Andai Hidup di Bawah Naungan Khilafah


Oleh Ummu Mubarak
Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah

"Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini, pada setiap akhir seratus tahun, orang yang memperbaharui untuk umat agama mereka." (HR. Abu Dawud)

Rajab 1442 H, 100 tahun, umat hidup tanpa seorang pemimpin. Umat tidak lagi mempunyai perisai. Sejak runtuhnya Daulah Khilafah Islam di Turki pada tahun1342 H, sejak itulah penderitaan umat Islam dimulai. Seperti anak ayam kehilangan induk, terpuruk, terzalimi, darah kaum muslimin tertumpah. Persatuan umat terpecah menjadi 50 negeri-negeri kecil tanpa kekuatan. Paham nasionslisme telah menghancurkan bangunan khilafah yang agung.

Hadis di atas akan mengakhiri penderitaan kaum muslimin. Penantian yang panjang selama 100 tahun akan sirna dengan kebahagiaan tegaknya khilafah. Kapitalisme demokrasi akan menemui ajalnya, tenggelam ke dalam tong sampah peradaban.

Rajab 1442 H, saat yang ditunggu. Janji Allah Swt. dan bisyarahnya  Rasulullah saw. akan segera terwujud. Khilafah yang dinanti akan segera tegak kembali. Kita ingin merasakan hidup di bawah naungannya. Benderanya berkibar di timur dan barat. Naungannya yang rimbun akan menyebarkan keadilan, kebenaran, sinar, dan petunjuk ke dunia.

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (TQS. An-Nur [24]:55)

Kita menunggu, saat khilafah memberikan perlindungannya kepada umat Islam sejauh mata memandang. Kekuasaan khilafah mencakup semua wilayah, semuanya mendapatkan kebaikan, hidayah, dan cahaya. Kita sangat merindukan kedatangan hari saat khilafah tagak, hari dimana Allah Swt. akan memberikan keridaan-Nya. Bukankah, itu yang kita harapkan selama ini?

Sesungguhnya kemenangan Islam, sejatinya merupakan puncak harapan kita di dunia. Semua makhluk akan merasakan kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat kelak.

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat." (TQS. Al-Baqarah [2]:201)

Kebutuhan akan khilafah adalah sebuah keniscayaan. Karena institusi inilah yang akan memberikan penjagaan yang hakiki terhadap umat Islam  dan manusia secara keseluruhan.

Tidak adanya negara yang menerapkan hukum Islam secara kafah adalah bencana besar bagi kita. Umat tidak memiliki perisai yang akan melindungi dari segala bencana yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme yang rusak. Termasuk hilangnya penjaga kehormatan kaum perempuan. Karena Islam satu-satunya agama yang sangat memuliakan wanita.

"Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang-orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah 'Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya." (HR. Bukhari dan Muslim) 

Wahai kaum muslimin, saatnya kita melipatgandakan perjuangan untuk menyongsong hadis di atas. Bulan Rajab ini kita jadikan momentum untuk bersegera menegakkan khilafah Islamiyah, agar penderitaan kaum muslimin akan segera berakhir. Andai hidup di bawah naungan khilafah, berkah dari langit dan bumi akan  melingkupi dunia.

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (TQS. Al-A'raf [7]: 96)

Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post