Save Hikma Sanggala, Selamatkan Intelektual Bangsa

Oleh : Netty Susilowati, SPd
(Kepala Sekolah Tahfizh Plus Khoiru Ummah Malang)

Ditengah hiruk pikuknya kondisi dalam negeri yang digempur Cina, apapun masalahnya, Cina solusinya, juga masalah disintegrasi bangsa dengan OPMnya, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kisruh di dunia kampus. Tempat intelektualitas bersarang. Tempat yang menunjukkan seberapa penting dan pedulinya Negara pada sebuah intelektualitas bangsanya. 

Adalah  Dr Abdul Aziz, M.Ag dosen IAIN Surakarta Fakultas Syariah yang menghebohkan jagat raya dengan disertasi yang penuh kontroversi tentang konsep Milk al Yamin terkait hubungan seks di luar nikah. Menurutnya hubungan seksual non marital boleh dengan catatan tidak dilakukan di tempat terbuka. Tidak dengan perempuan bersuami. Bukan secara homo dan bukan inses. Selebihnya boleh. Abdul Azis menerangkan alasan dirinya menuliskan disertasi  kontroversi itu karena prihatin dengan fenomena kriminalisasi terhadap hubungan seksual di luar nikah. Sampai dirajam, digerebek hingga didera 100 kali cambuk bagi yang sudah menikah. Padahal menurutnya hal itu tidak merugikan siapapun. Jadi dia menganggap hukum zina yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Alquran sebuah bentuk kriminalitas. Padahal sudah sangat jelas : 

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah (cambuklah) tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera (cambuk)”. (QS An Nuur : 2).

Jadi, dimana letak intelektualitas sebuah disertasi yang dikerjakan seorang doctor jika itu menentang ayat Allah yang sudah jelas tidak ada tafsir berbeda di dalamnya? Di satu sisi, ironi terjadi di kampus IAIN Kendari. 

Adalah Hikma Sanggala, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kendari, seorang mahasiswa berprestasi dengan IPK selalu diatas 3,5, pernah mendapatkan piagam Sertifikat Penghargaan Sebagai Mahasiswa dengan IPK terbaik sefakultas, mendapat Surat Keputusan Rektor IAIN Kendari Nomor 0653 Tahun 2019 Tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat sebagai Mahasiswa IAIN Kendari alias DO. Hanya karena kekritisannya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan keyakinannya, Islam Ideologis. Hikma Sanggala adalah koordinator Aliansi Mahasiswa Bersuara  (AMB) yang telah beberapa kali melakukan aksi mengkritisi kebijakan kampus maupun kasus-kasus yang menimpa mahasiswa/mahasiswi IAIN Kendari. Seperti dalam kasus pelarangan cadar, pelecehan mahasiswi KKN di Muna yang melibatkan kadesnya hingga aksi bela Islam.  Kekritisan, keberanian dan idealisme memegang Islam inilah yang menyebabkan penguasa kampusnya gerah. Dan menerbitkan surat DO setelah surat skorsing satu semester tak mampu membungkam kekritisannya. 

Jadi, mana kekritisan yang sebenarnya? Kritis melanggar syariah Islam atau kritis menentang kebijakan yang melanggar syariah Islam? Mana yang harus dipertahankan? Mana yang harus dilestarikan dikalangan intelektual kita? 

 Jika target pendidikan tinggi bangsa Indonesia hanya sekedar menjadi pintar dalam kertas, kuliah untuk kertas (ijazah), lulus kuliah kerja mencari kertas (uang kertas), pertahankan kedunguan ini. Maka kenikmatan duniawi yang hanya remah-remahnya akan terus mengalir. Para kapitalis akan memelihara orang-orang yang anti Islam dan merasa intelek saat menyerang Islam. Jika menginginkan generasi yang peka akan masalah umat dan berusaha mencari solusi, terapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Tidak hanya dalam bidang pendidikan. Karena sebuah sistem akan saling terkait. Sistem pendidikan akan berhubungan dengan sistem ekonomi yang dibangun juga berhubungan dengan kondisi politik yang ada dalam sebuah Negara. Imbasnya sistem sosial budaya juga akan terpengaruh dengan sistem yang ada. 

Kembalikan hak Hikma Sanggala sebagai mahasiswa, jika bangsa Indonesia masih peduli akan intelektual bangsa. Justru beri apresiasi ia, karena aktivitasnya bukan sekedar mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Juga bukan mahasiswa senang hura-hura. Yang tongkrongannya di caffe belaka.  Hikma Sanggala adalah satu bagian generasi muda yang kelak akan menjadi memimpin bangsa. Generasi yang mempunyai idealisme yang tinggi. Generasi yang mampu menyelamatkan negeri dari keterpurukan kondisi saat ini. Generasi yang dijanjikan Nabi, akan menjadi penakluk kota Roma nanti. Insyaallah dengan ijin Illahi Rabbi. 

#SaveHikmaSanggala
#JanganBungkamKami
#WeStandForHikmaSanggala
#JanganBuatKamiBodoh

Post a Comment

Previous Post Next Post