Nasib Lansia di Zaman Kapitalis


Oleh : Sriyanti
Ibu Rumah Tangga, tinggal di Bandung

Air susu dibalas dengan air tuba_  itulah peribahasa yang menggambarkan seorang anak yang durhaka dan berani menelantarkan orangtuanya

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menghadiri Puncak Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2019, di Monumen perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monju), Kota Bandung Rabu, 10 Juli 2019. Kegiatan yang bertajuk Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat ini dihadiri oleh ribuan lansia se-Jawa Barat, termasuk di antaranya perwakilan dari sejumlah daerah di Indonesia. (REPUBLIKA.CO.ID)

Acara tersebut didedikasikan bagi para lansia, sebagai bentuk penghargaan kepada mereka. Namun faktanya, seperti apakah keberadaan mereka saat ini?

Orang lanjut usia (lansia) kerap tidak diperhatikan masyarakat bahkan oleh anak-anaknya sendiri sehingga akhirnya diserahkan ke panti werdha. Padahal Panti werdha sendiri memiliki kemampuan terbatas khususnya yang dikelola swasta melalui yayasan.

"Jumlah lansia terlantar yang kami tangani sebanyak 14 orang yang diurus sampai meninggal dunia," kata pengelola panti werdha Bakti Pertiwi Baleendah, Dadan AS saat menerima bantuan dari Majelis Taklim Wanita Lembaga Dakwah Islam Indonesia (MTW-LDII) Kabupaten Bandung, Minggu, 6 Oktober 2019.

Dadan menambahkan, lansia yang ditangani kadang diserahkan masyarakat yang merasa kasihan, namun ada pula yang dikerjakan anak-anaknya. "Bahkan ada lansia yang masih memiliki keluarga dan anak-anaknya, tapi keluarga tak mau mengurus. Kami berupaya agar lansia yang masih memiliki keluarga untuk kembali ke keluarganya, namun kalau keluarganya tak menerima akhirnya kami urus dengan alasan kemanusiaan," ujar Dadan, di Soreang Kabupaten Bandung pada Minggu 6 Oktober 2019 (Pikiran Rakyat.com)

Inilah potret keluarga dalam sistem kapitalis. Tidak ada lagi rasa hormat terhadap orangtua. Bahkan anak menjadi durhaka, yang dipicu alasan materi (uang), kerasnya tekanan gaya hidup, ketidak adilan ekonomi serta lemahnya penanaman takwa membuat individu kehilangan fitrah kemanusiaan.

Meskipun banyak lansia yang lemah secara fisik dan psikis, mereka tetaplah memiliki hak yang sama untuk hidup sejahtera. Saat ini tak sedikit para lansia berada di tempat yang bukan semestinya. Perkembangan zaman telah membuat manusia memiliki sifat _hedonis_ (gaya hidup senang) dan _materialistis_ (mementingkan uang/harta) sehingga banyak dari kalangan masyarakat kelas menengah ke atas yang disibukkan dengan segala aktivitasnya. Tak sedikit dari mereka yang berpandangan bahwa orangtua menjadi beban bagi anaknya. Tak heran ketika mereka kerap memilih untuk menitipkannya ke panti werdha dengan alasan agar lebih terurus dan terjaga. Sedangkan bagi masyarakat bawah atau miskin, himpitan ekonomi yang sangat sulitlah salah satu penyebab para keluarga ini tidak bisa memenuhi segala kebutuhan anggota keluarganya yang sudah lanjut usia dan tinggal di tempat yang tidak layak.

Sistem Islam melahirkan generasi berakhlak mulia. Mereka menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menghargai sesama bahkan mewajibkan anak _Birrul walidayn_ dengan memuliakan orang tuanya. Kewajiban berbuat baik kepada orang tua, oleh Allah Swt diposisikan setelah beribadah dan mentauhidkannya. Karena itu dalam ajaran Islam bersuara lebih keras tanpa sebab atau hanya mengucapkan kata " _ahh_ " saja dilarang apalagi jika sampai menelantarkannya.

Di dalam sistem Islam, kalangan masyarakat atas, menengah dan bawah tak terkecuali para lansia akan mendapatkan pengurusan ( _riayah_ ) yang sama dari negara di segala aspek kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Bahkan pada masa _khalifah_ Umar bin khaththab beliau mengeluarkan dana secara khusus untuk meriayah (mengurus) para lansia yang tidak mempunyai keturunan. Oleh karena itu problem terlantarnya lansia sebagaimana saat ini mustahil terjadi.

Begitu sempurnanya Islam, seluruh aturannya apabila diterapkan secara _kaffah_ akan memuliakan manusia serta menjadi rahmat bagi seluruh alam. Syariat Islam yang sempurna itu hanya bisa diterapkan secara menyeluruh dalam bingkai khilafah yang mengikuti metode kenabian.

_waallahu a'lam bi ash shawab_

Post a Comment

Previous Post Next Post