Happy New You, How to be Sholihah?


Dilaporkan oleh Lintang 
(Member Smart With Islam Probolinggo) 

Reportase-Ahad, 19 Desember 2021 pada pukul 08.30 WIB Smart With Islam telah mengadakan kajian khusus remaja bertajuk 'Happy New You, How to be Sholihah?'. Acara terbagi menjadi dua forum, yaitu forum offline bertempat di rumah Ustadzah Etik Kecamatan Maron dan forum online disiarkan melalui Instagram. Peserta yang hadir kurang lebih 50 orang alumni dan pelajar dari berbagai kalangan. 

Kak Echa sebagai host mampu membawakan acara dengan apik dan seru. Sebagai pembuka, Adik Shabila membacakan ayat suci Al-Quran dan dilanjutkan oleh penyampaian materi oleh Kak Naura Afkarina atau yang lebih akrab disapa Kak Karin. 

Komunikatif dan menyenangkan, itulah kesan yang didapat dari pemateri muda tersebut. Adik-adik peserta dibuat fokus namun juga tak merasa bosan. 

Sebagai pembuka, Kak Karin menyampaikan seberapa pentingnya sebuah perubahan. Perubahan yang dibahas di sini adalah perubahan menuju arah lebih baik pastinya. Sebagaimana dulu Rasulullah berhijrah bersama Abu Bakar demi perubahan. 

Lalu, pemateri juga menjabarkan cara 'How to be Sholihah'. Peserta diajak berpikir tentang tiga hal yang paling penting, yaitu tiga pertanyaan dasar yang akan menentukan arah pandangnya memaknai kehidupan. Darimana manusia berasal? Untuk apa manusia diciptakan? Lalu ke mana manusia setelah meninggal? 

Tiga pertanyaan itu tentu diiringi jawaban yang sudah pasti. Tak lupa Kak Karin menyelipkan nash-nash sebagai dalil naqli dari jawaban. Manusia berasal dari Allah. Kita sebagai hamba, diciptakan untuk beribadah dan satu-satunya tempat kembali adalah Allah. Baik dan buruk amal kita, akan mendapat ganjaran entah itu surga atau neraka. Dan sebaik-baiknya tempat kembali adalah surga. 

Makin jauh, peserta diberi tips jika ingin menjadi sholihah, maka tak lain harus menaati semua perintah Allah dan juga menjauhi larangan Allah. Sebelum mengakhiri sesi materi, peserta juga diberi penjelasan tentang bagaimana hukum merayakan tahun baru. 

Di sela-sela materi, Kak Karin menyelipkan sebuah video yang menjelaskan empat poin penting yang wajib diketahui terkait perayaan tahun baru. Pertama, turut merayakan tahun baru sama saja dengan meniru kebiasaan orang-orang kafir. Karena tradisi merayakan tahun baru ini muncul dan lahir di kalangan mereka. Rasulullah melarang kita meniru kebiasaan orang-orang fasik termasuk orang-orang kafir. Beliau SAW bersabda yang artinya, "Siapa yang meniru keadaan suatu kaum makan dia termasuk dari bagian kaum tersebut." 

Kedua, mengikuti hari raya mereka termasuk bentuk loyalitas dan menampakkan rasa cinta kepada mereka. 

Ketiga, hari raya merupakan bagian dari agama dan doktrin keyakinan, bukan semata perkara dunia dan hiburan.

Keempat, dalam Al Quran surat Al Furqan ayat ke 63 hingga ayat ke 76, Allah SWT berfirman memuji sifat ibadurrahman yaitu hamba-hamba Allah yang terbaik. Di antara sifat mereka yang terpuji disebutkan dalam ayat ke 72, "Dan orang-orang yang tidak turut dalam kegiatan azzur ..." Sebagian ulama menafsirkan kata azzur pada ayat di atas dengan hari raya orang kafir. Artinya jika ada orang yang melibatkan dirinya dalam hari raya orang kafir berarti dia bukanlah hamba Allah yang baik. 

Kak Echa selaku host menutup sesi materi tepat pada pukul 10.00 WIB. Game pun dimulai. Para peserta diarahkan menuju halaman yang cukup lebar. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan diminta untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang Islam. Kak Eka dibantu Kak Maisaroh memandu para peserta saat sesi games sehingga semangat mereka kembali bangkit. 

Tak terasa setengah jam berlalu. Usai game yang dimenangkan oleh salah satu kelompok, kini saatnya testimoni oleh Kak Mufidah Nur Aini. Remaja putri yang masih mengeyam pendidikan D3 di Universitas Jember tersebut menjabarkan bagaimana perjalanan hijrahnya menjadi muslimah. Berawal dari mengenal hijab ketika duduk di bangku kelas enam SD dan memutuskan untuk istiqomah menutup aurat pada saat kelas satu SMK. 

Dara yang lahir pada tahun 2002 itu juga menekankan jika kebiasaan baik haruslah dipaksa agar menjadi terbiasa. Terakhir, Kak Mufidah menjelaskan motto hidup yang hingga kini digenggamannya. Pray, Ikhtiar, Tawakal, dan Be Grateful. 

Tak sampai tiga puluh menit kemudian, sesi berganti menjadi Ask and Question. Para peserta dipersilahkan untuk bertanya pada Kak Karin maupun Kak Muvidah. Namun karena masih malu-malu, Kak Echa yang pada akhirnya memberi pertanyaan kepada para peserta dan menyiapkan doorprize bagi yang mampu menjawab.

Waktu bergulir begitu cepat. Pada pukul 11.10 WIB, acara ditutup oleh pembacaan doa oleh Ustadzah Aisyah, dilanjutkan sesi foto bersama.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post