Hidup Berkah dan Mulia Bersama Al- Alqur'an

Penulis : Sujilah

Ramadhan adalah bulan agung. Salah satunya bulan al-Quran (syahr    al-Quran). Sebab di bulan Ramadhan ini Allah menurunkan al-Quran ke langit dunia, untuk kemudian Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Lewat perantara malaikat jibril. Karena itu di bulan Ramadhan ini kaum Muslim lebih banyak lagi membaca al-Quran dibandingkan dengan dibulan-bulan lain. Kaum Muslim pun menyebut Ramadhan sebagai bulan keberkahan (syahr [un] mubarak).

Ramadhan disebut juga bulan al-Quran, karena kaum Muslim diminta untuk menggemarkan membaca al-Quran pada bulan shaum ini. Generasi terdahulu dari kalangan orang-orang sholeh, biasa menghidupkan Ramadhan dengan sibuk membaca al-Quran. Apalagi pada  bulan Ramadhan  Nabi Saw bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah, bagi dia satu kebaikan, sementara satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali (HR at-Tirmdzi)

Para ulama menjadikan al-Quran sebagai salah satu amal yang banyak mereka kerjakan selama bulan Ramadhan, baik di dalam sholat maupun di luar sholat. Banyak orang yang mengkhatamkan al-Quran berkali-kali pada bulan Ramadhan.

Imam asy-Syafi'i mengkhatamkan al-Quran sebanyak 60 kali sepanjang Ramadhan. Imam Malik setiap kali memasuki bulan Ramadhan meninggalkan kajian hadits agar fokus membaca dan mengkaji al-Quran dari mushaf. Al-Quran adalah kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui malaikat jibril.

Mengimani al-Quran adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Mengingkari al-Quran, secara keseluruhan ataupun sebagian adalah kekufuran. Allah SWT telah mengingatkan bahwa tidak akan masuk surga orang yang membangkang dan menyombongkan diri terhadap al-Quran. Al-Quran adalah petunjuk dalam kehidupan, bahkan memiliki kedudukan dan peran yang urgen bagi kaum Muslim.

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang haq dan yang batil)(TQS : al-Baqarah [2] :185).

Al-Quran banyak memberikan petunjuk seputar keimanan seperti sifat dan zat Allah, Kisah umat-umat terdahulu, malaikat, jin, iblis, hari akhir,  surga, dan neraka, dll. 

Semuanya merupakan petunjuk agar umat manusia tidak jatuh dalam khurafat, tahayul, syirik dan kekufuran. Al-Quran juga berisi petunjuk seputar hukum bagi umat manusia. Karena manusia membutuhkan aturan yang dapat menata kehidupan mereka. Al-Quran misalnya, membahas tentang keharaman ekonomi ribawi  (lihat, Qs: al-Baqarah [2] :278). Al-Quran membahas hukum pidana bagi pelaku perampokan dan kekerasan (Qs: al-Maidah [5] : 33). Al-Quran juga menetapkan hukum-hukum politik dan pemerintahan (Qs: al-Maidah [5 ] : 48). Al-Quran adalah kitab paripurna  tak ada satu pun yang luput dari pembahasannya. Allah SWT berfirman:

Kami menurunkan kepada kamu al-kitab (al-Quran) sebagai penjelasan segala sesuatu serta petunjuk rahmat dan kabar gembira bagi kaum Muslim (TQS an-Nahl [16] :89). 

Selama empat belas abad silam, kaum Muslim telah hidup bersama al-Quran. Al-Quran adalah sebagai pedoman kehidupan,  hasilnya kaum Muslim mencapai kejayaan. Islam tersebar ke hampir dua pertiga dunia. Kaum Muslim  pun memimpin dunia berkat tunduk pada al-Quran. Kepemimpinan kaum Muslim dengan al-Quran mendatangkan keadilan dan menjunjung kemanusiaan. Berbeda dengan gaya kepemimpinan kaum imperialis Barat yang menindas warga pribumi. 

Banyak cendikiawan Barat yang secara jujur mengakui kehebatan al-Quran, karena itu tebtu aneh jika ada diantara kaum Muslim yang masih meragukan kelayakan al-Quran untuk diterapkan dalam kehidupan. Penerapan hukum-hukum Islam telah menjauhkan kaum Muslim dan umat manusia dari krisis multidimensi, sosial, ekonomi, politik dan pemerintahan. Pelarangan ekonomi ribawi dibarengi dengan penggunaan mata uang emas dan perak, misalnya telah menjaga stabilitas perekonomian umat berupa harga yang stabil. Kejadian ini terjadi bukan dalam satu dekade,tapi berabad-abad. 

Beda kebalikannya dengan sistem ekonomi kapitalis yang berulang mengalami guncangan, dan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Maka tidak selayaknya al-Quran sekadar menjadi hiasan di lisan kita. 

Hendaknya hukum-hukum al-Quran sebagai aturan dalam kehidupan kita. Sungguh kita akan dihisab di Akhirat tentang al-Quran. Apakah kita menerapkan isinya dalam kehidupan ataukah menelantarkan nya. []

Post a Comment

Previous Post Next Post