Hari demi hari, berbagai masalah yang menimpa keluarga terus
merebak. Kekerasan dalam rumah tangga, percerairan, perselingkuhan, LGBT, free
sex, pengangguran, dan lain sebagainya terus-menerus terjadi.
Persoalan-persoalan yang ada tersebut, membuat keluarga muslim semakin
menyadari akan kebutuhan mereka untuk mengenali agamanya. Mereka menyadari
bahwa solusi dari persoalan yang mereka hadapi adalah hanya ada pada Islam.
Namun dibalik itu, narasi kontra radikalisme diarahkan ke keluarga Muslim
sebagai upaya untuk menghalangi pengenalan terhadap Islam secara kaffah dan
menghalangi implementasi syariah dalam lingkup keluarga, masyarakat, hingga
bangsa.
Narasi kontra radikalisme merupakan program deradikalisasi yang
dijalankan dunia barat saat ini. Mereka beranggapan bahwasannya agama hanya
sebatas ibadah ritual belaka. Sehingga siapa saja yang menerapkan agama dalam
aturan kehidupannya akan di cap radikal dan akan dimusuhi. Narasi kontra
radikalisme yang diarahkan ini, akan membuat keluarga Muslim sulit mengenal
Islam Kaffah. Karena mereka (barat) telah menyematkan paham radikalisme pada
ajaran Islam dan umat Islam. Hal ini akan membuat keluarga muslim yang ada di
dunia, terutama yang ada di Indonesia akan merasa kesulitan untuk mengajarkan
anak-anak mereka dengan Islam Kaffah. Islam kaffah yaitu menerapkan aturan
Islam dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam perkara rumah tangga.
Menurut mereka radikalisme merupakan paham yang berbahaya yang
dapat memecah belah bangsa. Bahkan Sahabat Keluarga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
menuliskan bahwa orang tua memiliki peran yang besar mencegah masuk dan
berakarnya paham radikalisme dalam diri anak. Salah satunya dengan memberikan
pemahaman pada anak tentang bahaya gerakan radikalisme. Radikalisme yang mereka
maksud adalah ajaran Islam. Mereka menganggap agama hanya boleh dalam ranah
ibadah ritual saja. Hal ini bertentangan dengan keluarga muslim inginkan saat
ini, yaitu diterapkan Islam secara kaffah tidak hanya dalam perkara ibadah
ritual belaka. Mereka keluarga muslim terhalang dengan narasi kontra
radikalisme untuk mendidik anak-anak mereka dalam berislam kaffah.
Dalam hal ini, keluarga muslim harusnya tidak terpengaruh oleh isu
radikalisme tersebut. Sikap keluarga muslim semestinya tetap kokoh konsisten
dan serius dalam mempelajari Islam. Serta mengimplementasikan Islam dalam
kehidupan tanpa terkecuali. Dan menegaskan bahwa sumber solusi atas segala
problematika saat ini adalah Islam kaffah.
Islam merupakan agama yang Allah ridhoi. Allah tidak hanya sang
Khaliq namun juga al-mudabbir. Allah tidak hanya menciptakan manusia dan
makhluk lainnya namun juga membuat aturan dan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Oleh karena itu, hanya Islam-lah yang mampu mewujudkan ketahanan keluarga
sekaligus mengukuhkan bangunan masyarakat hingga negara. Hanya Islam
satu-satunya solusi atas seluruh problematika kehidupan manusia yang dihasilkan
oleh sistem kapitalisme sekuler. Karena aturan Islam berasal dari sang Khaliq,
sang pencipta yang jauh lebih mengetahui mana yang terbaik untuk makhluk
(ciptaan)-Nya. Bukan sistem kapitalisme yang berasaskan sekulerisme yaitu
pemisahan agama dalam kehidupan. Aturan dalam sistem tersebut berdasarkan
kecerdasan akal manusia semata. Yang serba terbatas dan tak akan mampu
mengalahi aturan yang telah disiapkan oleh sang pencipta alam semesta.
Wallahua’lam bishawab.
Referensi:
Post a Comment