Belum Ada Ahli yang Bisa Prediksi Kapan Wabah Berakhir, Kadinkes Sumbar Tekankan Pentingnya Semangat Kebersamaan



Kepala Dinkes Sumbar Arry Yuswandi
(Foto: Yensi)

Hingga saat ini, belum ada seorang pun ahli yang bisa memprediksi kapan wabah COVID1-9 berakhir. Situasi masih berlangsung sulit bagi semua pihak dalam menghadapi serangan Corona, sang virus penyebab wabah. Dalam kenyataan korban terus berjatuhan, meski dibarengi juga angka kesembuhan yang bertambah, masyarakat masih saja ada yang belum percaya adanya keberadaan virus ini, bahkan tak sedikit yang mengaggap teori wabah COVID-19 hanya sebuah rekayasa yang mengada-ada. Terkait kondisi ini semua, penting ditumbuhkan semangat kebersamaan, untuk bisa melewati masa sulit, dan menyegerakan putusnya mata rantai penyebaran COVID-19, dalam konteks ini di Sumatera Barat (Sumbar).

Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi kepada media saat dijumpai di ruang kerjanya baru-baru ini. Arry mengatakan, meskipun kenyataan bahwa masih saja ada kelompok masyarakat yang belum percaya dengan perkembangan virus Corona di Sumbar, bahkan tidak percaya bahwa Corona itu ada, lambat laun tetap bisa merasakan karena penyebarannya tidak bisa diprediksikan. 

Menurut Arry, dengan kondisi ini, masyarakat perlu dididik untuk memahami, namun tidak cukup dengan kabar-kabar pertakut, yang justeru bisa memunculkan kecemasan luar biasa di masyarakat. Jika ada edukasi melalui kabar pertakut, wajib diiringi dengan upaya penyadaran agar tidak terjadi kecemasan itu.

“Apa itu akan membuat masyarakat lebih peduli dan aware? Mendidik masyarakat dengan kabar pertakut, di satu sisi bisa membuat perubahan yang cepat, namun sesaat. Setelah itu, bisa jadi perilaku masyarakat bertahan atau sebaliknya. Masyarakat Sumbar berbeda. Mereka butuh upaya-upaya untuk membuat mereka yakin dengan kebenaran informasi, dan yakin dengan kesulitan yang dihadapi sekarang. Bagi masyarakat yang tidak percaya itu biasanya karena tidak terdampak saja. Kalau sudah, biasanya baru percaya. Kita harus bersama sama menghadapi COVID-19. Di sini semangat kebersamaan itu diperlukan,” urai Arry. 

Ditekankan, siapapun hari ini punya peluang untuk terkena COVID-19 tanpa terkecuali. Oleh karena itu, ketika bersama sama, saling dukung, mengingatkan sudah dijalankan, wabah bisa segera berakhir. Jika masyarakat masih cuek, anggap enteng, anggap remeh, bisa dialami kondisi dimana rumah sakit penuh, oksigen terbatas, dan kondisi kesiapan medis yang buruk lainnya. 

“Ini hal yang harus kita waspadai dari waktu ke waktu. COVID-19 selalu mengintai. Contoh saja di Kepulauan Mentawai, saya pernah ke satu lokasi yang aksesnya sulit. Tapi ternyata COVID-19 ditemukan juga di situ. Walaupun katanya masyarakat di sana jarang ke luar, tapi ada yang datang kan untuk  berdagang, berusaha, kita tidak tahu. Artinya, tak ada pilihan lain, semuanya harus bahu-membahu untuk keluar dari masalah ini,” kata Arry.

Ditambahkan, saat ini sudah ada vaksin COVID-19, dan pelaksanaan vaksinasi juga digalakkan. Program vaksinasi ini merupakan salah satu ikhtiar dari Pemerintah untuk melindungi mastyarakat dalam menghadapi wabah.

“Manusia itu kan kemampuannya terbatas, keilmuannya terbatas. Berbagai usaha dilakukan, termasuk menemukan vaksin. Menemukan vaksin bukan sesuatu yang mudah. Ini terobosan di bidang kedokteran, yang dengan cepat bisa dicari formula untuk dapatkan vaksin penyakit yang bersumber dari virus. Padahal, masih banyak penyakit berbasis virus yang belum ada vaksinnya. DBD, contohnya. Nah, ketika vaksin COVID-19 sudah didapatkan, pro kontra munculk. Tapi apa kita akan selalu ada di posisi perdebatan terus, berbeda paham, atau tidak peduli? Sementara masalah terus bergulir. Kalau kita tidak berusaha, Yang Maha Kuasa juga tidak beri perubahan,” terang Arry.

Karena itu, program vaksinasi ini, disebutkan, perlu didukung oleh masyarakat, perlu mendapat persangkaan yang baik oleh masyarakat. Menghadapi Corona, tidak boleh ada ketakutan yang sangat, tidak boleh juga meremehkan. 

“Ini ajang instrospeksi luar biasa untuk umat manusia di permukaan bumi, bahwa Allah Yang Maka Kuasa mungkin juga ingin menunjukkan bahwa manusia mungkin sudah mulai sombong dengan keilmuannya,” sebut Arry. 

Terkait adanya muncul varian baru dari Corona, dan peluang munculnya varian yang lebih mematikan lagi, Arry menyebutkan bahwa kemungkinan itu selalu ada. Seperti munculnya varian Delta dari Corona, sebelumnya tak pernah diduga. 

“Apakah ini rekayasa? Ada indikasinya? Sejauh mana indikasi tersebut? Pergerakan manusia, mobilitas ,tidak bisa menahan kemungkinan masuknya varian-varian baru yang bisa jadi muncul ke Sumbar. Intinya, kita waspada terhadap berbagai kondisi. Mau tidak mau, bahu-membahu kita menyelesaikan, sesuai dengan bidang masing-masing. Jangan beri ruang gerak virus ini menginfeksi kita. Salah satu upaya juga dengan meningkatkan imunitas sebaik-baiknya. Buat suasana hidup lebih nyaman, iklim kondusif, energi positif, baik sangka. Indonesia, Sumbar, masih dalam kondisi sulit menghadapi Corona,” pungkas Arry. (yensis)

Post a Comment

Previous Post Next Post