Si Jago Merah Masih Hantui Negeri

Oleh : Anna Ummu Maryam
(Penggiat Literasi Aceh)

Kebakaran terjadi terus-menerus di Gunung Arjuno-Welirang selama musim kemarau. Pemadaman sering mengalami kendala karena keterbatasan personel.

Ratusan hektare hutan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo habis akibat kebakaran yang bertubi-tubi sejak awal tahun. Pihak Tahura R Soerjo berharap semua kalangan ikut melibatkan diri dalam upaya pemadaman hutan.

"Harapan kami semua pihak terlibat pemadaman kebakaran gunung. Potensi-potensi yang ada di sekitar Tahura dapat membantu mengupayakan pemadaman kebakaran hutan agar kerusakan yang terjadi bisa diminimalisir," kata Kepala UPT Tahura R Soerjo, Ahmad Wahyudi, Sabtu (Detik.com, 12/10/2019).

Hampir seratus jiwa yang dilaporkan mengungsi pasca kebakaran yang menghanguskan puluhan unit rumah di Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Sabtu dini hari (13/10/2019). Saat ini para pengungsi menempati tenda yang telah disiapkan otoritas setempat.

Kebakaran yang menghanguskan 29 rumah toko terjadi pada pukul 02.00 pagi. Hubungan pendek atau korsleting diperkirakan menjadi penyebab utama dari peristiwa ini.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue, Ali Hasimi mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. 

Dua tenda darurat di kawasan pelabuhan feri lama. Ada juga dapur umum, sama pos darurat," jelas Ali Hasimi, kepada Liputan6.com, Sabtu sore (12/10/2019).

Waspada Kebakaran Dimana-mana

Kebakaran terus hantui setiap wilayah di negeri ini seolah tanpa antisipasi. Terjadi setiap tahun tapi tetap juga tak dianggab bukan sebagai ancaman. 

Data Global Forest Watch (GFW) per 1 Januari 2019 hingga 16 September 2019 jelas menunjukkan di seluruh Indonesia, kebakaran di dalam konsesi sawit mencapai 11 persen, sedangkan luar konsesi mencapai 68 persen.

Badan dan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total luas hutan dan lahan yang terbakar di seluruh Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2019 mencapai 328.724 hektare. Adapun kebakaran hutan dan lahan terbesar salah satunya berada di Provinsi Riau.

Kebakaran yang terjadi telah menghanguskan setiap yang dilintasi api, baik kebakaran hutan atau kebakaran karena arus pendek listrik.

Dan tentu hal ini telah memberikan kerugian finansial dan trauma tersendiri bagi korban. Penanganan yang cepat dan sigab tentu harus secepat mungkin direspon oleh negara dengan menerjunkan aparatur negara diwilayah tersebut.

Namun banyak kita dapati penanganan akibat kebakaran ini belumlah efektif. Pada kebakaran hutan saja masyarakat kurang dilibatkan dalam menjaga pembakaran sembarangan.

Penyuluhan akan bahaya tindakan ini amat minim dilakukan. Sehingga sangat minim memunculkan kesadaran dalam menjaganya.

Tak dipungkiri Human error' masih sangat tinggi, dimana minimnya pengetahuan masyarakat sehingga wajar masyarakat terkesan cuek dalam menanggapi hal ini.

Penanganan kasus inipun sangat lamban sehingga terlalu lama untuk mendapatkan kepastian hukum. Apakah sengaja dibakar atau murni kebakaran. Kemungkinan inipun ada perlunya untuk diteliti kembali.

Sistem  yang mengatur masyarakat kita hari ini adalah kapitalis liberal. Sehingga manusia dijamin kebebasannya oleh negara dalam melakukan tindakan apapun.

Dalam sistem ini telah membentuk pribadi manusia yang cuek dan abai dengan apa yang akan terjadi dari setiap tindakan karena azasnya adalah mamfaat. Berfikir dangkal dan individualis.

Terbukti pembakaran hutan yang terjadi di Riau misalnya, jelas jelas pembakaran yang disengaja dengan mengupah orang untuk melakukan pembakaran lahan. Namun yang terjadi para kapital ini tidak pernah tersentuh hukum.

Ribuan orang sesak nafas bahkan hewan banyak yang mati terpanggang. Sistem kapitalis ini telah menghilangkan belas kasih dan hati nurani sebagai manusia. Karena dengan tanpa bersalah telah melakukan kejahatan.

Karena duit dan pengaruh kekuasaan telah membuat mereka kebal hukum. Hukum yang lahir dalam sistem ini amat lemah dan telah melahirkan orang- orang yang tidak tak takut terlibat hukum.

Apasaja dapat dilakukan demi kepentingan pribadi walau harus mengorbankan orang lain. Dan kemungkinan apa saja dapat terjadi dalam sistem ini. Bahkan ada orang bayaran yang bekerja demi uang untuk melakukan pembakaran ini secara diam-diam.

Cara Islam Atasi Kebakaran.

Islam hadir bukan hanya mampu memberikan ketenangan batin tapi juga sesuai dengan fitrah manusia. Yaitu manusia mengakui bahwa peraturan Allah lah yang memang pantas mengatur segala urusan manusia yang lemah lagi terbatas ini.

Dalam Islam kesadaran untuk menjaga lingkungan dan mengurangi resiko kabakaran amat diperhatikan. Yaitu dengan diberikannya penyuluhan secara rutin hingga masyarakat memahami dengan benar pentingnya menjaga lingkungan.

Pemahaman yang benar inilah yang akan memunculkan kesadaran untuk melakukan pencegahan terhadap siapa saja yang hendak melakukan niat jahatnya dengan melakukan pembakaran.

Menindak tegas siapapun yang dengan sengaja melakukan pembakaran yang akibatkan orang lain terancam dan berdampak kesehatannya karena efek pembakaran. Tanpa memandang bulu walaupun pelakunya adalah pejabat negara sekalipun.

Pemerintah akan dengan cepat merespon setiap bantuan dan mencukupi kebutuhan rakyat selam mengungsi sebelum kembali ke rumah mereka lagi. Yang diperlukan oleh rakyat sebagai korban dan menggantikan kerugian akibat pembakaran tersebut bersama pihak yang bersalah.

Aparatur negara harus terlibat aktif di wilayah kekuasaannya dalam memberikan pelayanan  terbaik kepada masyarakat selama didalam pengungsian.

Negara bersama pelaku akan kembali menanam pohon sebanyak pohon yang terbakar tersebut. Dan mengganti rugi akibat dari perbuatannya yang telah merugikan orang lain.

Post a Comment

Previous Post Next Post