Tsunami PHK di Negara-Negara Kapitalis Bukti Kegagalan Kapitalisme Mensejahterakan Umat Manusia

Oleh : Nurhalidah Muhtar

Bagai pungguk merindukan bulan. Seperti itulah mengharapkan kesejahteraan yang setara dalam negara yang masih terkungkung oleh sistem kapitalisme. Semasih negara tidak mampu berdikari dan masih dibawah pengendalian kaum kapitalis. Maka kata sejahtera hanyalah sekedar jargon semata.

Kaum kapitalis akan merangkul mesra negara yang memberikan keuntungan yang begitu menggiurkan bagi mereka. Dengan cara apapun mereka akan lalui, salah satunya dengan cara investasi. Asal keuntungan mereka peroleh. Namun, beda halnya ketika negara tersebut tidak lagi memberikan keuntungan. Maka mereka akan   melepaskan diri atau mencabut kembali investasi yang mereka lakukan sebelumnya. Tanpa mempertimbangkan apakah negara tempatnya investasi juga rugi atau tidak. Dibuang bagaikan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Begitulah adanya hubungan yang dibangun atas asas manfaat semata.

Dibalik kemegahan yang ditampilkan, sistem ekonomi kapitalisme mendekati detik-detik kematian yang mengenaskan. Bahkan menimpa negara adidaya serta kampiun demokrasi, AS. Terlansir 12 Oktober 2019 oleh CNBC Indonesia, terjadi Ancaman besar-besaran Pemutusan Hubungan Kerja pada sektor Bank ternama dunia. Kebanyakan PHK karyawan dilakukan di Eropa, lalu di susul Amerika Utara, Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan sisanya di Asia Pasifik. Berikut data yang dihimpun CNBC indonesia, mengenai daftar Bank yang mengumumkan rencana PHK karyawannya : Deutsche Bank 18.000 pegawai, HSBC 10.000 pegawai, Santander 5.433 pegawai, Commerzbank 4.300 pegawai, Mitsubishi UFJ financial Group Inc 4.300 pegawai, Barclays 3.000 pegawai, Alfa-Bank JSC 3.000 pegawai, KBC 2.150 pegawai, SocGen 2.130 pegawai, Caixabank 2.023 pegawai, National Bank Of Greece 1.700 pegawai, Nomura Bank 350 pegawai, Citigroup 100 pegawai. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20191012064313-4-106434/gawat-60-ribu-pegawai-bank-besar-terancam-phk-tahun-ini).

Penerapan sistem ekonomi kapitalis melumpuhkan negara adidaya sehingga tidak sanggup memberikan jaminan ataupun menyediakan lapangan pekerjaan terhadap rakyatnya. Yang ada malah di PHK. Dengan dalih untuk penghematan biaya dan menekan pengeluaran perusahaan. Lantas bagaimana dengan negara berkembang ketika dimonopoli oleh sistem ekonomi kapitalisme. Jurang pemisah semakin menganga, kaum kapitalis menikmati gemulainya kehidupan sementara rakyat kecil merintih akibat keculasan mereka. Itulah tanda kegagalannya sistem ekonomi kapitalisme tidak mampu menciptakan kesejahteraan secara merata terhadap rakyat

Ketika sistem ekonomi kapitalisme masih dipertahankan digelanggang dunia. Maka sudah pasti kehancuran dan kemelaratan  kan menanti. Tidak memandang negara adidaya ataupun negara berkembang. Karena sejatinya pemegang kekuasaan disini adalah kaum kapitalis atau pemilik modal itu sendiri. Dimana mereka akan menumpuk kekayaan dengan cara apapun. Tanpa memperhatikan sebab-sebab kepemilikan.

Oleh karena itu, agar tidak lagi terjadi kesenjangan. Maka dunia butuh penerapan sistem islam, yang mampu menjamin kesejahteraan manusia tanpa memandang kasta. Sebab aturannya langsung dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT yang didalamnya tidak ada sedikitpun kecacatan dan keraguan serta memberikan solusi yang tuntas setiap permasalahan yang dihadapi oleh manusia. 

Masalah ekonomi adalah salah satu yang diatur oleh sistem islam. Dimana sistem ekonomi islam dibangun atas tiga asas yaitu pertama,  kepemilikan (milkiyah). Kepemilikan itu ada tiga bagian yaitu, kepemilikan individu, kepemilikan umum, kepemilikan negara. Asas kedua yaitu pengelolaan dan pemanfaatan kepemilikan (tasharruf al-milkiyah). Asas ketiga yaitu, distribusi kekayaan kepada masyarakat yang hidup dalam naungan negara islam (tawzi' al-amwal bayna an-nas). Sungguh luar biasa sistem islam begitu riil mengupas masalah yang dihadapi oleh manusia. Dan tidak bisa di pungkiri bahwa sejarah telah mencatat 13 abad lamanya sistem Islam sukses diterapkan. Wallahu a'lam bish-showab

Post a Comment

Previous Post Next Post