Gubernur Ganjar Sambangi Pasar Puri Baru


Pati, nusantaranews.net - Dalam kunjungannya di Kabupaten Pati, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan diri meninjau pasar Puri Baru. Dalam peninjauan yang didampingi Bupati Pati Haryanto, Wabup Saiful Arifin  tersebut Gubernur Ganjar sangat terkesima dengan penataan pedagang di pasar Puri Baru. Selasa (10/8)


Hal ini dikarenakan para pedagang ditata dengan lapak dibatasi dengan cat sehingga para pedagang tidak boleh melampaui batas tersebut.

Mereka jualan di jalan dengan menjaga jarak antara pedagang satu dengan lainnya. Mereka tak boleh keluar dari lapaknya, dibatasi oleh gambar kotak-kotak dari cat putih.

Dalam kunjungannya tersebut Ganjar berinteraksi dengan para pedagang untuk mengetahui kesulitan dan memberikan pengertian kepada pedagang untuk tetap melaksanakan prokes.

“Lho njenengan ngopo bu ( lho anda kenapa bu /red), kok jualan di luar. Ini kenapa dikotak-kotak,” tanya Ganjar pada beberapa penjual.

“Ini diatur pak pasarnya, biar nggak kena Covid. Makanya diatur jaraknya, biar nggak kerumunan,” jawab beberapa pedagang.


Tak terasa obrolan Ganjar pun semakin akrab dengan para pedagang di pasar itu. Tak hanya ngobrol, Ganjar juga memborong sejumlah dagangan yang dijajakan. Terlihat ia membeli jahe, pisang, dawet, tape, siwalan dan lain sebagainya. Tentu saja, hal itu membuat para pedagang gembira. 

“Kenapa kok senang sekali, emangnya sepi pembeli ya bu,” tanya Ganjar.

Pada Ganjar, para pedagang mengakui jika selama pandemi pendapatan mereka menurun. Apalagi setelah pasar ditata, hasil penjualan tak seperti biasanya.

“Tapi tidak apa-apa pak, yang penting sehat,” kata mereka.

“Njenengan pancen top,” timpal Ganjar.

Salah satu pedagang di Pasar Puri Baru, Hana mengatakan, sejak pandemi pasar tempatnya berjualan ditata. Pedagang dikeluarkan ke jalanan agar tidak terjadi kerumunan.

“Ya pendapatan menurun, tapi tidak apa-apa yang penting sehat. Lha sekarang virusnya seperti ini, pedagang kan bahaya karena bersentuhan dengan orang terus. Kalau kita disebut pasrah ya pasrah, tapi kan harus tetap berusaha,” kata penjual tahu ini.

Hal senada disampaikan Musaikah, pedagang sembako di pasar itu. Kalau diminta memilih, ia memilih pasar dikembalikan seperti kondisi semula.

“Enak seperti dulu, kalau sekarang pendapatannya menurun. Tapi ya tidak apa-apa, biar nggak ketularan Covid. Yang penting awake sehat (badan sehat), itu nomor satu,” katanya.


Ganjar sendiri mengapresiasi upaya penataan pasar di Pati itu. Menurutnya, hal itu penting agar pedagang di pasar bisa berjarak dan tidak berkerumun.

“Dan yang paling penting, para pedagang. Tadi saya tanya, kenapa harus dikotak-kotak, mereka jawab karena harus jaga jarak dan tidak berkerumun. Ini keren, apalagi dari pengelola pasar selalu mengingatkan,” jelasnya.


Ganjar berharap penataan pasar juga dilakukan di daerah lain di Jateng. Selain pemerintah, Ganjar meminta mahasiswa, kelompok masyarakat dan lainnya ikut membantu.

“Bantulah mereka di pasar ini agar semua taat jaga jarak, pakai masker dan tidak berkerumun. Kalau semua tertib dan vaksinasi sudah berjalan baik, maka mudah-mudahan mereka bisa kembali berjualan seperti dulu. Inilah yang orang sebut kebiasaan baru. Normal barunya ya seperti ini,” pungkasnya.

(*)



Post a Comment

Previous Post Next Post