Persepsi Masyarakat Terhadap Isu Radikalisme

Oleh : Dena Dayo Landa

Saty tahun terakhir ini publik dan media massa dihebohkan dengan berbagai berita terkait isu radikalisme. Mulai dari berita kepala sekolah yang terpapar radikalisme, peluang munculnya radikalisme di kampus, belasan artis dan atlet gabung radikalisme, buronan radikalisme Arab Saudi yang kabur ke Indonesia, mahasiswa baru Unissula dan santri di perbatasan RI Malaysia mendeklarasikan anti radikalisme. Dan yang paling banyak diberitakan di media sosial ialah terkait penusukan terhadap bapak Wiranto yang berkunjung ke Pandeglang Banten Jawa barat.

Sebelum lebih jauh berbicara tentang radikalisme dari judul di atas terlebih dahulu kita harus tahu  apa itu radikalisme dan persepsi.
       
Radikalisme berasal dari bahasa latin Radix yang berarti akar, pangkal, bawah atau bisa juga berarti menyeluruh, habis-habisan dan amat keras untuk menuntut perubahan (Muslih,2015:9). Sedangkan menurut KBBI, radikalisme dapat berarti paham atau aliran yang radikal dalam politik, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dengan cara kekerasan, dan sikap ekstrem dalam aliran politik (Roger,2013:791). Selanjutnya persepsi umumnya istilah persepsi digunakan dalam bidang psikologi. Persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan (Purwodarminto, 1990:64). 

Secara antropologis kata radikal sesungguhnya netral. Radikal atau radiks yang berarti “sama sekali” atau sampai ke akar-akarnya. Ibarat sebuah pohon manfaat akar, maka tidak akan tumbuh subur bahkan akan mati. Begitu juga dengan sebuah ilmu apabila tidak dipahami sampai ke akar-akarnya nya maka kita tak pernah mendapatkan pemahaman yang mendalam. Di sisi lain secara aksiologis barat mengambil alih definisi radikal kepada interpretasi di mana kata radikal ditambahkan akhiran isme menjadi radikalisme, yang dipahami sebuah paham atau aliran radikal dalam politik dan menuntut perubahan yang secara ekstrem dan merugikan berbagai lapisan masyarakat dan kehidupan.
         
Jadi dapat disederhanakan bahwa maksud dari “persepsi masyarakat terhadap isu radikalisme” adalah cara pandang atau penilaian masyarakat terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang mana dalam kejadian tersebut terdapat suatu kekerasan, melibatkan paham atau aliran tertentu gagasan ide gerakan dan dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan pemerintahan. Dan terkadang radikalisme ini mengarah kepada kelompok atau golongan agama tertentu sebut saja agama Islam. yang mana apabila dipahami secara agama radikal ini mempunyai arti dan tujuan yang berbeda dari yang dipahami masyarakat sebelumnya.
         
Menanggapi berbagai peristiwa yang terjadi terkait isu radikalisme banyak spekulasi yang muncul dari tokoh-tokoh politik, pemerintahan maupun masyarakat. Ada yang menyerukan peperangan terhadap tindakan radikalisme, aksi tolak radikalisme, tindak tegas perilaku radikalisme dan lain-lainnya. Masyarakat yang kurang memahami atau pemahaman terhadap kata radikal akan beranggapan buruk terhadap suatu gerakan atau ide pembaharuan yang menuntut perubahan.dan mungkin saja mereka ikut menolak memerangi bahkan menghukumi terhadap berbagai perilaku radikalisme.

Sebenarnya pandangan atau cara pandang yang demikian tidaklah salah dan banyak faktor yang mempengaruhinya, mengingat kondisi zaman sekarang yang serba canggih dan informasi mudah dipalsukan atau merekayasa membuat sebagian orang atau masyarakat secara tidak langsung mengkonsumsi informasi tersebut tanpa terlebih dahulu mencari kebenaran nya. Radikalisme sendiri pun sering dikaitkan dengan sesuatu pergerakan atau kelompok yang mana bertentangan dengan prinsip kenegaraan pemerintahan dan berbagai peraturan lainnya pada sebuah negara serta mengancam ke ketenangan dalam hidup bermasyarakat. Padahal apabila Radika tersebut dikaitkan dengan suatu kelompok sebut saja itu agama Islam, maka itu akan lebih baik lagi dan perspektifnya jauh berbeda dengan yang digambarkan oleh sebagian orang saat ini. Dan radikal di dalam Islam disebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan pemberontakan kekerasan pemecah belah keributan aliran sesat dll. kelompok radikal atau radikalisme tidak ada hubungannya dengan agama manapun mereka merupakan kelompok terpisah dari segi pemahaman agama, atau keyakinan terhadap Tuhan(Allah), status sosial, cara pandang hidup pola pikir dan tujuan hidup. 
            Jadi sudah semestinya kita sebagai bangsa yang besar dan umat yang beragama, harus menanggapi isu-isu yang datang secara bijak dan teliti. Mencari kebenaran di setiap kejadian yang terjadi, mempelajari atau memahami informasi yang kita terima, apakah itu benar atau salah. Jika itu benar maka kita harus menyampaikan kepada orang lain yang belum mengetahuinya agar mereka menjadi tahu u dan terciptanya kedamaian dan kesejahteraan antara sesama umat manusia melalui berbagai sarana komunikasi yang ada.Namun jika informasi itu salah maka kita berhak untuk meluruskan mengkritisi sesuai dengan aturan yang ada ada dan berusaha mencari solusi terhadap berita tersebut.
            
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini radikalisme atau kata radikal erat hubungannya dengan suatu gerakan yang ingin meminta satu perubahan terhadap sistem yang berlaku pada saat pemerintahan. Yang mana pemerintah menganggap itu merupakan suatu tindakan yang tidak wajar dan merugikan banyak pihak.dan terkadang radikalisme tersebut ditujukan kepada Islam. Membuat suatu opini yang mana bahwa Islam mempunyai paham atau pemikiran yang bertentangan dengan pemerintahan yang sedang berdiri. Apabila kita lihat lebih jauh memang Islam mempunyai konsep ketatanegaraan dan aturan yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan Sunnah Dan yang telah dicontohkan oleh eh sistem kekhilafahan yang berdiri pada abad sebelumnya.yang mana apabila sistem tersebut diterapkan sesungguhnya akan membawa kepada keselamatan dan kemaslahatan semua orang dan semua agama tidak terkecuali. namun pemikiran seperti ini tidak dimiliki dan ditentang oleh sebagian orang yang tidak paham terkait sistem pemerintahan Islam. Di samping hal tersebut muncullah kelompok-kelompok yang mengatasnamakan jihad atau membawa label Islam yang menuntut suatu perubahan atau pembaharuan terhadap tatanan kehidupan dan lain-lainnya. Dari berbagai kejadian tersebut membuat persepsi masyarakat atau cara pandang masyarakat sebut saja yang bukan dari golongan agama Islam yang mungkin mereka hanya sedikit pemahaman tentang suatu kata radikal akan mengatakan hal tersebut tidak seharusnya terjadi. Dan menganggap bahwa dalang dari semua tindakan radikalisme itu ada hubungannya dengan agama Islam. Yang sebenarnya cara pandang tersebut atau penilaian tersebut merupakan propaganda atau tujuan dari musuh-musuh Islam untuk memecah belah persatuan umat Islam dan membuat Citra buruk Islam dimata agama-agama lain. Juga menghambat pertumbuhan atau pergerakan kebangkitan sistem pemerintahan Islam.
              
Hal ini terjadi akibat seringnya masyarakat atau seseorang mengkonsumsi berita-berita atau paham-paham yang belum tentu kebenarannya dan tidak sesuai dengan kenyataan secara tidak sadar tertanam dalam alam bawah sadar yang menghasilkan suatu kesimpulan atau menciptakan suatu perilaku untuk bersikap dan bertindak. Namun masyarakat  sekarang sepertinya tidak mudah terprovokasi lagi. Di samping banyaknya isu-isu hoax ada juga yang beberapa yang memutar balikan dan mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi sehingga masyarakat pun lebih  kaya akan informasi yang didapatkannya sehingga dapat membedakan atau menyaring informasi terkait suatu permasalahan yang terjadi dengan bijak. pola pikir atau keyakinan seseorang juga mempengaruhi pandangannya terhadap suatu gerakan atau permasalahan. Jadi sudah semestinya kita sebagai seseorang yang diberi potensi untuk berfikir oleh Tuhan untuk mempergunakannya dan memaksimalkan nya. Karena kita sejatinya diberi kelebihan oleh Tuhan untuk memilih jalan mana yang ingin kita lalui, apakah itu jalan kebaikan atau keburukan dan setiap keputusan yang kita ambil akan menerima ganjaran atau balasan terhadap apa yang kita kerjakan. dan tidak bisa dipungkiri semakin umat Islam itu akan bersatu maka tudingan isu atau gambaran yang ingin menjatuhkan akan terus berjalan seiring perkembangan waktu. yang sudah semestinya kita sebagai umat Islam untuk bersatu dan tidak mudah terprovokasi untuk saling menyakiti satu dengan yang lainnya.
Wallahualambissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post