Kendala Terbesar Penanaman Modal Di Sarolangun Adalah STATUS LAHAN

N3,Sarolangun - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sarolangun melalui Bidang Pengembangan Kerjasama Penanaman Modal menggelar Rapat Koordinasi Pengembangan Penanaman Modal (RKPPMD).

Rakor yang dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Sarolangun,Kamis (28/11/2019) dibuka oleh Bupati yang diwakili Staf Ahli Bupati Holidi. Yang dihadiri oleh Sekdin DPMPTSP Afrizal, Kabid Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal Fatimah, Kasi Pengembangan Kerjasama Penanaman Modal Nutifah, beberapa Kepala OPD, Camat dan pihak Perusahaan.

" Rakor ini digelar untuk menginventarisir dan memetakan seluruh permasalahan dan kendala apa saja dalam penanaman modal di Kabupaten Sarolangun," kata Kepala DPMPTSP melalui Sekdin DPMPTSP Afrizal.

Ia mengatakan, dalam Rakor ini setiap masalah yang ada di penanaman modal dapat diatasi secara bersama,sehingga sebagai acuan untuk tahun 2020 dalam penyususnan Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) yang selanjutnya akan di buat Peraturan Bupati (Perbup).

" Disitulah Penanaman Modalnya apa saja yang akan dikembangkan dan dimana tempat serta lokasinya. Yang mana akan disesuaikan dengan RUPM Provinsi Jambi. Jika Provinsi sudah menentukan untuk industri besar baru kita susun," sebut Afrizal.

Ada yang menarik di Rakor tersebut terkait informasi yang berkembang yang menyebutkan jika pengembangan Industri Semen Baturaja di Sarolangun termasuk dalam kategori industri sedang. Hal ini sempat di protes Dinas DPMPTSP Sarolangun.

" Kami sempat protes,dimana disebutkan pengembangan industri Semen Baturaja masuk kategori sedang. Ternyata di Provinsi sedang dilakukan perubahan," beber Afrizal.

Menurut Afrizal,sejauh ini ada beberapa permasalahan dan kendala penanaman modal di Kabupaten Sarolangun,yaitu kendala yang terbesar adalah status lahan yang timpang tidih dalam kepemilikan.

" Kendala terbesar adalah status lahan yang diakui masyarakat yang mana jika sudah diganti rugi ternyata ada masyarakat lain yang menuntut lahan tersebut. Hal ini lah yang membuat investor takut," pungkas Afrizal. (SRF)

Post a Comment

Previous Post Next Post