Sholatlah, Aku mengingatkan Mu Karena Allah

Oleh : Sri Rahmawati

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 45:
"Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." 

Kupandangi lekat-lekat adikku yang tengah serius dengan televisinya, tayangan bola kesukaannya. Walaupun sudah berumur di atas empat puluh tahun namun kebiasaan adikku tidak pernah berubah, yaitu menunda-nunda sholat ketika ada tayangan bola. Yang membuat hatiku tersayat-sayat adalah bukan karena pertunjukan bolanya, tetapi karena selama ini dia belum mau melaksanakan sholat wajib. Bukan berarti aku tidak pernah menasehati, sudah beribu-ribu kali bahkan, namun selalu berakhir dengan pertengkaran, walaupun aku rasa sudah selembut mungkin menasehatinya. Mungkin ini jalan amal sholehku, ujian menghadapi kesabaran hingga tiada batas. Mungkin kurang banyak ku sebut namanya dalam setiap bait doaku. 
Aku : “Dik, yuk sebentar saja sholat dulu, bisa dilanjut nontonnya”

Adikku : “Iya, setelah beres bola”, jawabnya singkat dan ketus.
Kutunggu tepat di sampingnya, entah sudah sekian puluh doa, sekian ratus sholawat kupanjatkan, untuk kesholehan adikku sejak adzan Isya tadi hingga sekarang. Adikku belum bergeming. 

Sebenarnya aku takut menghadapi amarah adikku yang tempramen ini, tapi entah kenapa sifat pantang putus asa sudah mendarah daging sejak kecil. Aku satu-satunya di keluarga yang paling sering menasehati siapapun, dan paling sering juga kena marah. Dari hari ke hari aku berupaya memperbaiki lisan dalam menasehati, agar tidak menohok dan menyakiti siapapun. Ada nasehat dari seorang teman, kalau kita berdakwah niatnya harus tulus lillahi Ta’ala, karena Alloh saja, maka kita tidak akan peduli makian atau bulian orang-orang. Kita tidak mengharapkan pujian atau respon baik dari orang lain, karena nasehat itu tidak selamanya mendapatkan respon baik, terkadang respon negatif kita temui. Tetaplah bersabar karena Syaitan hendak menghentikan dakwahmu, jangan putus asa, harus kuat seperti Rosululloh yang diludahi, dimaki, dilempari kotoran tidak mengapa, dakwah terus jalan tanpa menyurutkan semangat. 

Tidak ada seorangpun di keluargaku yang peduli tentang adikku yang belum mau sholat. Mereka menganggap tidak sholat adalah hal biasa yang tidak boleh diributkan. Namun, tidak untuk diriku, jika aku berjuang sekuat tenaga agar selalu melaksanakan sholat wajib tepat waktu, belum tentu memasukanku ke dalam syurga, malah sebaliknya bisa menjerumuskanku ke dalam neraka karena aku membiarkan saudara muslimku terperdaya dengan dunia hingga meninggalkan sholat wajib. 

Kali ini Yaa Alloh Yaa Latiif, Sang Pemilik Hati, aku mohon Kau beri rahmat Mu pada adikku, Kau gerakkan hatinya, Kau gerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk sholat, jeritku seraya memaksa di hadapan Alloh.

Aku : “Bismillah, Dik, bolanya sudah selesai, sholat dulu gih”
Adik : “Kenapa kamu ngga urus saja urusan mu, tuh usahamu benerin, rumah gedein. Sudah mending aku, ngga sholat tapi Alloh sayang sama aku, ngasih rumah yang lebih bagus dari kamu, usaha lebih sukses, pendidikan lebih tinggi, aku masih muda harta berlimpah, sehat terus nggak sakit-sakitan kayak kamu. Alloh nggak pernah benci aku bro, kamu aja yang sentimen. Urusan sholat itu urusan aku, nanti juga aku sholat ngga usah lapor-lapor orang. Tiap kamu ngomong sholat bikin naik darah! Nggak normal otak Mu !

Alhamdulillah aku tetap tenang dimarahi, Alloh melembutkan hatiku. Beberapa saat aku diam sambil beristighfar.
Aku : “Iya nasehat mu selalu aku ingat. Terimakasih ya. Kakak mau cerita, Imam Syafi'i berkata, "Jadikanlah akhirat di hatimu, genggamlah dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu"  
Kuperhatikan adikku, dia tampak menyimak, mudah-mudahan dia mendengarkan.

Aku : “Maka hiduplah dengan selalu merasa bahwa dunia ini hanya jembatan semata untuk mendapat kehidupan yang abadi kelak, karena saat kita merasa bahwa dunia ini adalah jembatan semata, tentu kita tidak akan merasa bangga dengan apa-apa yang sudah kita capai di dunia ini.

Genggamlah dunia di tanganmu, agar kau bisa senantiasa mengendalikan kehidupanmu. Karena saat kita senantiasa menjadikan dunia hanya sebuah batu loncatan semata, maka dunia dan seisinya bisa dengan mudah kita kendalikan. Tetapi saat dunia kita jadikan batu pijakan, maka diri ini akan terkendali dengan gemerlapnya dunia, dunia akan senantiasa membuat kita terpukau dan lupa bahwa kehidupan yang kita miliki didunia ini hanyalah sementara.

Sebab itulah kita harus jadikan akhirat ini selalu di hati, agar kita senantiasa lalui kehidupan ini merujuk pada Allah. Kita akan merasa senang dalam melaksanakan perintah-Nya dan mejauhi larangan-Nya saat hati kita selalu melakukannya dengan lillahi ta’ala.

Sebab jika akhirat sudah di hati, Allah akan terasa dekat dengan kita, maka saat kita melaksanakan segala sesuatu yang sudah menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim tentu hati ini tidak akan pernah merasa terbebani, walau hanya sedikit.

Dan selalu ingatlah bahwa maut itu akan menjemput kita kapan saja, maka jangan pernah bosan untuk terus beramar ma’ruf dan bernahi munkar. Letakkanlah kematian dipelupuk mata, agar setiap sesuatu yang ingin kau kerjakan bisa kau jaga dengan sempurna. Sehingga menabung kebaikanpun tak pernah kamu lupa, walau hanya sedetik.”

Aku perhatikan reaksi adikku, diam seribu bahasa, biasanya dia tidak mau mendengar nasehatku, selalu membantah. Terimakasih Yaa Alloh, malam ini kau mudahkan lisanku untuk menyampaikan dalil penyemangat dari Imam Syafi’i, semoga terhujam di dalam hati adikku.

Aku berpamitan pulang, kubiarkan dia sendiri merenungi nasehat tadi. Nanti besok-besok aku akan tetap mengunjunginya, memperhatikannya, karena cita-citaku adalah ingin masuk syurga, bukan masuk syurga seorang diri, tetapi bersama adikku dan saudara-saudara muslimku yang lain. 

Begitu sampai rumah, aku telepon seorang teman sekaligus guru di tempat aku mengaji, aku sampaikan mengenai kejadian barusan, dan meminta nasehat beliau.

“Bagus upaya kamu selama ini, tidak pernah putus asa menasehati adikmu. Untunglah yang kau nasehatin lebih muda usianya. Hati-hati ya kalau yang kamu nasehatin adalah yang berusia lebih tua darimu, tidak bisa terus-menerus menasehati karena dia bisa tersinggung, kita tetap harus menjaga adab dalam menasehati. Aku ceritakan kisah Abu Hurairah : Dia adalah orang yang sangat sholeh, sahabat nabi. Namun ibunya seorang yang kafir selalu menghina nabi,  menghina agama Islam, sering menyebabkan kemarahan Abu Hurairah. Abu Hurairah tidak berdaya dihadapan ibunya, tidak mampu menasehatinya, saking menghormati dan menjaga adab di hadapan orangtua, beliau hanya diam dan tertunduk tanpa membalas perilaku buruk ibunya. Beliau kemudian pergi menemui nabi dan meminta doa dari nabi agar ibunya mendapat hidayah. Beginilah doa Baginda nabi :
“Yaa Alloh berilah petunjuk kepada ibunya Abu Hurairah”

Kemudian Abu Hurairah pulang. Tiba-tiba di dalam rumahnya beliau mendengar suara air gemericik seperti ada orang sedang mandi. Ibunya keluar, ternyata ibunya yang barusan mandi, kemudian dia mengucapkan dua kalimah Syahadat di hadapan Abu Hurairah. Maasyaa Alloh, Baarokalloh.

Hikmah dari kisah ini adalah saat kita kehabisan cara menasehati saudara, kita diperbolehkan mendatangi orang yang lebih sholeh untuk meminta saudara kita didoakan olehnya. Bukan berarti mendatangi dukun yaa, tetapi orang yang sholeh dan paham ilmu Islamnya tinggi, mudah-mudahan makbul doanya.” Demikian nasehat beliau.

Alhamdulillah, mendapatkan hikmah luar biasa dari kisah sahabat Abu Hurairah. Insyaa Alloh akan aku amalkan. Akan aku datangi orang-orang yang sholeh untuk mendoakan adikku. Semoga tergerak hatinya untuk sholat.

Perintah untuk sholat dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 78 yang berbunyi:
"Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (QS. Al-Isra: 78).

Perintah sholat juga dituangkan dalam Surat Hud ayat 114:
"Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS Hud: 114).

Dalam hadist shahih yang muttafaq'alaih dari riwayat Abi Hurairah RA, beliau berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kalian, kalau ada sungai di depan pintu di mana kalian mandi lima kali sehari, apakah Anda mengatakan bahwa kotoran di badannya masih ada?”

Mereka menjawab: “tidak, tidak tersisa apapun dari kotoran.” Beliau berkata: “seperti itulah sholat yang lima. Allah SWT menghapus dengan segala dosa."

Wallohu A’lam bish showab.
Previous Post Next Post