Bukti kecintaan kepada Allah dan RosulNya

Oleh : Nila Trisnawati 
(Member Komunitas Muslimah Peduli Generasi Palembang)

Mencintai seluruh ajaran Islam adalah konsekwensi keimanan seorang Muslim. Seorang Muslim tidak boleh memilih syariat islam sesuai dengan apa yang ia sukai saja. Misalnya melaksanakan sholat tetapi menolak kewajiban menutup aurat, melaksanakan puasa tetapi menolak zakat, mencintai ibadah haji tetapi menolak berqurban, menerima ajaran Islam seputar akhlak tetapi menolak poligami, melakukan pengajian  tetapi tetap Ikhtilat dalam berinteraksi sesama muslim.

Seperti apa yang disampaikan oleh ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie kepada para anggota partai yang dipimpinnya tidak akan pernah mentolerir apalagi mendukung praktik poligami. Mantan presenter berita itu pun dengan tegas melarang seluruh kader, pengurus dan anggota legislatif yang berasal dari PSI untuk praktik poligami, walaupun sebagian besar kader partai tersebut adalah muslim. CNN Indonesia. Selasa. 11/12.

Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh mencintai sebagian ajaran Islam, tetapi membenci sebagian lainnya. Menerima sebagian hukum Islam, tetapi menolak sebagian yang lainnya.

Mencintai Allah SWT tentu harus dibuktikan dengan menerima, mengikuti, dan mengamalkan seluruh ajaran dan tuntunan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31 yang artinya: Katakanlah, "Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian". 

Mencintai Allah SWT tentu harus dibarengi dengan mencintai Rasulullah saw., kekasih-Nya. Kecintaan kepada Rasulullah saw. juga merupakan konsekwensi keimanan seorang Muslim. Rasul saw. sendiri yang menyatakan demikian: "Belum sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sampai ia menjadikan aku lebih dicintai dari kedua orangtuanya, anaknya, dan seluruh manusia." (HR.al-Bukhari). 

Karena itu tidak layak seorang Muslim mengaku beriman kepada Allah SWT, tetapi tidak mencintai Rasulullah saw., kekasih-Nya. Tidak layak pula ia mengklaim mencintai Raaulullah saw., kekasih-Nya, tetapi tidak mencintai bahkan membenci ajarannya, mengabaikan hukum-hukum yang beliau bawa, apalagi sampai memusuhinya. 

Tak selayaknya seorang Mukmin berperilaku seperti seorang kafir yang selalu menentang ayat-ayat-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 72 yang artinya: Jika dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang-benderang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Sesungguhnya pergolakan antara kebenaran dan kebatilan akan terus berlangsung sampai hari kiamat.

Tanda Mencintai Islam
Apa sajakah tanda seseorang mencintai agama Allah SWT? 

Pertama: Mentauhidkan Allah SWT dan menaati seluruh aturan-Nya, serta tidak menyamakan-Nya dengan kecintaan dan ketaatan kepada selain-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 165 yang artinya: Di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah SWT. Mereka mencintai tandingan-tandingan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Orang,-orang yang beriman amat dalam cintanya kepada Allah SWT. 

Kedua: Mengikuti risalah Nabi Muhammad saw. secara totalitas. Allah SWT berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 31 yang artinya: Katakanlah, "Jika kalian benar-benar mencintai Allah SWT, ikutilah aku, niscaya Allah SWT mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." 

Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya tentu mengharuskan setiap Muslim tunduk pada seluruh ajaran Islam baik dalam Akidah maupun Syariah secara Ikhlas. Baik dalam urusan Ibadah, Muamalah, Pernikahan, Pendidikan, Sosial hingga Politik dan Pemerintahan.Inilah konsekwensi keimanan dan kecintaan pada Allah SWT dan Rasul-Nya. 

Ketiga: Mendahulukan Allah SWT dan Rasul-Nya di atas segalanya ( lihat: TQS At-Taubah (9): 24). Orang-orang beriman tidak akan memberikan loyalitas, berkasih sayang dan pergaulan dengan orang-orang yang justru memusuhi Allah SWT dan Rasul-Nya serta AgamaNya. 

Dalam kisah sejarah kita dapati banyak sahabat yang rela berpisah dengan orangtua, suami, istri, anak dan kaumnya karena perbedaan keyakinan. Mushab bin Umair  berlepas diri dari kedua orangtuanya yang musyrik. Demikian pula Saad bin Abi Waqqash berpisah dari ibunya. Putri-putri Rasulullah saw., Ruqayyah dan Ummu Kaltsum ra., ikhlas diceraikan oleh suami-suami mereka, karena memilih beriman dan taat pada Allah dan Rasul-Nya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-quran Surat at-Taubah (9) ayat 23 yang artinya: Hai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian menjadi wali (kalian) jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Siapa saja di antara kalian yang menjadikan mereka sebagai wali (kalian), maka mereka itulah orang-orang yang zalim.  

Demikianlah sikap yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Semoga kita termasuk di dalamnya. Waallahu'alam[]

Post a Comment

Previous Post Next Post