Riak Pilkades dalam Sistem Demokrasi

Oleh: Latifah Mubarokah
Ibu Rumah Tangga di Bandung

Warna-warni baliho sudah menghiasi jalan-jalan dengan terpampang wajah-wajah nan rupawan. Begitupun Bakal Calon Kepala Desa (Balon Kades) dan wakilnya, diiringi wara-wiri mobil dengan suara yang lantang terdengar bak orasi promosi diri begitu terasa ketika menjelang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang sebentar lagi akan dilaksanakan secara serentak di wilayah Indonesia.

Sejalan dengan itu sorotan Pilkades Cinunuk jika dibandingkan dengan 4 desa lainnya di wilayah Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang akan mengikuti pilkades serentak bersama 199 desa di Kabupaten Bandung, tergolong terseksi di Cileunyi. Betapa tidak, selain peminat untuk jadi kades tinggi dibuktikan dengan jumlah balon 8, jumlah penduduk di desa wisata ini terbanyak di Kecamatan Cileunyi.
Dilansir dari situs laman VIVINEWS.com (19/9/2019) Kasie Pemerintahan Desa Cinunuk, Dadan. K "Saat ini jumlah penduduk Desa Cinunuk terbanyak di Kecamatan Cileunyi dengan jumlah penduduk mencapai 51 ribu lebih, 29 RW, 195 RT dengan jumlah hak pilih 32.857. Jumlah penduduk Desa Cileunyi paling banyak se-Kecamatan Cileunyi dibandingkan dengan 5 Desa lainnya. Bahkan se-Kabupaten Bandung, Desa Cinunuk urutan ketiga terbanyak jumlah penduduknya. Perlu tahu saja, dengan jumlah penduduk banyak, Desa Cinunuk IPM-nya urutan , no. 1 di Kabupaten Bandung,” tutur Dadan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan sebuah ukuran yang digunakan dalam memantau dan mengevaluasi pembangunan manusia di Desa Cinunuk. Nilai IPM dipengaruhi oleh 3 komponen, yaitu tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan standar hidup yang layak. Pengaruh nyata terhadap IPM diantaranya persentase penduduk yang buta huruf, angka harapan hidup, rata-rata pengeluaran perkapita untuk rumah tangga, dan persentase penduduk dengan lulusan tertinggi minimal SMA/sederajat dalam skala desa.
Munculnya riak-riak pilkades rasa pilpres khususnya jelang Pilkades Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mulai terasa menyusul dianulirnya salah satu calon Kades Cinunuk yang telah ditetapkan jadi calon kades dan telah memperoleh nomor urut bisa diganti oleh balon kades yang sebelumnya dinyatakan tak lolos seleksi. 

Apa yang kita pikirkan mendengar kalimat pilkades rasa pilpres? Sudah tentu yang terbersit adalah berbagai kecurangan yang terjadi saat pelaksanaan pilpres lalu. Kecurangan mungkin terjadi juga dalam pilkades Cinunuk yang akan segera dilaksanakan, bagaimana tidak sistem yang digunakan masih sama yaitu demokrasi yang bersumber dari ideologi kapitalisme sekuler, kecurangan sangatlah mungkin terjadi karena mereka mengenyampingkan aturan agama yang mengharamkan kecurangan. Mereka hanya memikirkan satu tujuan yaitu meraih kekuasaan atau jabatan bagaimanapun caranya.
Mekanisme pemilihan dalam sistem demokrasi seperti ini, sudah seperti ajang  pemilihan artis idola dan ceremonial saja. Padahal kepemimpinan ini diperebutkan hanya untuk melanjutkan aturan yang ada yaitu sistem sekuler. Bukan memilih pemimpin yang peduli terhadap rakyat.

Namun sayangnya, inilah yang sekarang justru nampak telanjang dalam sistem kepemimpinan sekuler demokrasi. Sistem ini hanya berdimensi duniawi dan materi, sehingga dalam masyarakat yang didominasi pemikiran sekuler, kepemimpinan menjadi hal yang diperebutkan. Bahkan untuk meraihnya mereka bisa menghalalkan segala cara. Pada akhirnya pemilihan melalui sistem ini menghabiskan biaya yang sangat besar, menghalalkan kecurangan, mendatangkan korban jiwa dan sebagainya. Itulah kenapa penerapan sistem kepemimpinan ini justru menjadi jalan munculnya berbagai kerusakan, termasuk penguasaan orang-orang kafir atas kekayaan kaum muslim bahkan atas kemerdekaan diri mereka sendiri. Dan inilah yang sedang dipertontonkan saat  ini.

Islam adalah agama yang komprehensif, ia tidak hanya mengatur cara manusia menyembah Tuhannya, tetapi juga mengatur segala sendi kehidupan. Mulai dari tata cara hidup bermasyarakat, menuntut ilmu, bahkan juga mengatur tata negara dan kepemimpinan. Pemimpin dan kepemimpinan dalam Islam telah diatur dalam hukum Syari’at Islam.

Dalam konsep syari'at, kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin telah dirumuskan dalam cakupan diantaranya: harus seorang muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil (tidak fasiq), merdeka (independen) dan punya kapabilitas untuk memimpin negara. Namun meski tak menyebutkan soal sistem yang akan ditegakkan, sesungguhnya hal ini include dalam ke 7 syarat tersebut, terutama pada syarat adil yang berarti menjalankan hukum-hukum syara, dan pada syarat kapabel, yang diantaranya menyangkut pemahaman terhadap kitabullaah dan sunnah Rasulullah Saw, serta kesiapannya untuk menerapkan Islam secara kaffah dan konsisten.

Mekanisme pemilihan pemimpin dalam Islam diawali dengan tanggung jawab dan tujuan kepemimpinan tersebut menjadikan calon pemimpin dan output pemilu dalam sistem Islam pasti berkualitas. Tak akan ada praktik money politic dan suap menyuap karena sang calon pemimpin takut akan murkanya Allah SWT. Hal ini mencegah dikorupsinya uang negara untuk money politic. Calon pemimpin juga tidak akan membutuhkan biaya kampanye yang besar. Karena kulitas dirinya hakiki, tak butuh pencitraan. Juga tak butuh dana untuk membayar tim buzzer yang bekerja memviralkan sang calon di dunia maya.

Karenanya sudah saatnya kepemimpinan yang rusak dan batil ini dicampakkan, dan umat kembali menerapkan sistem kepemimpinan Islam yang terbukti telah membawa kemuliaan selama belasan abad. Caranya adalah dengan melalui proses penyadaran umat dengan ideologi Islam. Karena dengan cara ini, umat akan paham bahwa tak ada kemuliaan selain dengan hidup di bawah naungan hukum-hukum Allah. Dan hanya satu cara mewujudkannya, yakni dengan bejuang menegakkan kembali sistem kepemimpinan Islam, yakni Khilafah Islamiyah yang dijanjikan. yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a'lam bi ash-shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post