BPJS Kian Mencekik


Oleh : Arsy Novianty
Member Akademi Menulis Kreatif


Rekomendasi Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mengerek iuran BPJS Kesehatan ramai diperbincangkan di dunia maya. Banyak netizen yang mempersoalkan rencana tersebut. Alhasil, hashtag #BPJSMencekik pun menjadi trending topic Indonesia di twitter pagi ini.

Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, per pukul 10.53 WIB, sudah ada 1.447 tweet soal #BPJSMencekik.

Berikut adalah sejumlah tweet yang semuanya merasa keberatan dengan usulan Sri Mulyani:

@BundaTxxx
Gak kira2 naiknya...
Jadi beginilah caranya pemerintah Memanjakan rakyat nya
KLS 1 : Rp.80.000,- Jadi Rp.120.000,-
KLS 2 : Rp.51.000,- Jadi Rp.80.000,-
KLS 3 : Rp.25.500,- Jadi Rp.42.000,-

@Prof_Kxxx
Bunuh aja sekalian biar kalian puas,
Gak bosen2 menyengsarakan rakyat ni manusia.

@hacknet***
Nyari duit makin susah Bu menteri kok malah mau naik "
wong cilik makin di cekik

@Olivexxx
Pengen tau tanggapan rakyat tweetland ttg tarif  BPJS yg akan dinaikkan hampir 100%
Menurut kalian tarif BPJS yg akan diusulkan nanti gmn ???

@hacknet_xxx
Yang sepakat menolak kenaikan bpjs
Kerek tagar ini lur


BPJS kini mulai menjadi permasalahan ditengah-tengah masyarakat, bahwasanya dengan adanya kenaikan tarif itu membuat beberapa kalangan tak sanggup membayarnya. BPJS yang mencekik masyarakat kecil mulai mengeluhkan hal ini semua, untuk makan sehari-hari saja susah apalagi dengan adanya  kenaikan iuran BPJS rakyat makin melarat.

Orang-orang yang telah menggunakan BPJS juga tak semuanya mendapatkan pelayanan yang baik, ada juga yang mengabaikan dan lebih mengutamakan pasien  yang menggunakan lewat umum ketimbang pasien yang menggunakan BPJS, dari sana pun kita sudah bisa tahu sendiri. Bahwasanya BPJS tidak menjamin setiap individu malah memberatkan sebagian pihak.

Dimana ini merupakan sistem baru dalam bidang kesehatan, masyarakat dipungut biaya setiap 1 bulan sekali guna untuk kepentingan jasa kesehatan, jika sakit datang menghampiri maka kita bisa menggunakan BPJS tersebut.

Apa sebenarnya hukum menggunakan BPJS?

BPJS sekarang faktanya adalah asuransi konvensional. Maka MUI mengharamkan BPJS dengan alasan-alasan yang digunakan untuk mengharamkan asuransi konvensional (at ta`miin), yaitu adanya unsur gharar (ketidakpastian, uncertainty), riba (bunga), dan maisir (judi/spekulasi).

Alasan-alasan itu memang ada pada fakta BPJS saat ini. Misalnya, dana premi (iuran) yang dibayarkan peserta BPJS ternyata diinvestasikan dalam usaha-usaha non halal, yaitu deposito dan obligasi konvensional yang berbunga (riba). Selain itu, dana surplus dan defisit underwriting dalam BPJS ternyata dikelola dengan basis gharar dan pinjaman berbunga (riba).


BPJS berbeda-beda iurannya, ada yang kelas atas, menengah hingga bawah. Sungguh ironis, kesehatan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah kini dilempar tangan pada rakyat, tugas seorang pemimpin adalah memenuhi kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan, papan.

Tapi kini berbalik sudah, masyarakat ikut andil dalam bidang kesehatan.

Sampai kapan sistem pengelolaan kesehatan seperti ini harus dipertahankan? Cukupkah dengan sekedar tak menjadi nasabah BPJS Kesehatan? Padahal, asal selidik saja. Semua ini akibat lepas tangannya tanggung jawab negara untuk menangani urusan kesehatan warganya. Pemerintah “cari aman” dengan menggadaikan perkara kesehatan publik pada BPJS Kesehatan.

Karena itulah wahai seluruh rakyat negeriku, mari perhatikan sabda Rasulullah ﷺ berikut ini:
.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ. فَالإمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ
.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (HR. al-Bukhari).


Lantas solusi untuk menyelesaikan ini semua bagaimana? Masih ingatkah kita bahwa ada sistem  yang berasal dari Allah, bukan sistem buatan manusia yang akalnya terbatas, ini merupakan sistem yang telah berhasil berdiri hingga 1300 tahun lamanya, bukan waktu yang sedikit 'kan? Jika kita menerapkan sistem tersebut niscaya kehidupan dalam masyarakat akan damai, tak perlu banyak biaya untuk hidup, hanya sekedar mencari nafkah bagi laki-laki untuk kebutuhan yang pokok saja, karena masalah pendidikan, kesehatan, itu pemerintah yang jamin.

Oleh karena itu, mari kita tegakkan sistem Islam secara keseluruhan agar kesejahteraan dapat kita rasakan.

Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post