Khilafah : Lonceng Kematian Bagi Peradaban Barat

Penulis : Trisnawaty A 
(Revowriter, Makassar)

Pelan tapi pasti, gaung khilafah tak bisa dibendung. Bahkan di suasana politik yang sedang memanas dikaitkan dengan isu khilafah. Dimana-mana, umat bangga bicara Khilafah, dari latar belakang dan profesi yang berbeda.  Tidak hanya di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim,  bahkan barat sebagai negara pengemban idelogi kapitalisme jauh sebelumnya telah meyakini akan kembalinya  khilafah. Dalam laporannya yang berjudul Mapping The Global Future, National Intelligence Council (NIC) memprediksi bahwa khilafah sangat mungkin tegak pada tahun 2020. 

Pernyataan dan pemahaman mereka persis seperti penguasa Romawi (Heraklius) pada zaman Rasulullah saw. Presiden AS George W. Bush dalam pidatonya di White House pada september 2006. Saat itu berkata, “Mereka ingin mendirikan kekuatan politik utopia di seluruh kawasan Timur Tengah yang mereka namakan Khilafah, di mana semua diperintah berdasarkan ideologi mereka yang penuh kebencian. 

Saya tidak akan membiarkan ini terjadi, dan juga tidak ada satu Presiden AS pun dimasa mendatang yang akan membiarkan hal ini.”(Dailycaller.com). Sebelumnya tahun 2002. Putin, Presiden Rusia pada bulan desember mengumumkan, “Terorisme internasional telah mengumumkan peperangannya atas Rusia dengan tujuan merampas peperangannya atas Rusia dengan tujuan merampas sebagian wilayah Rusia dan mendirikan khilafah islamiyah”.

Khilafah : Lonceng Kematian Bagi peradaban Barat
Bagi barat khilafah adalah lonceng kematian bagi peradabannya. Menyadari itu maka mereka melakukan berbagi upaya untuk menghalangi tegaknya khilafah.  Pengamat Politik Internasional, Farid Wadjdi, menjelaskan strategi barat menghalangi penegakkan khilafah  diantaranya dengan pendekatan lembut (soft approuch) dan pendekatan keras (hard approach) serta pendekatan hukum (law / legal approoach). Masih menurut beliau, pendekatan lembut (soft approuch) dengan terus menginfiltrasi ide barat seperti demokrasi, sekaligus mengkriminalisasi ajaran-ajaran islam.  

Pendekatan keras (hard approach) dengan mengadu –domba dan memecah belah internal kaum muslim.  Pendekatan hukum (law / legal approach dengan  membuat undang-undang, ini sangat tampak pada pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), melaui Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) No ) 02 tahun 2017 yang kemudian disahkan leh DPR menjadi UU dengan alasan mengada-ada. 

Sungguh khilafah adalah ancaman serius bagi barat, negara-negara imprealis. Khilafah merupakan mimpi buruk yang terus menghantui tidur imprealis barat. Henry Kissinger dalam sebuah pidatonya menyampaikan, “ Musuh utama sejatinya adalah kelompok ekstrem fundamentalis yang aktif dalam islam. Yang pada saat yang sama ingin mengubah masyarakat islam moderat dan masyarkat lain yang dianggap sebagai penghalang penegakkan khilafah”.

Songsong Khilafah Dengan Turut Memperjuangkannya
Kembalinya khilafah islamiyah adalah janji Allah dan kabar gembira Rasulullah saw. Keniscayaannya hanya persoalan  waktu. Berbagai makar yang dilakukan oleh kaum kuffar untuk menghalangi tegaknya khilafah tidak akan pernah berhasil. Orang kafir bisa meredam semangat islam tapi tidak bisa meredam kemenangan. Mereka (orang kafir) bisa merusak bunga, tapi tidak bisa menahan musim semi. Sudah zamannya, Allah ingin tunjukkan sudah waktunya. Tapi PR nya bukan nungguin, tapi kita lah oranggnya (Kutipan Video Ust Oemar Mita dan Ust Budi Ashari). 

Songsong khilafah dengan turut serta memperjuangkannya. Telah menjadi sunnatullah bahwa Allah swt akan memenangkan orang-orang yang menolong agama-Nya, menjadikan mereka para pemimpin di muka bumi, mengokohkan agama-Nya untuk mereka. Allah swt berfirman, “Pada hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dialah yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang (TQS Ar-Rum[30]: 4-5). Dengan kembalinya fajar (khilafah) kebenaran telah tampak dan kebatilan telah lenyap. Allah swt berfirman: “Katakanlah, kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sungguh kebatilan itu (pasti) akan lenyap (TQS. Al-Isra[17] : 81). Wallahu ‘allam

Post a Comment

Previous Post Next Post