Ramadhan, Bulan Junnah

Oleh. Sofia Ariyani, S.S 
(Member Akademi Menulis Kreatif)

Ramadhan adalah bulan mulia, bulan yang dirindu umat Islam karena di dalamnya Allah Swt limpahkan ampunan, Allah lipat gandakan pahala, Allah belenggu setan-setan, Allah tutup pintu neraka. Di dalamnya Allah turunkan Alquran serta ada malam istimewa, Lailatul Qadar. Dan sebagai perisai seorang muslim. 
Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Puasa adalah perisai” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dikatakan sebagai perisai karena mampu menjadi pelindung  di dunia dan akhirat bagi pengamalnya. Puasa akan menghalangi pengamalnya dari segala kemaksiatan dan menghalanginya dari api neraka.
Sebagaimana Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah: 183).

Sejatinya ketika seorang muslim benar-benar mengamalkan puasa ramadhan atas dasar kepatuhan kepada Allah Swt maka ia akan menjauhi kemaksiatan. Ia akan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Tentunya mengamalkan seluruh syariah-Nya baik terkait ibadah mahdhah maupun ghoiru mahdhah, makan, minum, pakaian, minuman, pakaian, akhlak, muamalah (ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya), uqubat (sanksi hukum) seperti hudud, jinayat, ta’zir maupun mukhalafat.

Bukan ketakwaan jika seorang muslim biasa melakukan shalat, puasa Ramadhan, menunaikan ibadah haji ke Baitullah namun ia pun melakukan riba, suap dan korupsi, berdusta, dzalim terhadap rakyat apalagi menolak penerapan syariah secara kaffah.

Dan tidak hanya puasa yang bisa mengantarkan seorang muslim kepada ketakwaan. Tapi menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya pun merupakan jalan untuk takwa kepada Allah Swt. Artinya menjalankan syariah-Nya merupakan jalan ketakwaan. Sebagaimana Alquran menjelaskan:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan dalam qishaash itu ada (Jaminan Berkelanjutan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, harap kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 179)
وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون
“Sungguh ini  (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. Al An’am: 153)

Sangat jelas bahwa tak cukup untuk meraih derajat takwa hanya dengan berpuasa. Ibadah kepada Allah, pelaksanaan hukum qishash serta keberadaan dan keistiqomahan kita di jalan Islam serta melaksanakan seluruh syariah Islam, semua itulah yang mengantarkan kita meraih derajat takwa. Bahkan dakwah dan jihad di jalan Allah pun ketika di bulan Ramadhan juga sebagai bentuk ketakwaan. Sebagaimana Rasulullah Saw dan kaum muslimin banyak berperang di bulan Ramadhan melawan kekufuran, penghambaan terhadap selain Allah Swt.

Pada awal-awal tahun hijrah ke Madinah perang Badar terjadi di bulan Ramadhan dan sukses dengan kemenangan. Lalu diikuti pada ramadhan-ramadhan berikutnya dengan penaklukan kota Makkah, perang Qadisiyah mengalahkan Persia, menghancurkan Romawi di Tabuk, Sirakusa, maupun Manzikert, penaklukan Andalusia.

Kekalahan Tartar Mongol oleh Sultan Qurtuz, kemenangan Shalahudin atas pasukan salib Jerusalem hingga sukses Mesir mengalahkan Israel terjadi di bulan Ramadhan. Kemerdekaan negara Indonesia juga terjadi di bulan suci ini. Bulan Ramadhan adalah bulan jihad.

Puasa di bulan Ramadhan memang ibadah mahdhah, ibadah vertikal kepada Allah Swt. Sekalipun ibadah puasa ramadhan adalah ibadah mahdhah karena di dalamnya ada ibadah lainnya seperti shalat tarawih, tadarus Alquran, memperbanyak sedekah, dan sebagainya. Namun, umat Islam tidak banyak yang mengetahui bahwa ramadhan adalah bulan dakwah dan jihad. 

Dan seharusnya momen puasa Ramadhan bisa menjadi contoh bagi bulan-bulan berikutnya, dimana seluruh muslim menerapkan syariah-Nya tidak hanya pada bulan Ramadhan. Karena puasa Ramadhan tidak hanya bertujuan mewujudkan keshalihan individu tapi juga keshalihan umat, maka adalah kewajiban bagi kaum muslim untuk menerapkan syariah-Nya di seluruh aspek kehidupan. Dan negara berperan penting dalam penerapan syariah Islam secara menyeluruh dan ini akan memunculkan suasana ketakwaan bermasyarakat dan bernegara.

Wallahu’alam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post