Indonesia Merdeka, Benarkah? 



Oleh: Zahra Aulia
 Aktivis dan Penulis Bela Islam

Sejak awal Agustus Indonesia sudah disibukkan dengan agenda perayaan kemerdekaan yang menjadi rutinitas setiap tahunnya. Berbagai lomba diselenggarakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Lomba panjat pinang menjadi salah satu lomba favorit di masyarakat padahal itu peninggalan penjajah Belanda.

Merayakan kemerdekaan adalah sebagai ekspresi bahwa Indonesia telah merdeka. Bentuk rasa syukur karena sudah terlepas dari penjajahan ala Belanda maupun Inggris yang telah memorakporandakan negeri tercinta hingga merdeka dengan perlawanan yang dilakukan oleh para kiai dan santri serta para pahlawan nasional lainnya.

Hari kemerdekaan Indonesia ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hal ini untuk memperingati  proklamasi kemerdekaan  Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan hari proklamasi kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di istana merdeka, seluruh bagian masyarakat ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing. (Wikipedia)

Luar biasa antusiasme masyarakat merayakan hari kemerdekaan ini. Namun apakah ini menjadi bukti bahwa Indonesia merdeka dengan hanya sebatas upacara belaka dan sederet lomba yang berakhir tanpa bekas yang nyata?

Padahal angka kemiskinan masih tinggi. Badan pusat statistik (BPS) per Maret 2019 mencatat masih terdapat 25,14 juta jiwa atau 9,14 persen penduduk miskin dari total 260 juta penduduk di Indonesia. (Beritagar.id, 02/07/2019)

Sumber daya alam masih dikuasai asing. Saham PT Freeport Indonesia sudah dikuasai Indonesia sebesar 51,2 persen dan resmi beralih ke PT Inalum, induk holding pertambangan. Tegas pak Jokowi. (merdeka.com, 10/01/2019) 

Angka pengangguran juga mencapai 6,82 juta orang. (CNN Indonesia.com, 06/05/2019)

Di samping itu masalah ketidakadilan di negara kian menjadi dan sangat mengkhawatirkan. Kriminalitas, pendidikan yang tak memadai, pergaulan bebas, diskriminasi, pelanggaran HAM, islamofobia, perebutan kekuasaan dan kasus korupsi sudah menjadi hal yang biasa. Sungguh sebuah ironi. Dengan segudang problematika yang ada, layakkah Indonesia dikatakan merdeka?

Kemerdekaan Hakiki

Kemerdekaan adalah disaat suatu negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya.(Wikipedia) 

Sedangkan menurut pandangan Islam merdeka adalah penyerahan kekuasaan menentukan hukum, halal dan haram kepada Allah semata. Menghamba hanya kepada Allah yang Maha Kuasa pemilik alam semesta bukan kepada makhluk ciptaan yang terbatas.

Islam punya cara dalam meraih kemerdekaan yang hakiki dan itu sudah dicontohkan oleh baginda Rasulullah Saw. sebagaimana Rasulullah pernah mengirim surat kepada penduduk Najran. Di antara isinya berbunyi:

“ Amma ba’du Aku menyeru kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan  kepada sesama hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian agar berada dalam kekuasaan  Allah dan membebaskan diri dari penguasaan oleh sesama hamba (manusia)…”(Al-Hafizh Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, v/553).

Maka sudah selayaknya negara Indonesia mengambil alih segala hal yang berada di bawah tekanan penjajah. Meraih misi kemerdekaan hakiki yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah Saw. maka untuk meraih kemerdekaan ini tidak lain hanya dengan kembali kepada ajaran Islam.

Islam datang bukan hanya sebatas untuk ibadah ritual saja tetapi sejatinya mengeluarkan manusia dari kehidupan yang penuh dengan kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Namun cahaya yang terang benderang tersebut belum bisa dinikmati sepenuhnya karena memang induk dari segala permasalahan belum terselesaikan.

Misi mulia ini akan terealisasi ketika umat sadar dan bangkit serta para penguasa mau dan sadar untuk mengambil Islam sebagai dasar dalam mengatur kehidupan sehingga Islam yang rahmatan lil ‘alamin bisa diwujudkan yakni dengan penegakkan khilafah dan penerapan syariat secara kaffah.

Semoga kita menjadi orang yang mengambil bagian dalam meraih kemerdekaan hakiki yang dirindukan oleh insan di dunia ini.  
Wallahu a’lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post