Bila hati terus berharap tak pasti
Maka kan kupinjami nasihat nan indah
Untuk melengkapi kisah sepenggalan jiwa
Tertoreh perjalanan tanpa jeda
Suara tawa seperti sembilu baginya
Memekakkan segenap penjuru hati pilu
Desah nafas yang mengandung luka
Syukur sirna hanya dengan kedipan mata
Aduhai hati...
Apakah yang kau perebutkan?
Dunia kah yang kelam?
Mencengkeramu memendar syahdu syahwatmu
Kau tampak tak dewasa
Kau tampak tak berdaya
Dalam dekapan egoisme semata
Mengapa bahagia itu tak kau jemput pula
Daun kering, tanah basah, geliat cacing pun ulat bulu yang tampak lucu
Menyuarakan tawa geli
Merangkai mimpi, menepis fananya bumi
Menggeliat menguat melupakan manusia pemilik hati sepi
Akhir kisah janganlah abadi
Tumbuh dewasalah lupakan rintik-rintik duri
Jangan biarkan nafsu menggaduhkan jiwa suci
Memaksamu tersandung duri
Wahai hati...
Engkau adalah jiwa juangku
Senyummu adalah penawar lara pemecut semangatku
Cerah tawamu penyangga rusukmu yang merindu tangguh sang pujangga
Post a Comment