Hikmah Ramadhan di Tengah Kondisi Pandemi


By : Hanimatul Umah

:."Setiap tindakan yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan, tindakan yang baik akan dilipatgadakan pahalanya hingga 700 kali. Allah SWT., berfirman: Dengan syarat berpuasa yang dilakukan karena Aku (Allah) maka Aku akan memberinya pahala. Karena mereka meninggalkan keinginannya demi Aku.” Ada dua kebahagiaan bagi orang berpuasa, pertama ketika dia berbuka, dan yang lain ketika dia bertemu Tuhannya, dan bau mulut orang berpuasa lebih baik di hadapan Allah daripada aroma minyak misk.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu menyambut datangnya bulan Ramadhan adalah perintah syara' .

Bulan Ramadhan tempat di dalamnya melakukan amal di antaranya mereka yang mampu memberikan sebagian kelebihan harta untuk diberikan kepada yang berhak, seperti infaq, sedekah sampai zakat fitrah dan zakat mal (harta). Bahkan terasa melimpah makanan di bulan mulia ini.

Ramadhan tahun kedua kali ini umat muslim harus lebih bersabar lagi, di tengah kondisi pandemic yang belum usai, terlebih bagi masyarakat tingkat ekonomi dibawah garis kemiskinan tentu saja mengalami kesulitan karena mahalnya berbagai kebutuhan pokok. 
Banyaknya pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja penyebab pandemic selama ini. 

Rakyat hingga kini masih menelan pahitnya racun derita Yang berkepanjangan setelah 100 tahun tiada kepemimpinan Islam. 
Carut marut sistem kapitalis, sebagai awal tak terselesaikannya persoalan pandemic berujung pada rusaknya akhlak dan tindak kejahatan, akibat kemiskinan yang menjadikan lemahnya Iman. Tepat syair lagu Rhoma Irama  " Yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin" . Ini disebabkan UU dan kebijakan berpihak pada korporasi. Para pemilik modal yang merasakan dan hanya sebagian saja memiliki kekayaan.

Atas dasar kebebasan tingkah laku dan HAM , maka semakin menumbuhsuburkan pelaku perbuatan maksiat banyak dijumpai setelah Ramadhan usai. Ini berarti Ramadhan tahun ini dan tahun- tahun sebelumnya tetaplah sama, belum ada peningkatan ketaqwaan.

Namun tidak sama, bagi umat Islam yang teguh menjaga keimanan dan ketaqwaanya , mereka tetap merasakan manisnya Iman di tengah- tengah hantaman ombak kesulitan ekonomi akibat wabah pandemi. Tetap menjaga perbuatan maksiat, seperti zina, riba hingga korupsi. 

Pada masa kepemimpinan Rosululloh Muhammad SAW dan para sahabatnya, kesejahteraan sangatlah merata,  pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak ada seorangpun yang berhak menerima zakat (Mustahiq). 

Syari'at (aturan) Islam yang diterapkan menyeluruh atas dasar Iman dan Taqwa sehingga masyarakatpun melakukan ibadah dengan penuh ketenangan , mendapatkan perlindungan jiwa dan harta.

Hendaknya Ramadhan tahun demi tahun, umat Islam harus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, dengan memahami Islam secara kaffah hingga dapat menerapkan aturan Islam dalam kehidupan berbangsa bernegara . Pencapaian dapat terwujud apabila ditegakkan sistem khilafah.

Wallohu a'lam bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post