Mengulas Kegetiran dan Kesuksesan "Son Jerawat"

Hidup ditengah keluarga yang kurang mampu, apalagi dirumah kontrakan, hal ini menjadikan Hendrizon Jack yang akrab disapa Son Jerawat, harus mampu berpandai pandai membawa diri dalam bergaul. Apalagi di lingkungan tempat tinggalnya, di jln Ganting Kota Padang, yang sangat dikenal masyarakat dengan aneka ragam kenakalan remaja. Membuat Ia harus bisa beradaptasi dan mengikuti kehidupan sosial masyarakat setempat.

Namun dari lubuk hatinya, tertanam suatu tekad dan kemauan yang keras untuk merobah nasib kearah yang lebih baik.

Dan dikalangan preman Pasar Kota Padang, Son merupakan teman yang bijak (suka bicara) namun asik dan rada usil. Dan hal ini sering dimanfaatkan oleh teman-temannya untuk mengganggu teman lainnya.  Tetapi Ia pun menyikapi hal itu dengan bijak, karena kehidupan ditengah pasar memang demikian adatnya. 

Tetapi, ada satu kelebihan yang dimiliki, dalam bergaul Ia tidak memilah-milah atau memandang apakah itu anak kecil ataukah preman  besar. Yang terpenting, orang itu mau berteman dan bergaul dengan dirinya. 

Nah, berbekal kehidupan dan pengalaman masa kecil itu, akhirnya Son memaknai arti sebuah persahabatan. 

Seiring waktu, pada tahun September 1997, Ia akhirnya memutuskan masa lajangnya dengan menikahi Desrita, sang dara cantik dari saudara temannya sendiri.

Hasil buah cinta bersama Desrita, Ia pun dikarunia sepasang anak. Yang sulung perempuan bernama Putri Praleori telah duduk dibangku kelas 3 SMA, dan sibungsu bernama Haris Azka Maulana, saat ini masih duduk di taman kanak-kanak.

Kehidupan pun mulai berobah, meskipun Ia masih hidup berkutat dengan preman pasar, namun keinginan masa kecil yang didambakan, setapak mulai setapak mulai dirintisnya.

Ia pun bergabung pada salah satu LSM. Tetapi itupun tidak bertahan lama, karena setelah didalami, ia menilai, bukan disanalah tempatnya untuk mencari nafkah bagi keluarga. 

Dan bermodal kegigihan dan pertemanan dengan semua pihak, pada akhirnya Son menemukan jati dirinya dengan bekerja menjadi wartawan disalah satu media cetak Kota Padang. 

Tidak puas menjadi pekerja, pada akhir tahun 2016, Ia pun memutuskan untuk berdikari membuat perusahaan media sendiri. 

Selangkah demi selangkah mimpinya sewaktu kecil (punya isteri dan anak-anak sholeh, punya mobil, dan membela orang tertindas) mulai terwujud. 

Ia pun sadar, untuk menyuarakan dan membela masyarakat tertindas tentu tidak cukup lewat media saja, Maka dari itu saat sekarang Ia juga tengah mengapai mimpinya mempersiapkan pelantikan menjadi seorang pengacara handal di Kota Padang.

Bersyukur atas rahmat dan nikmat yang diberikan Allah, Son minta Do'a kepada teman- teman, semoga rencananya akan melaksakan kewajiban sebagai umat Islam, untuk berangkat Umroh tercapai. **



Previous Post Next Post