Sistem Pendidikan Sekuler Phobia Mahasiswa Kritis Ideologis

Oleh : Novi Ismatul Maula, S.Pd

Seorang mahasiswa di Kampus IAIN Kendari, Hikma Sanggala dikeluarkan dari kampus karena dituding berafiliasi dengan aliran sesat dan paham radikalisme. Menurut pengacara Hikma dari LBH Pelita Umat, Chandra Purna Irawan  , pada tanggal 27 Agustus 2019 lalu kliennya menerima 2 surat sekaligus yaitu surat dari Dewan Kehormatan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa  tentang Usulan Penjatuhan Terhadap Pelanggaran Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa IAIN Kendari. Dan surat Keputusan Rektor IAIN Kendari Nomor 0653 Tahun 2019 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Sebagai Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kendari.

Menurut pengacaranya “Diantara yang menjadi dasar pemberhentian tersebut yaitu diantaranya adalah berafiliasi dengan aliran sesat dan paham radikalisme yang bertentangan dengan ajaran Islam dan nilai-nilai kebangsaan dan terbukti sebagai anggota, pengurus dan/atau kader organisasi terlarang oleh Pemerintah,” katanya kepada Kiblat.net melalui siaran persnya pada Senin (02/09/2019). (Kiblat.net 3/9/2019). 

Pemberhentian terhadap Hikma terbilang aneh. Alasan yang mengada-ada untuk memberhentikan aktivis sekaligus mahasiswa berprestasi. Ini tuduhan bahwa hikma berafiliasi aliran sesat. Apakah mendakwahkan islam secara kaffah itu termasuk aliran sesat?. Tuduhan berpaham radikalisme hanya karena mendakwahkan syariah dan khilafah. Justru seharusnya kampus islam sebagai pusat pembinaan islam secara kaffah, Bukan malah sebaliknya. 

Bagiamana dengan mahasiswa hang mereka melakukan  free sex, narkoba, pedofil, prostitusi. Bukankah ini masalah besarnya bagi dunia kampus? Karena generasi yang tidak beradab tak sepantasnya mereka berada di kalangan kampus. Karena kampus adalah tempat para intelektual, yang berfikir akan nasib masyarakat, terutama umat islam. Bukan justru menjadi sampahnya masyarakat. Inilah yang harus menjadi perhatian penting. 

Padahal jika ditelusuri Mahasiswa yang berprestasi baik dari segi akademik maupun organisasi, mereka adalah mahasiswa yang dibina oleh islam kaffah. Karena mereka mengetahui tujuan hidupnya, tujuan ia mencari ilmu diperguruan tinggi itu untuk apa?. Berusaha apa yang ia dapatkan bisa berkontribusi besar untuk masyarakat dan ummat. 

Berbeda dengan mahasiswa yang mereka hanya kuliah-kuliah saja. Atau sekedar mencari orestasi akademik. Lebih bersifat individual, yang penting ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Karena tak memahami tujuan hidup, akhirnya berefek pada pemahamannya. Sehingga segala aktivitasnya tidak mau terikat dengan hukum syara', mereka ingin bebas, sesuka hati, hang penting memiliki lebel sebagai kalangan Mahasiswa. 

Ini semua karena sistem pendidikan yang sekuler. Yang menciptakan generasi yang jauh dari islam. Jauh dari pemikiran islam. Jauh dari kepribadian islam. Sekalipun kuliah di perguruan tinggi islam. Tetapi tidak menjadikan islam sebagai tolak ukur sendi kehidupan. Mempelajari islam hanya untuk mengejar nilai akademik. Bukan malah membentuk pribadi yang pemikiran dan perbuatannya berdasarkan islam. 

Post a Comment

Previous Post Next Post