Padang Gelap Gulita

nusantaranews ~ Sekitar pukul 20.30 Wib, Sabtu (28/3) kemarin, listrik di ruas jalan Diponegoro Kota Padang pudur total. Sejumlah anak muda bersegera menghidupkan lilin sebagai penerang. Penyebab matinya listrik di kawasan itu bukan karena kerusakan jaringan listrik, akan tetapi merupakan aksi mereka dalam menyelamatkan bumi. 
 
Malam itu, puluhan anak muda yang menamakan dirinya Komunitas Earth Hour Kota Padang, berbaur di bundaran depan Taman Melati. Sejumlah lilin bertadah gelas mereka satukan hingga membentuk angka 60+ (60 menit-red). Ketika listrik padam, kesemua lilin mereka hidupkan.
 
Aksi yang dilakukan komunitas Earth Hour Kota Padang merupakan bentuk kepedulian kepada bumi dengan mengajak masyarakat kota untuk hemat listrik dan hemat energy. Pemerintah Kota Padang sangat mendukung aksi yang dilakukan komunitas tersebut. Bahkan salahsatu bentuk dukungan yang diberikan pemerintah kota, Walikota Padang menerbitkan Surat Edaran (SE) bernomor 660/02.65/PK2L-Bapedalda/2015 yang dikeluarkan tanggal 27 Februari 2015. Pemko Padang mengimbau seluruh masyarakat kota untuk mematikan listrik pada malam Sabtu (28/3) dari pukul 20.30 hingga 21.30 Wib untuk penghematan. “Program ini bagus sekali dan insha Allah Pemko Padang akan siap membantu. Pak Walikota sangat mendukung aksi ini karena beliau sangat care dengan penghematan-penghematan seperti ini,” kata Kepala Bapedalda Kota Padang, Edy Hasymi mewakili Walikota Padang malam itu.
 
Pemko Padang sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan sejumlah anak  muda yang tergabung ke dalam komunitas ini. “Kita bersyukur banyak anak muda malam ini dan akan menjadi potensi besar. Kalau anak muda yang bergerak, tidak ada yang tidak bisa. Apapun bisa kita lakukan jika bersama-sama. Mudah-mudahan aksi ini bisa berdampak kepada kita dan dapat mengubah perilaku. Memang tidak bisa instan mengubah perilaku, akan tetapi kita tetap harus berusaha,” bebernya yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Pemko Padang, Mursalim dan Kadisbudpar Dian Fakri.
 
Sementara, Koordinator Komunitas Earth Hour Kota Padang, Anda Hayani Yosef menyebut, aksi yang dilakukan merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan. “Malam ini Padang kelam. Ini merupakan aksi kami, Komunitas Earth Hour Kota Padang, sebagai bentuk kepedulian kepada bumi dan mengajak masyarakat untuk hemat listrik, hemat energy,” ujarnya.
 
Dikatakannya, aksi mematikan lampu selama sejam merupakan simbol penghematan terhadap listrik. Meski aksi ini terlihat simpel dan terkesan sepele, namun kesemua ini berdampak cukup besar. “Hal simpel ini jika dilakukan rame-rame dan secara kontinyu akan berefek gede banget,” tuturnya.
 
Tepat 28 Maret kemarin seluruh kota di Indonesia menggelar aksi serupa, mematikan listrik selama satu jam dari pukul 20.30 hingga 21.30 Wib. Hingga tahun ini, telah lebih sejuta orang di Indonesia melakukan dan mengikuti aksi gerakan Earth Hour. “Awalnya hanya beberapa kota dan hingga tahun ini sudah 30 kota yang melakukan aksi peduli ini. Artinya, aksi sudah semakin gencar, dan yang paling diharapkan, pemerintah sudah ikut berperan dan melek,” kata Anda.
 
“Padang menjadi kota kedua setelah Banda Aceh yang mengeluarkan SE. Dan bahkan gubernur Sumbar juga sudah mengeluarkan edaran serupa. Artinya hari ini jika semua kepala daerah menaati edaran gubernur tersebut, maka semua daerah harus matiin lampu,” tambahnya.
 
Upaya strategis yang dilakukan pemerintah kota seperti mengeluarkan edaran kepada masyarakat sangat dinanti-nantikan komunitas tersebut selama ini. Berbekal adanya bentuk dukungan dari pemerintah, dengan sendirinya tujuan komunitas ini untuk mengajak masyarakat hemat listrik akan lebih berdaya. 
 
Anda menyebut, tujuan Earth Hour sendiri adalah membangun kesadaran di dalam diri anak muda. Sebab nantinya anak muda akan menjadi orangtua bagi anak-anaknya dan tentunya akan mendidik anak menjadi lebih baik. “Dengan membangun kesadaran dalam diri nanti akan tertular kepada anak-anaknya sehingga akan tercipta generasi yang lebih hijau,” katanya.
 
Aksi pada malam itu bertemakan “Use Your Power to Chance Climate Change” atau berarti gunakan apa yang kamu punya berbuatlah sesuatu untuk merubah perubahan iklim. “Semua orang punya daya, jangan lagi meremehkan kekuatan diri untuk memulai perubahan. Karena kalau tidak dari sekarang, kapan lagi? Kalau tidak kita, siapa lagi?” kata Anda
 
Selama sejam pemadaman listrik itu, di bundaran depan Taman Melati digelar sejumlah kegiatan anak muda yang cukup positif. Diantaranya seperti berlari sejam mengelilingi lokasi tertentu di Kota Padang, pembacaan puisi, stand up comedy, serta atraksi lain.(Charlie/david)
Previous Post Next Post