Menakar Sabar


Oleh: Sri Purwanti
Pegiat Literasi Tanah Bumbu


Kata sabar berasal dari bahasa arab yaitu as-Shabru, merupakan masdar dari fi’il madhi yang berarti menahan diri dari keluh kesah. Menurut KBBI sabar artinya tahan menghadapi cobaan, tabah. Sabar merupakan sifat manusia yang menunjukkan seberapa kuat dalam menghadapi cobaan.

Dalam Islam sabar termasuk sifat yang terpuji, yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. Sabar sendiri meliputi tiga hal yaitu, sabar dalam menerima ujian/musibah,  sabar dalam ketaatan, dan  sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat.

Pertama sabar dalam menghadapi ujian. Sebagai orang beriman kita harus selalu meyakini bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Ketika mendapatkan cobaan, maka bersabar dan ikhlas dengan apa yang terjadi. Karena sesungguhnya Allah itu bersama dengan orang-orang sabar. Sebagaimana firman Allah dalam surat al- Anfal [8]:46, yang artinya," Bersabarlah kalian, sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar"

Kedua, sabar dalam ketaatan. Sebagai seorang hamba kita tidak bisa hidup seenak sendiri, ada seperangkat aturan dari Allah yang harus kita taati. Menurut para ulama jenis sabar yang paling tinggi adalah sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Sebab, ketaatan itu lebih utama dari meninggalkan maksiat.

Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya “Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya maka sembahlah Dia dan bersabarlah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?’’ (QS Maryam [19]: 65).

Ketiga bersabar dalam menghadapi maksiat. Satu hal yang harus kita ingat, bahwa jiwa kita biasa memerintahkan dan mengajak kepada kejelekan, maka hendaklah menahan diri dari perbuatan-perbuatan haram seperti berdusta, menipu dalam muamalah, terlibat riba, berzina,  minuman keras, mencuri dan berbagai macam bentuk maksiat lainnya.

Seseorang harus menahan diri dari hal-hal tersebut. Usaha ini tentu membutuhkan pemaksaan diri, supaya tidak terjebak di dalamnya.
Untuk melatih diri bersifat sabar memang tidak mudah, tetapi sebagi seorang muslim kita harus berusaha menanamkan sifat sabar dalam diri kita. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk melatih kesabaran.

Pertama niatkan segala sesuatu karena Allah.
Salah satu cara untuk meningkatkan Kesabaran adalah dengan meluruskan niat. Dari Umar Ra, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua ikhlas, sikap ini akan membuat kita lebih legowo dalam menghadapi setiap permasalahan. Dengan hati yang tenang dan hanya mengharap rida dari Allah akan membuat kesabaran semakin meningkat.

Ketiga  mencari kawan yang bisa menguatkan azzam kita untuk menjadi pribadi yang sabar.
Sebagaimana yang kita ketahui, teman dekat juga bisa menjadi cerminan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Terkadang untuk melihat baik dan buruknya agama seseorang dengan cara melihat temannya, bila temannya baik, maka insyaa Allah baik pula diri kita, begitupun sebaliknya.

 Sebagaimana dalam sebuah hadis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927

Sebagai seorang muslim hendaknya kita selalu belajar untuk bersikap sabar, baik dalam menghadapi musibah, menaati perintah Allah, maupun menghindari maksiat. Hal ini supaya kita benar-benar menjadi pribadi yang bertakwa.
Wallahu A'lam
Previous Post Next Post