Darnia Hilda : Bidan Terbaik Kota Payakumbuh Pejuang Kesehatan Ibu dan Bayi

N3 Payakumbuh – Profesi bidan mempunyai peranan yang sangat besar dalam “menjaga" ibu dan bayi. Meskipun sebagai kaum hawa,  baik yang masih nona-nona (gadis-red) maupun ibu-ibu, sudah tentu cantik-cantik dan manis-manis,  suka atau tidak suka, harus melaksanakan tugas pelayanan kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Mereka tidak berlebihan jika dijuluki sebagai "Pejuang Kesehatan Ibu dan Bayi"

Mereka tekun dan telaten dalam mengontrol perkembangan kesehatan ibu-ibu hamil, mulai dari awal mengandung, membantu proses kelahiran, sampai pasca kelahiran. Dengan misi yang mulia yaitu menghindari atau menekan seminimal mungkin terjadinya kasus kematian ibu dan bayi serta gizi buruk.

Hal tersebut dibuktikan Darnia Hilda. Amd. Keb yang akrap di sapa Hilda merupakan salah satu bidan terbaik di kota gelamai (Payakumbuh-red) ini.

Dikatakan Darnia Hilda kepada wartawan, di kediamannya Payakumbuh, Sabtu (3/3), penghargaan dan segudang prestasi yang telah saya raih itu tidak terlepas dari dukungan atas semua pihak dan kerja keras di dalam maraih target yang  dicapainya. Karena bagi saya, bukan halangan bagi para bidan untuk menjalankan pengabdian kemanusian yang tulus.

Di tahun 2012 lalu bidan Hilda juga mendapatkan penghargan sebagai bidan terbaik dari walikota Payakumbuh H.Riza falepi. ST. MT dan langsung diserahkan di lapangan Poskes kelurahan Sungai Pinago kecamatan Payakumbuh Barat.

Kesederhaan dan tutur katanya dalam menjalankan tugas sebagai abdi masyarakat tidak mengenal lelah dalam menjalankan tupoksinya sebagai pelayan masyarakat, diungkapkan Hilda, sejatinya apapun pekerjaannya yang penting pasang niat yang baik dan kerja dengan ke ikhlasan dan ketulusan.

“Kita tahu bersama bahwa bidan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis sebagai "ujung tombak" dalam memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kawasan kerjanya, khususnya dalam membantu ibu-ibu hamil dan bayi/anak-anak berumur di bawah lima tahun (balita)," ujarnya.

Menurutnya, disamping tugas utama tersebut, besarnya tuntutan atau desakan kebutuhan masyarakat yang menderita penyakit, seperti malaria, diare, batuk pilek dan demam, maka mau tidak mau para bidan desa juga memberikan bantuan pelayanan pengobatan. Kita (Bidan-red) harus ekstra menyiapkan obat-obatan secara swadaya untuk penyakit yang sering terjadi dan memberikan pelayanan darurat seperlunya kepada masyarakat.

Selain aktif berorganisasi di (Komite Nasional Indonesia) KONI kota Payakumbuh dirinya juga aktif dibidang sosial untuk membantu masyarakat miskin untuk bisa berobat dan mendapatkan pelayanan yang sama dengan masyarakat lainnya.

Sosok putri kelahiran 1987 dari Tanah Datar ini sangat disukai oleh masyarakat yang pernah berobat kepadanya. Seperti yang diutarakan salah seorang masyarakat kelurahan Sungai Pinago kecamatan Payakumbuh Barat, Ririn (42) kepada wartawan, ibuk hilda ini orang baik dan santun serta sopan dalam memberikan pelayanan kepada kami sebagai masyarakat yang sering berobat kepada beliau kami terasa nyaman dan tenang.

“Bagi kami masyarakat, dengan pengetahuan yang terbatas, bidan sering dianggap sama dengan perawat atau dokter. Jadi tidak perlu heran kalau mereka sakit akan segera lari ke bidan untuk meminta pengobatan," ulas Ririn (Rahmat Sitepu)
Previous Post Next Post