SABAR DALAM BERDAKWAH


By : Khadijah Asy Syarifah

Terjun dimedan dakwah memang tidaklah mudah, jalannya yang penuh berlika liku dan terjal harus dilalui sehingga selain berbekal keimanan, ketaqwaan, dan ilmu juga sangat penting bersabar dalam menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar sebab ini adalah jalan dakwah yang tentunya banyak tantangan, ujian, hambatan serta rintangan yang harus dilewati. Jika dalam dakwah kita tidak mendapat tantangan atau mulus-mulus saja maka ada yang salah dengan dakwah kita. 
 
Menempuh jalan dakwah tentu sering mendapat cemoohan, cacian, fitnah bahkan dipersekusi dan lain sebagainya yang kadang membuat kita sedih, bahkan sampai mau putus asa tapi dengan kesabaran dan keyakinan yang kuat bahwa apa disampaikan akan menjadi hujjah di akhirat dan perkataan yang menghina atau menyudutkan bahkan menentang itu semua hanya bersifat sementara.

Tantangan, hambatan dan rintangan dalam dakwah bisa dilewati dan tetap istiqomah walaupun berbagai ujian menerpa tersebab kita berjamaah. Dengan berjmaah saling menguatkan, memberikan support dan bersinergi, meluangkan waktu, tenaga, pikiran bahkan nyawa jika perlu. Suka duka,tawa tangis kita lalui bersama, bukankan menapaki dijalan dakwah yang penuh lika liku ini membuat kita merasakan manisnya iman. Wahai sobat seperjuangn. Tetap teguh dan istiqomah dijalan yang tak banyak dipilih oleh kebanyakan orang ini, sebab kita yakin dan percaya bahwa ada balasan terbaik yang telah disiapkan.

Jikalau mendapat tantangan berupa penyiksaan yang sangat besar dan kamu merasa tak sanggup  maka ingatlah kisah sahabat Rasulullah saw yakni Khabbab bin Al-Aratt berkata, “ aku mendatangi Nabi saw saat beliau tidur dengan berbaring di atas burdahnya dan berteduh di bawah naungan Ka’bah. Kami juga saat itu telah mengalami penyiksaan berat dari kaum musyrik. Lantas aku berkata, “mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah!’ Mendengar ucapan ini, beliau langsung duduk sedangkan raut wajahnya tampak memerah sembari berkata, ‘sungguh, orang-orang sebelum kelian pernah dibeset dengan sesetan besi panas yang menusuk daging hingga mengenai tulang belulang dan urat. Akan tetapi hal itu semua tidak membuat mereka bergeming sedikit pun dari din mereka. Sungguh, Allah akan menyempurnaka urusan agama ini hingga seorang pejalan kaki berjalan dari Shan’a ke Hadramaut tidak ada yang ditakutkannya selain Allah Ta’ala. (Shahih Al-Bukhori, 1/543) 
Wallahu’allam bisy showab.

Post a Comment

Previous Post Next Post