Dari sekian hari hingga tahun yang terlewati
Debur ombak menghadang para pejuang
Tampak cercaan menerkam
Namun, gurita beringas mampu terkalahkan
Sahabat, terkadang kita lupa terbuai amaraloka
Membelit rusuk hingga luluh rapuh
Citta raga dan nyawa adalah surga
Karena lengah terpelanting bisik iblis yang tak pernah rela
Sahabat, adorasimu sudahkah memasuki mizan
Lantang ambisimu sudahkah melewati jurang ujian
Pantas ia runtuh dan berhamburan
Lilahmu baru tiba di ujung rasa
Sahabat, tafakur agar terukur
Genggam erat jemari melewati anca dunia
Sudahkah tersungkur jiwa ragamu kembali bangkit
Ataukah tak sanggup mendekat dan jatuh terkapar
Satu tingkat hingga ribuan tingkat
Membela kecurangan hati yang tak seluas samudera
Bertabur ria, bergelimang meminta bahkan merampas
Diri tak sanggup mengakui kecurangan bisikan neraka
Sahabat, Lillah itu tanpa tapi atau nanti
Sahabat, cinta itu tanpa meminta apalagi menuntut
Mencintai antunna dengan memberi yang kumiliki
Menggenggam erat jemarimu bukan dalam postingan di media sosial
Sahabat, mencintai adalah menjaga hati agar tak teriris pilu
Mencintai adalah tak menuntut di luar kemampuan
Mencintai bukan menghakimi semena-mena
Mencintai, meraba hati, empati, walau dengan lisan wakil hati sejati
Sahabat, mencintai itu tak mudah
Tak ada cinta seperti anindita
Manusia tak mampu mencintai seperti arunika
Apalagi dahsyat cinta Rabb semesta
Sahabat, lihatlah di cermin itu
Kita tak akan hidup baka
Sahabat, genggam tangan dan hatiku
Carilah aku jika tak kau temui aku di surga kelak, cintaku yang tak kenal talak
Bandung 03 Juni 2021
Post a Comment