Makna Hijrah Para Perindu Surga

Oleh: Sumiati  
(Praktisi Pendidikan dan Member AMK )

Hijrah menurut KBBI adalah, hijrah /hij·rah / 1 n perpindahan Nabi Muhammad saw. Bersama sebagian pengikutnya dari Mekah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dan sebagainya dari tekanan kaum kafir Quraisy, Mekah; 2 v berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dan sebagainya).

Belakangan ini, kata hijrah begitu populer baik di masyarakat biasa maupun para selebritis. Bagi wanita, hijrah mereka terlihat dari pakaian syar'inya, bagi laki-laki pun demikian, mereka aktif di pengajian-pengajian, dan menampakkan kesungguhan hijrahnya di berbagai aktifitas. Hal ini tentu haruslah di respon positif oleh siapapun, agar proses hijrahnya merasa diakui hingga menguatkan azamnya. Mensuport dan mengapresiasi niat mulianya, doakan pula agar istiqomah. 

Dalam Islam sendiri, hijrah dalam konteks Islam berarti meninggalkan apa yang dibenci Allaah ta'ala menuju apa yang dicintaiNya, atau yang dikenal dengan istilah hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allaah ta'ala  (HR. Bukhari dan Muslim ).

Hari ini tanggal 1 Muharam 1441 H momentum hijrah sebagaimanayang dicontohkan Rasulullah saw sebagai tauladan kita.

Sebagaimana Firman-Nya:

Surat Al-Ahzab Ayat 21

 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا 

Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā 

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

 Sejatinya sudah saatnya umat Islam kembali kepada Islam kafah yang dibawa Rasulullah saw. Bukan Islam arahan penjajahan yang menyuruh untuk mengamalkan Islam hanya di masjid saja, namun ketika bermuamalah mereka tidak berpegang kepada Islam. Inilah yang disebut sekuler, sementara sekuler adalah aqidah dari kapitalis yakni memisahkan agama dari kehidupan. 

Dunia terus melaju hampir menuju akhir, sudah saatnya bagi para perindu surga memilah dan memilih jalan hijrah yang tepat, bukan hanya merubah penampilan namun haruslah merubah hingga ke jiwa-jiwa mereka, hingga setiap tingkah laku, perkataan dan setiap keputusan tidak keluar dari syariat Islam.

Momentun hijrah tahun ini cukup meriah, berbagai perhelatan dilakukan oleh kaum muslim, mengekspresikan cintanya kepada Allah ta’ala dan Rasul-Nya, bahkan tak lupa mengumandangkan shalawat Asyghil dengan penuh semangat, gemuruh doa pun menggema di seantero dunia. 
Masya Allaah..

(Habib Ahmad Bin Umar al-Hinduan Ba’alawiy)

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻭَﺃَﺷْﻐِﻞِ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺑِﺎﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ  .

ﻭَﺃَﺧْﺮِﺟْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻨِﻬِﻢْ ﺳَﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻭَﻋﻠَﻰ ﺍﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴﻦ .


ALLOHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN, WA ASYGHILIDZ DZOOLIMIINA BIDZ-DZOOLIMIINA (2x) WA AKHRIJNAA MIN BAYNIHIM SAALIMIIN WA 'ALAA ALIHI WA SHOHBIHII AJMA'IN

Artinya: “ Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zhalim agar mendapat kejahatan dari orang zhalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berilanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.

Sejarah Shalawat Asyghil

Do’a tersebut dipanjatkan oleh Imam Ja’far ash-Shadiq (wafat 138 H), salah seorang tonggak keilmuan dan spiritualitas Islam di awal masa keemasan umat Islam. Beliau hidup di akhir masa Dinasti Umaiyyah dan awal era Dinasti Abbasiyyah yang penuh intrik dan konflik politik.

Sholawat ‘Asyghil’ ini juga dikenal dengan sebutan Sholawat ‘Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Baalawy’ (wafat 1122 H). Dikarenakan sholawat ini tercantum di dalam kitab kumpulan sholawat beliau, ‘al-Kawakib al-Mudhi’ah Fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah’. Namun beliau hanya mencantumkan, bukan mengarang redaksinya.

Sholawat Asyghil ini pertama kalinya dipopulerkan di Indonesia melalui pemancar radio milik Yayasan Pesantren As-Syafi’iyyah yang diasuh ulama besar Betawi, almarhum KH Abdullah Syafi’i (wafat 1406 H). Sholawat ini dibawakan dengan nagham (nada) yang sangat menyentuh hati, indah didengar dan terasa sejuk di hati pembaca dan pendengarnya. semoga syafaat kanjeng nabi dapat menyelamatkan kita saat di padang mashar, aamiin.

Di tengah carut marut negeri ini, lantunan shalawat yang berisikan doa begitu menggugah setiap jiwa, diberbagai pelosok tak henti-hentinya mengumandangkan shalawat Asyghil, semoga Allaah ta'ala mengabulkan, hingga para penguasa dzalim mendapatkan balasan, Islam rahmatan lil 'aalamiin tegak di bumi ini.
Allaahu Akbar.
Wallaahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post