MK : "Fauzi Bahar Pantas Sandang Gelar Dt.Nan Sati

Kotapadang, Sumbar, Nn ~ Wakil Gubernur Muslim Kasim ikut menghadiri acara penobatan dan malewakan gala Dr. H. Fauzi Bahar, MSi Datuk Nan Sati dari suku koto Ikur Koto, Kota Tangah Kota Padang, Sabtu siang (8/2). Hadir dalam kesempatan itu, Ketua DPD RI Irman Gusman, Amien Rais, Gubernur Irwan Prayitno, Patrialis Akbar, Boy Rafly Amar, Hulius Hosen, Ketua DPRD Ir. Yulteknil,MM, Ketua LKAAM Sayuti Dt. Panghulu, Mhd Taufik Taib Tuanku Alam Pagaruyung, Bupati/ Walikota se Sumatera Barat, tokoh masyarakat Kota Padang.

Dalam sambutanya Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim menyampaikan, ketokohan yang dimiliki seorang Fauzi Bahar sudah teruji dengan selama memimpin Kota Padang dua periode 2004-2009, 2009-2014. Maka amanah gelar pusako Datuk Nan Sati dari kaum suku Koto Ikur Kota tentu akan dijalankan dengan baik oleh seorang Fauzi Bahar, terhadap anak kemenakannya.

Dalam adat Minangkabau, Sebagaimana kita ketahui Datuk merupakan gelar adat tertinggi di Minangkabau, seseorang ketika sudah diangkat menjadi datuk oleh suku atau kaumnya ditempatkan pada posisi yang terhormat dan mempunyai tanggung jawab yang cukup besar terhadap sanak kemenakan/kaumnya. Sebagai pemimpin adat, seorang Datuk jamaknya tentu harus mengetahui dan mengerti serta memahami nilai-nilai adat. Layaknya ulama yang juga harus paham akan nilai-nilai agama.

Melihat besarnya tanggung jawab dari seorang datuk, apakah mungkin peran yang begitu besar bisa dijalankan oleh mereka yang ada dirantau/perkotaan yang identik dengan nilai-nilai modernisasi yang lebih berorientasi pada simbol-simbol lahiriah dan material “yang bertolak belakang dengan adat Minangkabau”. Sejauhmana sebenarnya fungsi-fungsi itu bisa dijalankan, dan sejauhmana usaha mereka berusaha untuk memposisikan diri mereka sebagai seorang penghulu.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasanya ninik mamak atau keluargalah sebenarnya yang mempunyai keinginan besar untuk mengangkat gelar datuk dikaumnya. Bagi mereka tuah datuk merupakan sebuah kebanggaan yang tetap harus dipertahankan, terlepas dari ada atau tidaknya harta pusaka yang akan dikelola, dan tanpa mempertimbangkan kapasitas sanak kemenakannya apakah memang pantas atau mempunyai kemampuan untuk itu. Akibatnya penghulu yang diangkat tidak bisa menjalankan fungsinya dengan maksimal, karena semua itu bukan atas kehendak pribadinya, ungkapnya.

Muslim Kasim juga menyampaikan, kita sangat bangga bahwa nanti Dr. Fauzi Bahar,MSi Datuk Nan Sati dapat dijadikan contoh teladan yang baik bagi generasi selanjutnya. Dari lubuk hati yang paling dalam, kita ucapkan selamat dan sukses kepada Sdr. Fauzi Bahar Datuk Nan Sati.

Semoga dengan amanah ini, Allah SWT akan menambah kekuatan dan kemampuan Sdr. Fauzi Bahar Datuk Nan Sati untuk kita memimpin anak kemenakan, nagari dan masyarakat ramai lainnya. Mudah-mudahan semakin membuktikan pengabdian yang terbaiknya bagi masyarakat Kota Padang, Sumatera Barat dan Indonesia pada umumnya, harapnya.

Dr. Fauzi Bahar MSi Datuk Nan Sati dalam sambutannya menyampaikan, kehadiran kami dalam alek nagari Ikur Koto dalam suku Koto ini merupakan bahagian dari harapan untuk memperkokoh adat dan budaya kearifan lokal, sebagai bahagian upaya mejaga keutuhan NKRI.

Kearifan lokal kita yang beragam namun bukan merupakan yang diseragamkan. Kebersamaan itulah yang akan memperkokoh NKRI dengan melerstarikan Pancasila dan UUD 45. Karena didorong oleh kecintaan itulah kami emban amanah ini sebagai sumbahsih anak nagari Ikur Koto dari suku Koto satu titik daerah di negara Republik Indonesia yang kita cintai ini, ujarnya. Zardi
Previous Post Next Post