Pendidikan Dalam Kapitalis Vs Islam

Penulis : Sania Nabila Afifah
Komunitas Muslimah Rindu Jannah

Dunia saat ini dalam cengkraman kapitalisme, segala keputusan tak akan pernah berpihak kepada umat Islam. Umat Islam akan selalu dijadikan sapi perah oleh orang Kapitalis. Dijadikan lahan menjajakan idenya. Kapitalisme sekuler mendominasi di semua lini kehidupan. Termasuk pendidikan yang saat ini serba mahal dan proses yang rumit. Pendidikan berbiaya mahal adalah buah dari rezim kapitalis. Pelayanan yang rumit dan mahal menjadikan kesenjangan dalam kehidupan. Seakan-akan orang kaya saja yang boleh mengenyam pendidikan.

Jakarta:  Riset yang dilakukan Haruka Evolusi Digital Utama (HarukaEDU) di 2018 menyebutkan, 79% lulusan SMA/SMK yang sudah bekerja tertarik untuk melanjutkan kuliah lagi.  Namun 66% responden di antaranya urung kuliah karena mengaku terkendala biaya.

CEO HarukaEDU, Novistiar Rustandi mengungkapkan, tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap dunia pendidikan tergolong masih rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah siswa di Indonesia yang melanjutkan ke perguruan tinggi meningkat setiap tahunnya, yakni pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 1,08 juta mahasiswa baru dan di tahun 2014/2015 mencapai 1,45 juta mahasiswa baru.

"Namun, hanya 8,15 persen dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi," kata Novistiar, di Jakarta, Senin 24 Desember 2018. Dikitip dari mediacom.

Salah satu kendala yang banyak ditemui oleh para lulusan SMA dan SMK untuk langsung melanjutkan ke perguruan tinggi di antaranya adalah persoalan biaya.  Bahkan persoalan biaya juga masih membayangi para lulusan SMA/SMK tersebut, meskipun mereka telah bekerja dan memiliki penghasilan.  

"Dari hasil riset kami, ada 66% pekerja lulusan SMA/SMK kesulitan biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. meskipun mereka ingin sekali kuliah lagi," terang Dia. 

Kemitraan ini membuka akses bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan tinggi dan meningkatkan kompetensi diri melalui produk “BFI Education” milik BFI Finance.  Program ini  mengakomodir pembiayaan cicilan kuliah blended learning di platform “Pintaria”, portal pendidikan yang didirikan oleh HarukaEDU.

"Kami menggandeng Pintaria dengan memberikan alternatif pembiayaan untuk mendukung pendidikan yang bisa diakses dimana saja oleh masyarakat,” ucap Yefta.

Untuk diketahui, Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi di Indonesia saat ini juga cukup mengkhawatirkan, yakni hanya mencapai 31,5 %.  Di mana angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Ekonomi adalah salah satu alasan mengapa banyak dari penduduk Indonesia yang tidak bisa mengenyam pendidikan sesuai harapan. Sebab selamanya pendidikan tak akan pernah murah bahkan gratis jika kita masih dalam kubangan sistem kapitalis.

Sebab tujuan utamanya tidak lain hanyalah untuk mendapatkan keuntungan dari apa yang telah disepakati antara pemerintah dan badan-badan penyelenggara yang ada di bawah pemerintah.

Walau pemerintah telah menggratiskan biaya pendidikan tetapi sayangnya hal itu hanya untuk segelintir orang saja. Itupun melalui proses yang rumit. Harus ada pendataan yang detail tentang kondisi si anak yang akan diberi pelayanan pendidikan gratis.

Pada fase pendidikan 4.0 dengan perkembangan industri dan teknologi berciri sistem digital, artifisial, virtual dan berskala global, peningkatan kualitas SDM menjadi syarat utama. Dalam upaya untuk menyesuaikan diri dalam fase ini, maka diperlukan akses pendidikan seluas-luasnya agar semua kalangan dapat mengenyam pendidikan yang layak.

Mampukah generasi saat ini bersaing di era 4.0 ini, jika biaya pendidikan mahal. Dan pemberian bantuan yang dilakukan oleh pemerintah adalah tebang pilih.

Bantuan pemerintah hanya mengenai segelintir siswa tidak mengenai semua yang membutuhkan. Masih banyak yang terkendala biaya, bantuan pencitraan bukan bentuk tanggung jawab negara pada rakyat.

Sistem Islam memiliki mekanisme jaminan layanan pendidikan tinggi secara adil tanpa tebang pilih.

Negara Sebagai Penyelenggara

Dalam Islam negara lah yang berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan yang diterapkan, bukan hanya persoalan yang berkaitan dengan kurikulum, akreditasi sekolah/PT, metode pengajaran, dan bahan-bahan ajarnya, tetapi juga mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secara mudah.

Rasulullah saw. bersabda:
Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rakyatnya. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dana, Sarana, dan Prasarana
Setiap kegiatan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana-sarana fisik yang mendorong terlaksananya program dan kegiatan tersebut sesuai dengan kreativitas, daya cipta, dan kebutuhan. Sarana itu dapat berupa buku-buku pelajaran, sekolah/kampus, asrama siswa, perpustakaan, laboratorium, toko-toko buku, ruang seminar-audiotorium tempat melakukan aktivitas diskusi, majalah, surat kabar, radio, televisi, kaset, komputer, internet, dan lain sebagainya. Dengan demikian, majunya sarana-sarana pendidikan dalam kerangka untuk mencerdaskan umat menjadi kewajiban negara untuk menyediakannya. 

Berdasarkan sirah Nabi saw. dan tarikh Daulah Khilafah Islam (Al-Baghdadi, 1996), negara memberikan jaminan pendidikan secara gratis dan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh warga negara untuk melanjutkan pendidikan ke tahapan yang lebih tinggi dengan fasilitas (sarana dan prasarana) yang disediakan negara. Kesejahteraan dan gaji para pendidik sangat diperhatikan dan merupakan beban negara yang diambil dari kas Baitul Mal. Sistem pendidikan bebas biaya tersebut didasarkan pada Ijma Sahabat yang memberikan gaji kepada para pendidik dari Baitul Mal dengan jumlah tertentu. Contoh praktisnya adalah Madrasah al-Muntashiriah yang didirikan Khalifah al-Muntashir Billah di kota Baghdad. Di sekolah ini setiap siswa menerima beasiswa berupa emas seharga satu dinar (4,25 gram emas). Kehidupan keseharian mereka dijamin sepenuhnya oleh negara. Fasilitas sekolah disediakan seperti perpustakaan beserta guru yang mendampingi.

Hanya sistem Islam sajalah pendidikan gratis dan menyeluruh akan terwujud. Sudah saat nya kembali kepada Islam kaffah dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post