Dewan
Pimpinan Cabang Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita)
Kabupaten Sumedang, dalam waktu dekat ini akan menyiapkan paket perjalan wisata
di wilayah Sumedang. Paket wisata ini,
sengaja disiapkan untuk memudahkan para wisatawan dari luar daerah saat ingin
melakukan traveling ke kota tahu. Maka
dari itu, guna menindaklanjuti masukan tersebut, pihaknya bersama para
pengusaha travel lainnya, akan segera menyiapkan daftar paket wisata
sebagaimana yang disarankan Bupati Sumedang.
Yaitu
membuat paket wisata lengkap dengan zonasi kewilayahan, supaya paket perjalanan
ke destinasi wisata di Sumedang ini saling keterkaitan. Sehingga nantinya, para
pengunjung dapat memiliki pilihan yang pasti dalam menentukan lokasi yang bakal
dikunjunginya. Demikian disampaikan Ketua DPC Asita Kab.
Sumedang Iyan Sofyan Hady. (kabar-priangan.com, 24 September 2020)
Setiap hari kita dihadapkan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang
membingungkan. Mana yang harus kita taati, protokol kesehatan ataukah perbaikan
ekonomi? Maka jangan salahkan jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan
sebab pemerintah nampak tidak serius menyelesaikan permasalahan pandemi ini.
Joko Widodo meminta satgas penangangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional mendahulukan aspek kesehatan dibandingkan pemulihan ekonomi. “Perlu
saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah
kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik,”
Disampaikan di kanal YouTobe Sekretariat Presiden, Sidang Kabinet, pemulihan
sektor kesehatan dan ekonomi di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/9/2020)
Kebijakan plinplan hanya akan terus menggerus kepercayaan rakyat kepada
pemimpinnya. Untuk apa pariwisata ditengah kasus pandemi yang semakin tak
terkendali? Pemerintah terus memaksakan untuk menggeliatkan sektor ekonomi
meski melalui kebijakan yang kontradiksi, bertentangan dengan aspek penting
lainnya. Membuka pariwisata akan membuka kerumunan masa dampaknya hanya akan
membuat klaster penyebaran Covid yang semakin menggila.
“Kami ingin Ekonomi menggeliat, tapi keselamatan warga tetap yang utama.”
Ucap Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum.
Dinas Pariwisata dan kebudayaan provinsi Jabar juga telah mengeluarkan
Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor
440/1222-Pemas Tahun 2020 tentang Panduan Strategis: Adaptasi kebiasaan Baru
Bidang Parbudekraf berdasarkan peraturan gubernur Nomor 46 Tahun 2020 dan
Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2020 untuk menjadi acuan balik perorangan
maupun industri pariwisata agar lebih memperhatikan protokol kesehatan.
Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sumedang mencatat, sebanyak 20.217
pelanggar protokol kesehatan sampai pada hari ini, Selasa (29/9/2020). Hal itu
membuat Kabupaten Sumedang menjadi paling banyak pelanggar protokol kesehatan
di Jawa Barat. (news.detik.com)
56
pelaku usaha mendapat sanksi teguran dari Satpol PP Kabupaten Sumedang gegara
melanggar aturan penerapan protokol kesehatan berkaitan pandemi Corona atau
COVID-19. Penerapan sanksi tersebut terhitung sejak Satpol PP menggelar razia
pada 15 Agustus hingga 30 September 2020.
Konsumen
dan pelaku usahanya dikenakan sanksi sesuai Perbup Nomor 74 tahun 2020 tentang
sanksi administratif terhadap pelanggar protokol kesehatan dalam pelaksanaan
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dan penanggulangan COVID-19. Berdasarkan Perbup
tersebut sanksi terhadap para pelaku usaha meliputi teguran tertulis, denda
administratif Rp 100 ribu-Rp 500 ribu, penghentian sementara kegiatan,
pembekuan izin usaha, hingga pencabutan sementara izin usaha. (news.detik.com)
Sektor pariwisata menjadi tumpuan utama ekonomi negara setelah pajak, sebab
sejak awal daerah-daerah di Indonesia secara umum, telah kehilangan sektor SDA,
sektor paling strategis untuk dijadikan pemasukan negara, mayoritasnya telah
dikuasai oleh asing dan aseng.
Alih-alih memperbaiki ekonomi, namun sektor pariwisata juga nyatanya sudah
dikuasai Kapitalis, maka keuntungannya akan masuk ke kantong-kantong para
investor Kapitalis bukan Negara atau rakyat Indonesia secara umum. Inilah sifat
asli sistem Kapitalisme yang selalu berpihak pada pemilik modal, tidak ada
aturan untuk menjaga jiwa manusia (rakyat dan para tenaga medis), nampak nyawa
manusia tak lebih berharga dari keuntungan ekonomi para Kapitalis.
“Imam (pemimpin) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggungjawab
atas pengurusan rakyatnya.” (HR. Al-Bukhari)
Nabi Muhammad saw, bersabda. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan yang lainnya:
“Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang
lain.”
“Sungguhnya dunia ini hancur lebih ringan di sisi Allah daripada seorang
Muslim yang terbunuh.” (HR an-Nasa’i, at Tirmidzi dan
al-Baihaqi)
Hal ini seharusnya dipahami oleh setiap pemimpin yang dibawahnya banyak
jiwa terdampak atas kebijkan yang diterapkannya dan seharusnya hal ini mampu
membuka mata dan pikiran kita sebagai umat Islam, bahwa sejak awal Demokrasi
Kapitaliesme yang melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak adil sehingga
kegagalan dan kerusakan terus terjadi.
Akhirnya, tidak ada jalan lain selain kita kembali untuk menerapkan seluruh hukum-hukum Allah Swt. yang sejak awal hadir untuk memberikan solusi atas seluruh permasalahan kehidupan.
Post a Comment