No title



Ujian Silih Berganti, Islam Jadikan Solusi

Oleh : Umma Anta

Potret Hari Ini! Belum usai menyaksikan kejadian yang sangat mengiris hati, korupsi dana bantuan sosial (bansos) Covid 19 oleh Menteri Sosial Juliari Batubara untuk wilayah Jabodetabek Tahun 2020, dimana Mensos diduga menerima fee sebesar Rp. 10 ribu untuk per paket sembako dari nilai Rp 300 ribu dengan total yang sudah dterima Juliari sebesar Rp. 17 miliar (Suara.com/6 Des 2020). 

Potret miris masih menyelimuti dengan adanya berbagai musibah bencana alam yang menimpa sebagian wilayah saat memasuki bulan Januari, Februari hingga Maret 2021. Daftar bencana alam yang terjadi diantaranya erupsi gunung Semeru, Gempa Mamuju, Majene, Banjir Rob di Manado, hingga kejadian banjir yang melanda sebagian wilayah Banua, Provinsi Kalimantan Selatan.

Hal ini belum ditambah dengan ujian pandemic Covid 19, yang hingga kini masih terus ditangani sejumlah layanan kesehatan nasional. Terasa sesak di dada seolah ujian silih berganti dan belum menunjukkan kesudahannya. Lantas apa yang sebenarnya sedang terjadi dibalik ujian silih berganti ini ?

Sikap Menghadapi Musibah

Ujian dan musibah dalam kehidupan jelas merupakan hal yang tak pernah terpisahkan dalam kehidupan manusia dan alam semesta. Tetapi dalam menghadapi berbagai ujian hidup yang datang silih berganti, manusia memiliki cara menyikapinya yang berbeda-beda. Ada yang hanya bepasrah pada nasibnya sendiri, bahkan tak jarang berputus asa berkepanjangan karena merasa tidak siap menghadapi berbagai ujian hidup yang datang silih berganti ini. Sebagai seorang muslim, tentu kita memiliki sikap yang jelas dan khas daripada orang yang tidak beriman. Karena musibah bagian orang beriman sesungguhnya adalah ujian. 

Sikap menghadapi ujian akan berbeda bagi orang-orang yang lalai. Musibah bagi orang yang lalai adalah peringatan. Menjadi peringatan karena berbagai kesengsaraan, dan kesempitan hidup dari peristiwa ujian itu tidak lantas menjadi pengingat dan mendekatkan diri kepada Allah swt, Sang Pencipta dan Pengatur kehidupan, alam semesta dan manusia.

Sebagai seorang muslim telah jelas sikap seperti apa yang harus kita kedepankan dalam menghadapi musibah, apa sikap yang akan kita ambil saat ujian menyapa kita? Apakah kita mengedepankan sikap Iman dan keyakinan akan dekatnya pertolongan Allah SWT, sehingga ujian yang datang tetap mendatangkan pahala dan kebaikan kepada kita. Atau apakah sikap yang kita kedepankan adalah rasa putus asa dan tidak adanya keyakinan akan dekatnya pertolongan Allah swt ditengah berbagai ujian yang menyapa kita dan akhirnya kita termasuk orang-orang yang lalai dan mendapat peringatanNya. Naudzubillah

Memahami Akar Persoalan

Jika kita berfikir lebih mendalam lagi, dan bermuhasabah kembali atas berbagai musibah yang kian silih berganti dan belum terhenti. Sesungguhnya, pengamatan kita akan tertuju pada satu titik pusat persoalan yaitu, terjadi kesalahan dalam pengelolaan alam semesta hari ini. Mengapa demikian ? karena sesunggunya musibah yang saat ini terjadi karena adanya dominasi faktor dari tangan-tangan manusia (lihat Qs. Ar Ruum :41)

Pengelolaan bumi yang tidak tepat, menyebabkan banjir. Tata kota yang semerawut, terjadi karena tidak memperhatikan dampak lingkungan,belum lagi kebijakan yang mengedepankan kepentingan para kapitalis dan akhirnya hanya berpihak pada para pemilik modal dan kekuasaan. Kalaupun ada penyelesaian penanggunalangan bencana tetap terkesan setengah hati dan tidak manusiawi, tidak solutif dan tidak paripurna. 

Orientasi pengelolaan kekayaan alam dengan nilai Kapitalistik – Sekuler akhirnya meniscayakan pengelolaan yang berorientasi hanya untuk mencari kesenangan hidup, keuntungan materi sebesar-besarnya, mengedepankan hawa nafsu untuk berkuasa dan tolak ukur yang digunakan jelas hanya kemanfaatan yang diperuntukkan bagi diri sendiri ataupun kelompoknnya. 

Beda orientasi gaya hidup Kapitalistik- Sekuler, beda pula dengan Islam. Islam sebagai sebuah pandangan hidup yang sesuai dengan fitrah manusia, dan dapat mendatangkan ketentraman jiwa nyatanya adalah solusi yang tepat terhadap berbagai ujian yang silih berganti akibat ulah manusia yang mengedepankan hawa nafsu dan akal terbatasnya saja. 

Sedangangkan Islam hadir dengan pandangan hidup yang langsung berasal dari Sang Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan hingga diorientasi pengelolaan kekayaan alam dapat di selesaikan hingga akar persoalannya. Islam hadir untuk menjadi panduan hidup setiap manusia agar memiliki orientasi kehidupan berdasarkan iman, hidup untuk beribadah, memiliki tolak ukur perbutaan berdasarkan halal dan haram yang jelas, dan akhirnya menghantarkan manusia memiliki orientasi hidup untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Insya Allah. 

Wallahu ‘alam bishowab. [].

Post a Comment

Previous Post Next Post