Jangan Salahkan Hujan


Oleh : Shofi Lidinilah 
(Member AMK)


Memasuki musim hujan, banjir selalu datang. Ini merupakan bencana rutin yang harus dihadapi oleh masyarakat. Selain curah hujan yang tinggi, banyak sekali alam yang rusak sehingga tidak bisa menampung air dengan maksimal. Seperti halnya di Kabupaten Garut, menurut Sekda Kabupaten Bandung mengatakan bahwa banjir bandang yang terjadi, salah satu pemicunya adanya kerusakan kawasan hutan (Merdeka.com, 08/11/21). Kemudian banjir yang terjadi di Kalimantan salah satu pemicunya karena kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai) dan konversi lahan seiring bertambahnya jumlah penduduk (Merdeka.com, 07/11/21). Bukan hanya segelintir daerah saja yang mengalami banjir, namun banyak sekali daerah di Indonesia yang mengalami bencana banjir. Bahkan jalanan yang dulu nya tidak banjir, sekarang menjadi banjir.

Hal ini banyak faktor penyebab banjir, mulai dari individu, masyarakat maupun pemerintah. Masih ada banyak individu yang membuang sampah sembarangan karena kurangnya edukasi dan keserakahan manusia untuk menebang pohon secara liar. Kemudian masyarakat yang kebingungan karena tidak ada fasilitas untuk membuang sampah rumah tangga sehingga di simpan di pinggir jalan bahkan ke sungai. Kemudian pemerintah yang mengizinkan pembangunan secara terus menerus ditempat yang produktif dan kurang memperhatikan lingkungan termasuk aliran air. Ini merupakan PR bersama untuk menyelesaikan persoalan banjir yang tiada hentinya. Kerjasama antara individu, masyarakat dan pemerintah akan mewujudkan suatu perubahan yang luar biasa. Namun sayangnya, hal ini belum terwujud. 

Dalam Islam, Allah SWT berfirman “Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Ruum: 41)

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS al-A’raaf: 56)

Allah sudah memeringati manusia untuk menjaga bumi Allah. Namun banyak sekali manusia yang merusaknya karena keserakahan yang ada di dalam diri manusia. Islam mengajarkan individu mengenai adab kepada alam dan lingkungan. Sama halnya mengajarkan kepada masyarakat untuk saling mengingatkan atau ber-amar makruf nahyi munkar. Sementara kepada penguasa, memberikan porsi besar dalam penjagaan alam mulai dari mengatur dan menjaganya. Islam sebagai rahmatan lil 'aalamin bukan hanya menjaga keselamatan dan kesejahteraan manusia saja tetapi menjaga seluruh kehidupan alam sehingga keseimbangan antara manusia, hewan dan tumbuhan (alam) akan sangat diperhatikan. Misal tidak membangun villa-villa di lahan serapan air sehingga menyebabkan banjir.

Semua ini disebabkan karena tidak menerapkan aturan Islam, tapi mengambil aturan manusia yang mana hanya mementingkan kemaslahatan individu dan kelompok tertentu saja yang menguntungkan mereka, namun tidak melihat dampak besar yang terjadi 10 atau 20 tahun mendatang. Marilah kita berjuang untuk menerapkan islam secara kaffah agar bumi yang kita pijaki diberkahi Allah SWT. Wallahu’alam bii shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post