Fauzi Bahar : Bila Walikota Tak Berani Tutup Tempat Maksiat, Berarti Pengecut

N3, Padang ~ Mantan Walikota Padang, Fauzi Bahar melontarkan kritikan pedas kepada Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah. Ia menganggap orang nomor satu di Kota Padang itu "Pengecut" dalam memberantas maksiat.

"Sebagai masyarakat Kota Padang saya ingin menyampaikan beberapa masukan kepada saudara walikota terutama sekali masalah maksiat," ujar Fauzi Bahar, Sabtu (12/8).

Fauzi Bahar mengatakan, maksiat di Padang saat ini naik 400 hingga 500 persen. Karena menurutnya, saat ini tempat-tempat pijit plus, spa diskotik kafe karaoke  tidak segan-segan memasang plang namanya besar-besar.

"Senada dengan adinda Andre Rosiade pada waktu yang lalu. Saya juga merasa risih melihat kampung halaman saya sekarang ini maksiatnya menjadi-jadi. Lebih saya takutkan lagi, terhadap janda-janda mencari lapangan pekerjaan di jalan yang salah," kata Mantan Walikota Padang dua periode ini.

Dia mengatakan, kalau misalkan panti pijit, karaoke dan prostitusi tidak ada di Padang tentunya mereka akan bekerja ditempat-tempat yang baik. Karena, mereka bekerja untuk anak mereka terkadang apabila mereka sudah terdesak jalan salahpun mereka akan pilih.

"Di zaman saya dulu, beberapa pemilik diskotik pernah mendatangi saya untuk mengajukan izin. Malahan mereka membawa beberapa bungkusan kepada saya untuk meloloskan izin mereka. Akan tetapi, saya selalu mewanti-wanti pada saat itu kepada salah seorang pegawai saya untuk tidak menerima satupun izin dari pemilik tempat hiburan malam tersebut," ucapnya.

Fauzi menyayangkan, saat ini izin untuk membuka tempat hiburan malam, diskotik, spa dan lainnya mudah didapatkan. Malahan, tanpa izinpun mereka tetap berdiri. Maksiat meningkat hingga 500 persen.

"Saya sangat perihatin melihat saudara walikota memberikan izin untuk pelaku usaha yang membuat tempat-tempat hiburan seperti itu. Saya tegaskan, dulu itu kimos kafe sudah berdiri gedungnya, tapi saya dengan tegas tidak pernah mengeluarkan izinya," beber Fauzi.

Penolakan itu kata Fauzi, akan berdampak lebih banyak berdampak buruknya untuk kota Padang dari pada baiknya."Suatu hari, ada teman saya yang bilang bahwasanya di Kota Padang pada jam 21.00 WIB uang tidak terpakai lagi. Karena tidak ada tempat hiburan. Pada saat itu saya senang mendengarnya,"ulasnya.

"Dulu dinda taulah ya, demi memberantas tempat-tempat maksiat itu saya turun lansung dalam mengkomandoi razia. Saya membuktikan sendiri dan saya tutup sendiri tempat-tempat yang berbau maksiat itu,"sambung Fauzi.

Dia menyampaikan, kalau walikota tidak bisa menutup tempat-tempat maksiat itu berarti "pengecut" karena, menjadi pimpinan itu sangatlah beresiko. Disaat kotanya dilanda masalah dia harus cepat tanggap.

"Jadi pimpinan beresiko.Datang lah walikota ke diskotik, ketempat hiburan kesebuah hotel lihat tuh orang berpakaian minus,  saya sudah datang soalnya. Saya mah simpel saja, kimos masa saya tidak keluar izinnya sekarang bagaimana," tegasnya.

Ia berharap, pemerintah untuk tindak tegas tempat-tempat maksiat dan menutupnya. Jangan ada kelonggaran lagi di Kota Padang.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah ketika di konfirmasi melalui seluler tidak ada tanggapan. Malahan, Kabarnagari.com sudah mengirim pesan ke no Walikota Padang 08126707xxx, belum di balas. (*) klik berita selanjutnya
Previous Post Next Post