Ketika Zina Jadi Kebanggaan

Oleh : Rut Sri Wahyuningsih
Member Revowriter

Belum reda huru hara pelantikan kabinet baru, kabinet Indonesia Maju karena susunannya sungguh diluar prediksi dan boleh dikata gak nyambung antara sosok mentri dan bidang yang akan menjadi amanahnya lima tahun kedepan.

Nitizen dihenyakkan dengan pernyataan salah satu pesohor negeri ini: 

"Kami menikah sebulan setelah Eriska dinyatakan hamil. 20 Juni 2019. Jadi genks, ya Eriska hamil duluan.” tutur Young Lex".

Kalimat diatas dengan enteng keluar dari lisan Young Lex. Sungguh menjijikan! seakan hendak memberitahu, masa bodoh dengan agama, selagi kamu bisa bertanggung jawab lakukan saja. Astaghfirullah..

Maka jangan salahkan jika follower mereka banyak, karena memang pesohor ini mengajarkan kebebasan. Mengajarkan turuti kehendak hati karena itulah kebahagiaan dan eksistensi diri. 

Padahal dalam Islam perbuatan itu tertolak karena lebih mencerminkan prilaku binatang, bahkan lebih sesat karena manusia memiliki akal sementara hewan tidak. Selain karena melanggar syariat Allah, di dalamnya banyak kemudaratan. Ketika perbuatanmi diikuti orang lain maka ia akan menjadi pahala atau dosa jariyah. 

Bayangkan bagaimana wirangnya keluarga karena punya anak hamil diluar nikah, kemudian ketika anaknya lahir, apalagi jika nanti yang lahir adalah perempuan. Sudah terbayang ia tak akan mendapat waris, jika menikah tak akan diwalikan ayahnya karena dalam  Islam dia anak ibunya bukan ayahnya, meskipun ia suami ibunya dan ayah biologisnya. 

Lebih luas, betapa rusaknya masyarakat karena nafsu syahwat legal dituntaskan kepada siapapun, dimanapun asal bertanggung jawab. Tak ada kemuliaan dan keberkahan pernikahan. Toh tak menikahpun asal sudah bertanggung jawab( baca: mengakui) kalau dia yang menghamili sudah cukup. Padahal, hingga hari ini secara normapun anak hasil MBA masih sering di bully dan dianggap anak haram. 

Beginilah jadinya jika aturan diakui bersumber dari akal manusia. Selalu akan menimbulkan persoalan. Sebab berbeda cara pandang setiap manusianya. Itulah sebabnya Allah menetapkan syariat sebagai tolok ukur perbuatan manusia. Agar kehidupan dunia tentram demikian pula akhirat, mendapat keridoan Allah SWT. 


أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? (QS Al-Maidah:50). Wallahu a' lam biashowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post