Kemelut Sampah Impor di Negeri Tercinta

Penulis : Ummu Aqiil

Impor sampah akhir-akhir ini menjadi permasalahan bagi negeri tercinta Indonesia.Belum tuntas penanganan masalah sampah domestik ,kini Indonesia menjadi ladang impor sampah dari berbagai dunia.

Awal bulan Mei 2019 terkuak sampah impor setelah pertama kali di temukan oleh Lembaga Nirlaba Lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) bersama The Party Department , yang mana sebelas kontainer berisi sampah plastik impor yang akan dikirim ke Surabaya, Jawa Timur dan sisanya rencana dikirim ke Batam dan kepulauan Riau.
( Katadatanews )

Sementara pada tanggal 25/6/2019, Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi dalam jumpa pers di kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) di Jakarta, mengatakan agar Presiden Joko Widodo segera menghentikan Impor Sampah karena para peneliti mendapati sejak tahun 2015 Indonesia merupakan negara kedua pencemar laut dunia setelah China.Ditambahkannya, ada 43 Negara mengimpor sampahnya ke Jawa Timur yaitu Amerika serikat, Italia, Inggris, Korea Selatan, Australia, Singapura, dan Kanada.
Sementara itu Aktivitas Lingkungan dari beragam organisasi yang tergabung dalam Aliansi Zero Waste Indonesia mendesak Presiden Joko Widodo untuk menghentikan Impor Sampah.

Impor Sampah yang terjadi di Indonesia sebenarnya efek dari China, Malaysia, Filipina, Vietnam yang telah menutup pintu terhadap impor sampah plastik Dan Malaysia adalah salah satu yang menargetkan larangan Impor Sampah plastik tahun 2021 mendatang.
( VOA Indonesia.com,25/6/2019 ).

Belum tuntas penanganan sampah domestik, bagaimana mungkin Pemerintah mengijinkan Impor Sampah hingga berjuta-juta ton banyaknya. Volume Sampah di kota Medan misalnya , Ramadhan 2019 baru ini mengalami peningkatan.Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan mengatakan Volume Sampah meningkat sekitar 10 persen hingga 15 persen pada saat Ramadhan dibanding hari biasa.Dan paling banyak di kawasan pasar dan kawasan penduduk muslim yang padat.Menurutnya ini di picu tingginya aktivitas memasak saat sahur dan berbuka puasa.
( Sumut Pos,20/5/2019 ).

Tentu sebagai Umat Islam kita merasa malu mendengar pernyataan ini.Karena di dalam Islam sendiri telah di atur dalam menanggulangi sampah.Sebiji nasi yang jatuh ketika tidak di ambil lagi akan menjadi jatah makanan bagi syaitan dan statusnya berubah secara otomatis menjadi sampah yang tidak berguna.Dan hal ini bisa dihindari dengan mencuci nasi yang jatuh tersebut dan memakannya kembali.Islam sangat melarang Tabdzir yaitu menghambur-hamburkan   harta atau menyia-nyiakan harta yang bisa di manfaatkan kembali.

Allah SWT berfirman dalam Qur'an Surah Al-Isra ayat 27 dan 28 yang artinya :
"Janganlah kalian berbuat tabdzir karena orang-orang yang mubadzir adalah saudaranya setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya ".
Dalam hal sebiji nasi saja di atur dalam Islam , tentu tidak akan terjadi impor sampah yang menggunung? 

Didalam Islam juga selalu di anjurkan hidup bersih, membuang sampah pada tempatnya.Dan menjaga kelestarian alam.
Banyak hadits yang menjelaskan tentang kebersihan salah satunya Hadits riwayat Tirmidzi no.2723 yang artinya :
"Sesungguhnya Allah SWT itu baik.Dia menyukai kebaikan.Allah itu bersih.Dia menyukai kebersihan.Alah itu mulai.Dia menyukai kemuliaan.Allah itu dermawan.Dia menyukai kedermawanan.Maka bersihkanlah olehmu tempat-tempat mu ".

Jika ini sudah menjadi cerminan suatu negeri tentu tidak akan membiarkan negeri lain semena- mena terhadap negerinya dengan membiarkan sampah masuk mengotori negeri tercintanya.Semua permasalahan solusinya ada dalam Islam.
Wallahu A'lam Bish Shawab.
Previous Post Next Post