Gelar Maulid di Forum Langit


Oleh: Siti Nur Rahma
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

Tepat pada Kamis, 29 Oktober 2020 jam 09.00 WIB diadakan agenda akbar di aplikasi webinar Indonesia, bertajuk Maulid Nabi Muhammad SAW. Antusias dari para peserta yang menyimak sungguh luar biasa, hingga akhir acara sekitar hampir 70.000 peserta yang berhasil terdaftar untuk menyaksikan peringatan Maulid Nabi 1442 H. MasyaAllah.

Acara dibuka dengan opening speach oleh KH. Rokhmat S Labib dengan memaknai cinta kepada Rosulullah. Cinta kepada Nabi ialah mengikuti Nabi secara kaffah, tanpa kecuali, tanpa nanti. Beliau juga memaparkan bahwa ketika aturan Islam tidak diterapkan maka akan menimbulkan kedzaliman bagi seluruh umat dalam setiap aspek kehidupan.

Kemudian, setelah pemaparan yang diutarakan KH. Rokhmat S. Labib, acara dilanjutkan dengan pemutaran video sedih yang menayangkan kehidupan sepeninggal Rosulullah yakni di zaman sekarang yang umatnya tidak mempedulikan syariat dan senantiasa bermaksiat. Lantas pantaskah mendapatkan syafaat dari Rosulullah?

Seusai pemutaran video tersebut, lalu dilanjut dengan diskusi bersama pembicara sebagai narasumber acara. Beliau adalah Cendikiawan Muslim, Ustadz Ismail Yusanto dan seorang ulama, KH. Rokhmat S. Labib.

KH. Rokhmat S. Labib menyatakan dalam diskusinya bahwa adanya penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh presiden Perancis tidak hanya dilakukan boikot terhadap negara tersebut, melainkan ada upaya tegas dari umat Islam. Sebab jika ada seorang pemimpin yang tidak sesuai syariat maka tidak wajib ditaati. Hukuman bagi pelaku yang mencaci atau menghina Nabi dalam pandangan islam adalah hukuman mati. Hukuman mati perlu kekuatan atau kekuasaan dari pihak berwajib dalam pelaksanaannya. Bukan seperti zaman sekarang yang hanya ada dalam kitab namun tidak ada praktek dalam kehidupan.

Ustadz Ismail Yusanto juga memaparkan pandangannya tentang kondisi yang dialami oleh umat yakni masalah yang sangat komplek. Dalam situasi itu ada kedzaliman dalam penanganannya. Beliau menggambarkan salah satu problemnya, yaitu tentang hukum yang terjadi di negeri ini. Hukum yang diibaratkan seperti pisau dapur, tajam ke bawah tumpuk ke atas. Hukum tajam kepada rakyat dan tumpul pada pemilik kekuasaan. 

Beliau juga memaparkan tentang UU Omnibus Law, UU yang dibuat untuk mengatur urusan rakyat namun rakyatnya sendiri protes. Hal ini menunjukkan kedzaliman terhadap rakyat. Begitu pula dengan UU Minerba, yang akan membuat segala sesuatunya sesuai dengan kepentingan pembuatnya.

Kemudian dalam kutipan sebuah video, Ekonom, Ichsanudin Norsy memaparkan bahwa ada data yang dibuat oleh Michel Heart dalam surveinya bahwa dari seratus pemimpin terbaik dunia, Nabi Muhammad adalah peringkat teratas. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah tauladan umat dalam segala aspek kehidupan, termasuk tauladan menjadi pemimpin terbaik bagi rakyatnya.

Sehingga ketika sekarang ada pemimpin yang tidak mencontoh Rasulullah secara menyeluruh, maka bisa dikatakan seperti ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang.

Dilanjut dengan ungkapan singkat dari Prof. Suteki, yang mendeskripsikan hukum sekarang bahwasanya yang menjadi pemenang dalam sebuah peradilan adalah yang kaya raya. Sebab hukum bisa diatur dengan adanya permintaan dari pemilik harta.

Hukum peradilan yang dirasakan saat ini memang seperti pisau dapur, yang tidak hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas, melainkan juga tajam kedepan tumpul kebelakangan. Ini menandakan selain tidak adil kepada rakyat tetapi juga hukum berpihak ke arah depan atau ke lawan bukan ke belakang atau kepada pemegang hukum.

Hukum yang seharusnya dirasakan rakyat adalah hukum yang benar dan adil lantas pelaksanaannya diterapkan dengan konsisten. TNI dan Polri adalah bagian dari umat Islam yang seharusnya memberikan kekuatan untuk Islam.

Menjelang akhir acara ada testimoni dari KH. Thoha Cholili, Pengasuh Ponpes Al Muntaha Al Kholiliyah. Dan ditutup dengan video yang menayangkan kerinduan kepada Nabi Muhammad SAW. Saat ini banyak yang mengaku rindu kepada beliau tetapi lupa dan alpa pada penerapan syariat yang dibawa Rasulullah. Padahal rasul begitu cinta kepada umatnya, yang saat menjelang wafatnya beliau memanggil-manggil umatnya. Sungguh umat semakin terpuruk, mengharap syafaat Rosulullah tapi lupa syariat. 

Umat seharusnya membuktikan cintanya dengan perjuangan tegaknya syariat Islam dalam bingkai khilafah.

Acara ditutup dengan doa dari KH. Yasin Muthohar. Dan dilanjut dengan kesimpulan bahwa cinta nabi cinta syariah. Hal itu memiliki satu arti yaitu dengan wujudkan keadilan di Indonesia berkah. Cinta Nabi Cinta Sejati.

Sungguh luar biasa pagelaran Maulid Nabi yang diadakan hingga menjelang siang. InsyaAllah berkah, forum yang dihadir oleh berbagai kalangan, bahkan ulama, ekonom, guru besar, cendikiawan muslim, para kiyai dan muslim perindu Nabi Muhammad beserta syariatnya. Semoga peringatan maulid ini upaya mengetuk pintu langit untuk mendapatkan ridho Allah dan segera diterapkannya syariat yang diemban Rasulullah. Aamiin.

Post a Comment

Previous Post Next Post