Ayuk Jadikan Diri, Tempat Curhat Yang Nyaman Bagi Anak

By : Regiani Abidin
Mahasiswi Unindra PGRI

Sebuah riset menyatakan bahwa remaja yang diberi kesempatan berbicara atau curhat kepada orangtua, mereka akan memiliki daya tahan mental lebih baik terhadap lingkungan negatif.

Namun,  hanya anak-anak yang merasa dekat dengan orangtua,yang dapat melakukan curhat. Nah, bagaimanakah caranya Agar anda bisa menjadi tempat curhat yang nyaman bagi anak? Menurut pengalaman saya pribadi ada beberapa langkah praktis sederhana dan tidak merepotkan berikut ini, baca sampai akhir yaa bundaa atau calon mamah muda, hehe. 

Pertama : kenali karakter anak 
Sebagian anak dengan mudah bercerita, panjang dan bahkan tanpa jeda. Kadang juga tidak peduli waktu dan tempat.

Sebagian yang lain memiliki hambatan tersendiri, berfikir lama sebelum memutuskan untuk bercerita, atau menunggu waktu dan tempat yang khusus. 
Adapula yang terpaksa memendam Isi hati, akibat pengalaman buruk sebelumnya dengan orangtua. Misalnya dia merasa pernah dipermalukan, dianggap cengeng, tidak ditanggapi serius,atau sama sekali tidak didengarkan. 

Pendekatan untuk setiap anak akan berbeda-beda. Tapi berbicara adalah kebutuhan semua orang, termasuk anak-anak yang pendiam sekalipun. Jadi percayalah, dengan sendirinya anak anda akan mencari tempat curhat. Pastikan tempat itu adalah Anda! 

Kedua : jangan memaksa anak berbicara 
Jika anda mendapati anak anda sedang designed atau murung karena suatu masalah, tapi belum mau bercerita, tidak mengapa.  Memaksa berbicara,  hanya akan membuat anak merasa terancam dan otak reptilnya akan bekerja untuk melindungi diri. Sehingga pada akhirnya, justru dia akan semakin tertutup. Anda cukup mengatakan  "ibu senang jika kakak mau bercerita. Nanti kalau kakak sudah mau bercerita, ibu siap mendengarkan".

Ketiga : tahan dulu nasehat anda 
Jika setelah anak curhat, anda mendapati bahwa masalahnya ditimbulkan Oleh kelalaian atau kecerobohannya sendiri, jangan terburu-buru menceramahi atau memberikan nasehat panjang kepadanya. Biarkan dia bebas mengungkapkan apa yang dirasakannya. Katakan bahwa anda memahami perasaannya. Tunjukan bahwa anda sungguh-sungguh memdengarkan. 

Keempat : Berikan kepercayaan kepadanya untuk mencari solusi masalahnya sendiri. Tentu saja, orangtua boleh membantu. Tetapi sebaik-baik solusi adalah yang difikirkan dan diupayakan oleh anak sendiri. Orangtua berperan sebagai fasilitator. " ibu tahu kamu sedih dengan nilai rapor mu. Kira-kira apa yang bisa kamu lakukan agar nilai kamu meningkat? Ada atau tidak yang bisa ibu bantu dalam hal ini ?".

Dengan demikian anak-anak dilatih menjadi pencari solusi masalah, setidaknya untuk dirinya sendiri . Dan anaklah yang memutuskan pada bagian mana orangtuanya dapat membantu.  

Kelima : silahkan mengungkapkan gagasan. 
Anda boleh mengungkapkan gagasan, fikiran,  dan perasaan anda kepada anak setelah ia selesai berbicara dan jika diperlukan. 

Namun ingat, anda berbicara dengan berfokus pada solusi, bukan sekedar menyalahkan, mengungkit-ngungkit masalah yang sudah lama berlalu atau membanding-bandingkannya dengan kakak atau adiknya secara tidak proporsional. 

Keenam : gunakan waktu santai anak. 
Memanfaatkan waktu santai akan lebih efektif. Karena anak berbeda dalam keadaan rileks. Dia lebih nyaman untuk berbicara dan bahkan mungkin bisa menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh orangtua. 

Ketujuh : bersikap ekspresiflah 
Gunakanlah bahasa tubuh dan ekspresi anda.  Silahkan tersenyum, tertawa,  atau menunjukan wajah sedih , sesuai dengan apa yang diceritakan anak. Tetapi tak usah lebay dan berlebihan.  Terutama ketiak anda merasa khawatir. Anda harus pandai mengendalikan diri sendiri. Ingatlah bahwa anda dituntut untuk berempati namun tetap harus menjadi sosok orangtua yang bisa diandalkan.  

Ketujuh hal diatas insyaAllah sama sekali tidak merepotkan. Menjadi tempat curhat adalah hal yang sangat sederhana dan tidak memerlukan keterampilan khusus seperti ketika anda berbicara.  Semoga bermanfaat. 
Previous Post Next Post