Kisah Tragis Muslim Uyghur

Oleh :Yuli UmmuRaihan
(Member Akademi Menulis Kreatif)


Tak ada kata yang bisa menggambarkan kondisi saudara kita di Xinjiang China, saudara kita muslim Uyghur.
Mereka diperlakukan melebihi binatang.

The Epoch Times mengungkap upaya oleh pihak berwenang China untuk menelanjangi para tahanan dari budaya dan bahasa mereka, memaksa mereka mencela keyakinan mereka sendiri, dan berjanji setia pada komunisme.
Jika mereka menolak maka beragam siksaan siap menanti.

Omir Bekli (42) seorang warga Kazastan yang lahir di Xinjiang sejak 2006, ditahan selama enam bulan pada Maret tahun lalu setelah secara paksa diambil dari rumah orang tuanya di Shanshan sekitar 180 mil timur Urumqi, ibu kota Xinjiang.

Kepalanya ditutupi karung hitam,lalu dibawa pergi. Padahal ia kesana untuk menghadiri pertemuan internasional tentang pariwisata.

Namun ia justru ditahan selama 7 bulan disebuah  sel polisi dan kemudian dikirim ke kamp pendidikan ulang di Karamay selama 20 hari dimana disiksa.

Salah satu alasannya adalah penolakannya untuk menyanyikan lagu yang memuji Partai Komunis China pemimpinnya Xi Jinping, Presiden China saat ini.

Etnis Uyghur dirantai seperti binatang, dipasung dengan posisi yang menyakitkan, dipaksa meminum air kotor, disiska dengan besi panas, direndam, dicabut makanan,dan tidur, dipukuli sampai bengkak dan berdarah.

Seorang tanahan lain yang dibebaskan September lalu juga mengisahkan bahwa para wanita. muda diperkosa setiap hari, dan disuntik dengan sesuatu dan bisa dibunuh jika menolak.

Biasanya ada 40-50/orang dalam ruangan kecil, tetapi 5-10 secara teratur dikeluarkan dan menghilang begitu saja tak pernah kembali.

Puluhan orang terbunuh sepanjang waktu.
Bahkan para wanita diberi Pil anti hamil, Nauzubillahi min zalik.

Ada juga mayat yang diseret yang kemungkinan mati setelah disiksa.Mayat mereka saat berada di fasilitas tidak pernah dibebaskan ke anggota keluarga mereka.

Mereka juga dilarang keras menampakkan simbol keIslaman seperti memanjangkan jenggot, berpakaian muslimah, berpuasa, memakai cadar, karna dianggap ekstrim.

Belum lagi anak-anak yang dipisahkan dari orangtua mereka untuk dicuci otak dari Islam dan didoktrin dengan ajaran komunis.

Nama Islam dilarang dan diganti.

Kitab suci Al quran dibakar, mesjid dihancurkan, semua simbol Islam dimusnahkan, inilah Genosida.

Tapi ironisnya tak pernah ada yang menyebut mereka dengan teroris, radikal, melanggar HAM, atau dikenai sanksi moral atau materil. Semua membisu seolah tak ada kejadian apapun.

Beda jika pelakunya Islam digoreng setiap saat, disiarkan bahkan live di TV, media cetak dan Elektronik, dikecam sana-sini dan langsung dijatuhi hukuman.

Inilah yang terjadi jika Islam tidak dijadikan sebagai aturan dalam kehidupan, dipisahkan dari kehidupan.

Maka saatnya kembali kepada Islam, aturan yang sempurna, penuh keadilan, sangat memanusiakan manusia, memberi rasa aman dan nyaman tak hanya untuk manusia tapi bagi sekalian alam karna Islam rahmatan lilalamin.
Previous Post Next Post