Hilangnya Empati Terhadap Derita Muslim Uighur

Oleh : Aminah Darminah, S.Pd.I
(Aktivis Dakwah)

Ummat Islam seperti buih di lautan, jumlah banyak tapi tidak memiliki kekuatan. Ibarat macan ompong, bisa mengaum tapi tak mampu mengigit. Derita terus terjadi menimpa ummat Muhammad, setelah Palestina, Rohingya, Kasmir dan saat ini yang sedang heboh kondisi muslim uighur di Xinjiang china. 

fakta di lapangan membuktikan kekejaman terhadap muslin uighur. Kehidupan di dalam kamp pendidikan ulang china, sebagaimana dikisahkan oleh Sayragul Sauytbay (43), seorang guru yang melarikan diri dari china dan mendapat suaka di swedia. Penyiksaan, ditusuk paku, kuku dicopot, disetrum, dilakukan di ruang gelap, hukuman berlangsung terus menerus. Dijadikan sebagai kelinci percobaan medis, hanya diberi makan sup dingin dan sepotong roti. Lapan6online. Com (22/11/19).  Sejalan dengan pernyataan  Perwakilan pengadilan untuk menyelidikin dengan pengambilan organ paksa oleh otoritas tiongkok, telah mendesak PBB untuk segera bertindak untuk menghentikan praktek tersebut. Mr Sabi seorang pengacara yang bekerja untuk china tribunal sebuah badan independen mengatakan "Korban demi korban dan kematian demi kematian, memotong hati dan organ-organ lainnya dari orang yang hidup, orang tidak bersalah, orang tidak berbahaya, orang damai, merupakan salah satu kekejaman massal terburuk abad ini". Hidayatullah. Com. Fakta ini di kuatkan oleh ketua hubungan kerja sama internasional PP Muhammadiyah Mulyidin Junaidi,  membeberkan perlakuan buruk pemerintah china terhadap muslim uighur di Xinjiang. Dia mengatakan orang yang shalat akan ditangkap dengan tuduhan radikal. Seorang ibu yang mengajarkan agama kepada anaknya di rumah dicap radikal, yang dicap radikal dikirim ke kamp dan diperlakukan secara buruk. Dilarang menjalankan aktivitas ibadah . CNN Indonesia (16/12/19). 

Sekian lama muslim iughur menderita. 22 negara barat sudah mengecam tindakan China, yang meyakitkan negeri-negeri muslim termasuk Indonesia bungkam. Wajar kemudian seorang pemain sepak bola muslim Mesul Oezil, mengecam seluruh umat muslim di dunia, yang diam terhadap penderitaan kaum muslim uighur China. Pernyataan Mesul Oezil membuat mata dunia terbelalak. Tapi tidak dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Buktinya pemerintah indonesia tidak memberikan kecaman keras apalagi langkah nyata untuk menyelamatkan saudara seaqidah. 

Menurut Anggota DPD RI Fahira Idris, menekankan bahwa sudah saatnya Indonesia bersuara, demi nilai-nilai kemanusiaan etnis uighur dan minoritas muslim lainnya yang diduga kuat sedang diinjak-injak. KIBLAT.NET (18/12/19). Sejalan dengan pendapat Ketua MUI bidang hubungan luar negeri KH Muhyiddin Junaidi mengatakan, Indonesia perlu bersuara lantang terkait masalah uighur, yang menjadi sasaran umat Islam dan sangat tepat kalau indonesia sudah melakukan sesuatu. REPUBLIKA. Co. Id (17/12/19). 

Mengapa negeri-negeri muslin termasuk Indonesia belum memberikan kecaman keras dan tindakan nyata terhadap muslim Iugur. Apakah sudah buta mata hati sehingga tidak mampu memberikan empati apalagi aksi nyata terhadap kondisi muslim Uighur?  Menurut wakil ketua DPR RI Fadli Zon pernah "Pemerintah kita mungkin takut sama china. mungkin banyak investasi, utang, dan proyek yang menjadi recucstant untuk menyinggung china dalam hal ini" CNN I ndonesia (20/13/2018). 

Dari beberapa fakta tersebut ada beberapa faktor yang menyebabkan diamnya Penguasa terhadap penderitaan muslim Iughur. Pertama, faktor investasi. Ketika SDA sudah dikuasai asing, tidak ada pilihan untuk melanjutkan roda pembangunan kecuali mengundang investor asing.  Fakta didepan mata kita, dominasi imprastruktur Tiongkok, membuat cengkraman aseng semakin kokoh. Padahal investasi pihak asing merupakan jalan penjajahan gaya baru, sekaligus membahayakan idiologi. Kedua, faktor nasionalisme, menganggap bahwa urusan negara lain sekalipun mereka muslim bukan urusan negara kita, akibat sekat-sekat nasionalisme.  

Sesama muslim saling besaudara, disatukan oleh aqidah yang sama, tidak mengenal batas wilayah, suku, adat istiadat. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam surat al-Hujarat ayat 10 yang artinya: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat". Rosulullah Saw pernah mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshor, berbeda negara tapi mampu disatukan dengan Islam. Maka membiarkan kaum muslimin 
uighur dianiyaya, ditindas merupakan bentuk kejahatan yang tidak manusiawi, untuk itu sebagai saudara sesama muslim sudah kewajiban kita membantu muslim uighur minimal memberi empati kepada korban, dan berusaha dengan maksimal, menghadirkan perisai ummat Islam yang akan menaungi seluruh muslim seluruh dunia.
Wallahualam.

Post a Comment

Previous Post Next Post