KAPITALISME PRODUKSI ANAK DURHAKA

Oleh : Junari, S.I.Kom

Orang tua adalah sosok mulia dengan gelar tanpa tanda jasa. Sebab, membesarkan dan merawat anak-anaknya dengan kasih sayang yang setulusnya, serta mengorbankan tenaga, harta, kesehatan, pikiran segalanya di korbankan demi sang buah hati. Semua itu dilakukan oleh orang tua tanpa pamrih. Hanya harapan orang tua adalah anak anaknya kelak akan menjadi seorang penolong baik dunia maupun akhirat serta seorang yang bisa membanggakan dan merawatnya ketika sudah lansia.

Akan tetapi, harapan tersebut sirna dibenak beberapa orang tua. Sebab, ada anak yang berani menelantarkan orang tua. Sebagaimana peristiwa yang viral di dunia sosmed di hebohkan lansia di buang oleh anak kandungnya sendiri anak, laki-laki maupun perempuan dengan alasan tidak mampu mengurus dan membiayai orang tuanya. Selain itu alasan anaknya karena tinggal bersama mertua maka diserahkan ke panti jompo, seorang ibu yang bernama Trimah usia 65 tahun warga Magelang Jawa Tengah dititipkan di panti jompo, Griya Husnul Khatimah, (Tvone, 31 Oktober 2021).

Hal serupa juga terjadi di Banda Aceh, Kecamatan Meuraxa. Seorang pria berusia sekitar 80 tahun dengan postur kurus, lemah, nafas terengah-engah, dan tangan membengkak, pria lansia di buang oleh anaknya sendiri. Pernyataan ini di sampaikan langsung oleh pria lansia yang masih bisa berkomunikasi sebelum ia meninggal dan saksi setempat melihat langsung kejadian itu, pengendara sepeda motor yang sama sempat terlihat untuk kedua kalinya seperti membawa makanan. Ada dua motor yang satu seperti mengawasi kondisi sekitarnya, kata Masra Yana mengutip pengakuan sumber-sumber masyarakat di lokasi pria lansia itu ditemukan.

Ketika mendapatkan informasi pria lansia di temukan di lokasi yang tidak jauh dari pinggiran jalan Sultan Misra muda Banda Aceh, pria lansia yang sedang sakit sebelum meninggal di ketahui berdasarkan laporan telepon yang di terima oleh Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKSK), Dinsos Aceh berkoordinasi dengan pihak PMI dan Polsek Meuraxa, tiba di lokasi pada 15.00 WIB, (Serambinews.com, 3/04/2021).

Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang memilukan yang menimpa orang tua atas sikap seorang anak. Ini hanya beberapa yang viral saja, sedangkan yang belum diliput oleh media masih banyak lagi anak anak yang tega membuang ibu kandungnya dengan alasan ketidakmampuan mengurus orang tuanya yang lansia dan beragam alasan mereka. Dengan ketidakmampuannya mengundang murka terhadap orang tua. Yang seharusnya Ibu adalah sosok yang mulia yang harus diberi kasih sayang yang sepenuhnya.

Kisah pilu ini muncul ketika umat jauh pada syariat, ketidakmampuaan dalam merawat orang tua adalah hasil dari pemerintah yang mengadopsi pemikiran kapitalisme sekuler. Maka, hasil dari kapitalisme ialah kehancuran bagi semua masyarakat, termasuk durhaka terhadap orang tua diaggap biasa, Nauzdubillah.

Dalam peristiwa yang terjadi semakin nyata orang orang tidak ada lagi hati nurani, tidak ada lagi ketakutan, ketaatan kepada orang tua. Memandang orang tua sebagai beban dalam rumah tangga serta penekanan dalam ekonomi membuat anak anak berani menelantarkan orang tuanya. Seharusnya, sikap ini harus ditinggalkan karena sangat jauh dari kata Islam.

Seyogianya anak adalah yang bertanggung jawab terhadap orang tua apalagi orang tua yang lansia. Mereka lah yang diwajibkan untuk merawat, berkasih sayang terhadap orang tua. Sebagaimana orang tuanya yang telah mencurahkan segenap jiwa raganya serta perjuangan untuk membesarkan anak-anaknya.

Pengadopsian kapitalisme berhasil menciptakan anak durhaka kepada orang tua, serta kapitalisme biang dari kegagalan untuk menciptakan ketaatan, memisahkan agama dari kehidupan.

Kapitalisme menciptakan anak durhaka yang tidak memakai hati nurani terhadap orang tuanya. Sebab, kapitalisme itu sendiri bukan pemikiran Islam melainkan pemikiran kafir yang ingin menghancurkan Islam yaitu dengan memisahkan agama dari kehidupan, yang tidak ada lagi kaitannya dengan agama sebagai standar atau pola fikirnya. Sehingga, anak-anak yang di ciptakan oleh sistem kapitalisme tidak memakai standar syariat dalam kehidupannya.

Apabila Islam dijadikan pandangan hidup atau pedoman maka anak akan mengambil pemikiran Islam. Tentang kewajiban seorang anak merawat orang tua, serta bertanggung jawab atas kebutuhan orang tua yang tidak mampu lagi mencari nafkah.

Sistem kapitalisme ini bukan hanya memproduksi kemiskinan massal. Akan tetapi, menggambarkan pola lepasnya tanggung jawab negara terhadap kewajiban meriayah rakyat. Dari sistem ini menghasilkan anak durhaka yang mati fitrah karena tiadanya pemahaman tentang memuliakan orang tua dan akibat kerasnya tekanan hidup.

Kapitalisme pula lah di balik hancurkan negara, rakyat dengan pemimpinnya, anak dengan orang tuanya, antar saudara dan kerabat. Semuanya dihancurkan dengan pengadopsian pemikiran kapitalisme oleh negara yang memisahkan agama dari kehidupan. Maka tidak ada jaminan di dalam sistem kapitalisme selain dari jaminan Islam yang menjadikan daulah Islam untuk menaungi umat seluruh dunia.

Sistem khilafah menjamin lahirnya insan yang paham akan tanggung jawab terhadap orang tua serta mencontohkan bagaimana negara menunjukkan tanggung jawabnya terhadap rakyat. Sehingga, rakyat bertanggung jawab pula atas apa yang diamanahkan. Baik yang diamanahkan oleh Allah maupun pemimpin sesuai dengan hukum syariat, yaitu Al-Quran dan As-sunnah. Telah ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah ku cukupkan kepadamu nikmat-ku dan telah ku ridhoi islam itu itu jadi agama bagimu (AL-Maidah :5 [3]).

Walhasil dalam peristiwa yang tidak ada lagi solusi, seharusnya umat sadar akan problematika yang di hadapi saat ini. Seyogianya, beralih berjuang untuk menegakkan agama Allah yaitu daulah Islam yang akan memimpin seluruh rakyat. Maka, Islam wajib untuk diperjuangkan, agar tidak ada lagi penambahan jumlah angka anak-anak yang berani menelantarkan orang tua.

Sebab, hanya dengan Islam umat akan terlindungi, aman sejahtera. Karena, Islam membentuk kepemimpinan yang dasar dan taat terhadap syariat Islam serta memilih pemimpin yang bertanggung jawab atas kebutuhan rakyatnya.

Wallahualam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post