Bukti Buruknya Kebijakan dan Egoisnya Kekuasaan

Oleh : Eviyanti
Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif

Dilansir dari Wartakota, 04 December 2019, sebanyak 20 ribu ton beras senilai Rp. 160 miliar yang disimpan di gudang Bulog akan segera dimusnahkan.  Membusuknya 20 ribu ton beras itu diduga kuat akibat kebijakan impor beras yang dilakukan oleh mantan menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.

Menanggapi hal itu, pengamat politik dan ekonomi dari Universitas Airlangga, Ichsanuddin Noorsy menilai dampak impor tersebut merupakan bentuk keegoisan penguasa. "Membuktikan buruknya kebijakan dan egoisnya kekuasaan, " kata Ichsan, Senin (2/12). Selain itu, Ichsan juga menilai bahwa pemusnahan ribuan ton beras adalah bukti ketahanan pangan dalam negeri gagal.

Ironis memang, di saat banyak rakyat yang tidak mampu membeli beras bahkan kelaparan, pemerintah akan membuang puluhan ribu ton beras dikarenakan busuk.

Beginilah yang terjadi di negeri kita, ketika tidak menerapkan hukum-hukum Allah SWT, di mana pemerintah yang menyatakan pro rakyat namun kenyataan tidak demikian. Karena semua kebijakannya sejak dulu tidak menunjukkan pro rakyat. Ini membuktikan buruknya kebijakan dan egoisnya kekuasaan. Sehingga tidak ada rasa adil yang dirasakan umat.

Semua terjadi karena sistem kapitalis sekularisme, di mana dalam sistem berekonomi mereka memiliki dasar mengeluarkan modal sekecil-kecilnya dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Solusinya tentu saja kembali kepada Islam yang harus diterapkan oleh seluruh umat. 

Pemerintahan Islam akan terus mengontrol harga di pasar sehingga tidak akan ada impor dari luar negeri jika di dalam negeri masih mencukupi, dan akan mengontrol tidak ada kebijakan yang menyengsarakan rakyat, dan memastikan rakyatnya sejahtera tidak kekurangan apapun.

Karena pemerintahan Islam sadar betul semua yang dilakukannya akan dihisab di hadapan Allah SWT. Semoga umat semakin paham apa yang seharusnya dilakukan agar tidak tertipu dengan pemerintah untuk yang kesekian kalinya.

Wallahu a'lam bishshaawab

Post a Comment

Previous Post Next Post