafah didakwahkan, diperjuangkan, maka diberanguslah para pendakwah. Dirintangilah jalannya dakwah. Tapi yakinlah, para penolong Agama Allah SWT tak bisa dihalau, akan selalu ada di setiap zaman.

Khilafah sesungguhnya bukanlah istilah asing dalam khazanah keilmuan Islam. Menurut Wahbah az-Zuhaili, “Khilafah, Imamah Kubra dan Imarah al-Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan makna yang sama.” (Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islâmi wa Adillatuhu, 9/881).

Karena Khilafah merupakan istilah di dalam Islam, maka dapat disimpulkan bahwa Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam sebagaimana halnya shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya. Adanya Khilafah adalah wajib menurut syari'at Islam. Khilafah ini merupakan “tâj al-furûd (mahkota kewajiban)”.

Dikatakan sebagai Mahkota Kewajiban, karena tanpa Khilafah seperti saat ini, sebagian besar hukum syari'at Islam yaitu di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, pemerintahan, politik, politik luar negeri, hukum/peradilan, semua terabaikan. Di bidang pendidikan misalnya, negara menerapkan sistem pendidikan sekular. Di bidang ekonomi, negara menerapkan sistem ekonomi kapitalisme neoliberal. Di bidang sosial, negara mengadopsi hukum Barat sehingga zina, LGBT, pornografi dan pornoaksi dibiarkan dan tidak dianggap kriminal. Segala carut marut problematika kehidupan yang kompleks terjadi karena tidak diterapkannya syari'at Islam. Dan syari'at Islam ini hanya akan tegak dalam sistem Khilafah. Khilafah Islam bukan hanya sekedar Sejarah untuk dikenang. Tapi wajib diyakini akan tegak kembali sesuai Firman Allah SWT :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan memberikan Khilafah kepada mereka di muka bumi, sebagaimana Dia telah memberikan Khilafah itu kepada orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. an-Nur: 55)

Dan sesuai Bisyarah Rasulullah SAW. Beliau bersabda :
“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Begitupun dengan Jihad. Jihad merupakan ajaran Islam. Para ulama memberikan perhatian penuh pada perkara Jihad karena Jihad memang banyak dinyatakan dalam al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayat berikut:
فَلاَ تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
"Janganlah kamu mengikuti (kemauan) orang-orang kafir dan berjihadlah terhadap mereka dengan al-Quran sebagai jihad yang besar". (Qs. al-Furqan 25: 52).

Juga firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ
Wahai Nabi, berjihadlah melawan orang kafir dan orang munafiq, dan bersikaplah keras kepada mereka. (QS. At-Taubah 9: 73).

Dinyatakan dalam riwayat tafsir Ibnu Abbas RA,
أمره الله تعالى بجهاد الكفار بالسيف، والمنافقين باللسان، وأذهب الرفق عنهم
Allah memerintahkan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berjihad memerangi orang kafir dengan pedang dan memerangi orang munafik dengan lisan, dan memutus kasih sayang kepada mereka. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/178).

Saat ini, para penguasa terkesan sangat Represif terhadap Islam. Dan juga Phobia terhadap Ajaran Islam. Setiap pernyataan dan kebijakan yang diambil, selalu menyasar umat Islam dan menjadikan syari'at Islam sebagai kambing hitam. Ada apa sebenarnya? Tentunya hanya para elite dan pemegang kursi kekuasaan yang tahu ada apa dibalik semua kebijakan yang diambil di negeri ini. Isu Radikalisme dan moderasi beragama tentu tak cukup dipakai sebagai alat untuk menutupi permasalahan yang tak kunjung usai dihadapi negeri. Derasnya 'Framing' negatif yang dihembuskan terhadap umat Islam, tak mampu menghilangkan bau busuk keserakahan penguasa menjual sumber daya alam berbalut kerjasama kepada Asing, juga tak mampu menutupi realita berkuasanya korporasi-korporasi Asing di negeri ini, kebobrokan generasi akibat rezim neolib, Perzinaan yang semakin marak, geliat korupsi yang ugal-ugalan, hutang Indonesia yang makin menggunung, cengkraman Asing dan Aseng yang makin erat menggempur negeri, dan masalah lainnya. Kerusakan pun makin bertambah manakala para penguasa dan pemegang jabatan berkuasa dalam segala hal. Setiap kebijakan yang diambil, tentunya berdasarkan asas manfaat dan kepentingan belaka. Pun dalam aspek hukum. Tumpul ke atas, tajam ke bawah. Tak sama hukuman bagi pelaku koruptor milyaran dibanding orang yang maling ayam tetangga. Tak sama hukuman Warga negara asing pengedar narkoba dengan orang yang menuntut keadilan. Inilah bukti bahwa rezim neolib nyatanya memang rusak, dan sudah menuju puncak kehancurannya.

Di tengah sengkarut masalah negeri, para Menteri yang merupakan perpanjangan tangan penguasa kini menghalang-halangi manusia dari jalan Islam yang merupakan jalan kebenaran. Padahal perilaku menghalangi manusia dari jalan Islam merupakan hal yang dilaknat oleh Allah SWT.

Karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang kafir yang tidak akan pernah mau melihat umat Islam menaati aturan-aturan agamanya. Mereka menginginkan agar umat Islam menyimpang dari jalan yang lurus. 
Allah SWT berfirman :

أَنْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ . الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِاْلآخِرَةِ كَافِرُونَ
".. Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, yang menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka mengingkari kehidupan akhirat" (Qs. al-A’raf 7: 44-45).

Maka, sudah saatnya kita campakkan sistem yang sudah mendekati ajalnya ini dengan sistem Islam yang akan memberikan Rahmat bagi semesta alam. Sebelum datang Azab Allah SWT bagi para Penista AgamaNya.
Allah SWT berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Qs. Al-A’raf 7: 96)
Wallahu'alam bisshowwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post