Isu Radikalisme Menjadi Penghalang Keluarga Muslim Cinta Rasul Cinta Syariah



Tria Putri (Mahasiswi, Komunitas Annisaa Ganesha)

Hari demi hari, berbagai masalah yang menimpa keluarga terus merebak. Kekerasan dalam rumah tangga, percerairan, perselingkuhan, LGBT, free sex, pengangguran, dan lain sebagainya terus-menerus terjadi. Persoalan-persoalan yang ada tersebut, membuat keluarga muslim semakin menyadari akan kebutuhan mereka untuk mengenali agamanya. Mereka menyadari bahwa solusi dari persoalan yang mereka hadapi adalah hanya ada pada Islam. Namun dibalik itu, narasi kontra radikalisme diarahkan ke keluarga Muslim sebagai upaya untuk menghalangi pengenalan terhadap Islam secara kaffah dan menghalangi implementasi syariah dalam lingkup keluarga, masyarakat, hingga bangsa.

Narasi kontra radikalisme merupakan program deradikalisasi yang dijalankan dunia barat saat ini. Mereka beranggapan bahwasannya agama hanya sebatas ibadah ritual belaka. Sehingga siapa saja yang menerapkan agama dalam aturan kehidupannya akan di cap radikal dan akan dimusuhi. Narasi kontra radikalisme yang diarahkan ini, akan membuat keluarga Muslim sulit mengenal Islam Kaffah. Karena mereka (barat) telah menyematkan paham radikalisme pada ajaran Islam dan umat Islam. Hal ini akan membuat keluarga muslim yang ada di dunia, terutama yang ada di Indonesia akan merasa kesulitan untuk mengajarkan anak-anak mereka dengan Islam Kaffah. Islam kaffah yaitu menerapkan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam perkara rumah tangga.

Menurut mereka radikalisme merupakan paham yang berbahaya yang dapat memecah belah bangsa. Bahkan Sahabat Keluarga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menuliskan bahwa orang tua memiliki peran yang besar mencegah masuk dan berakarnya paham radikalisme dalam diri anak. Salah satunya dengan memberikan pemahaman pada anak tentang bahaya gerakan radikalisme. Radikalisme yang mereka maksud adalah ajaran Islam. Mereka menganggap agama hanya boleh dalam ranah ibadah ritual saja. Hal ini bertentangan dengan keluarga muslim inginkan saat ini, yaitu diterapkan Islam secara kaffah tidak hanya dalam perkara ibadah ritual belaka. Mereka keluarga muslim terhalang dengan narasi kontra radikalisme untuk mendidik anak-anak mereka dalam berislam kaffah. 

Dalam hal ini, keluarga muslim harusnya tidak terpengaruh oleh isu radikalisme tersebut. Sikap keluarga muslim semestinya tetap kokoh konsisten dan serius dalam mempelajari Islam. Serta mengimplementasikan Islam dalam kehidupan tanpa terkecuali. Dan menegaskan bahwa sumber solusi atas segala problematika saat ini adalah Islam kaffah.

Islam merupakan agama yang Allah ridhoi. Allah tidak hanya sang Khaliq namun juga al-mudabbir. Allah tidak hanya menciptakan manusia dan makhluk lainnya namun juga membuat aturan dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Oleh karena itu, hanya Islam-lah yang mampu mewujudkan ketahanan keluarga sekaligus mengukuhkan bangunan masyarakat hingga negara. Hanya Islam satu-satunya solusi atas seluruh problematika kehidupan manusia yang dihasilkan oleh sistem kapitalisme sekuler. Karena aturan Islam berasal dari sang Khaliq, sang pencipta yang jauh lebih mengetahui mana yang terbaik untuk makhluk (ciptaan)-Nya. Bukan sistem kapitalisme yang berasaskan sekulerisme yaitu pemisahan agama dalam kehidupan. Aturan dalam sistem tersebut berdasarkan kecerdasan akal manusia semata. Yang serba terbatas dan tak akan mampu mengalahi aturan yang telah disiapkan oleh sang pencipta alam semesta.

Wallahua’lam bishawab.

 

Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180515104408-284-298275/peran-keluarga-untuk-tangkal-sebaran-radikalisme-pada-anak

https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1637-petaka-radikalisme-keluarga

Post a Comment

Previous Post Next Post