Stop Impor

By : Halimah
Lumajang, Jatim

Beberapa waktu lalu media diramaikan dengan berita Presiden Jokowi yang geram setelah mengetahui bahwa pengadaan cangkul saja ternyata negara kita masih impor. Padahal, kondisi neraca perdagangan Indonesia saat ini mengalami defisit. Ternyata tak hanya cangkul. Presiden pun geram karena nilai impor BBM, petrokimia, elpiji, dan avtur juga sangat besar. Ditambah lagi impor bahan pangan seperti beras, gula, bawang putih dan lainnya.

Banyaknya barang impor akan menimbulkan masalah baru. Pengrajin cangkul di Cirebon merasakan omzet produksinya turun hampir 50%. Belum lagi banyaknya industri lokal akan jatuh berguguran alias bangkrut. Seperti banyak diketahui produk impor dari pabrik semen China melakukan predatory pricing (banting harga) praktek ini membuat Holcim tumbang akhirnya diambil alih oleh PT Semen Indonesia Tbk. Demikian juga nasib pabrik-pabrik garmen yang gulung tikar karena serbuan garmen impor.

Jika kondisi ini tetap dibiarkan bukan tidak mungkin semakin banyak industri yang mati dan melonjaknya angka pengangguran. Kondisi ini akan merembet pada naiknya kriminalitas, turunnya tingkat kecukupan gizi karena makanan berkualitas semakin tak terjangkau dan lainnya.

Pemerintah hendaknya bersungguh- sungguh mengupayakan peningkatan produksi nasional. Bukan sekedar lip service.

Post a Comment

Previous Post Next Post