Hari Raya Idul Adha dan Wujud Ketaatan Kepada Syariat Islam

Oleh : Firda Umayah, S.Pd

Kalimat tayyibah mulai terdengar serentak diseluruh pelosok negeri. Menandakan hari raya Idul Adha sudah didepan mata. Ada senyum bahagia masih dapat diberikan kenikmatan hidup. Namun ada pula tangis duka lantaran tahun ini bukanlah tahun sebagaimana biasanya. Krisis yang melanda akibat pandemi yang masih terjadi membuat sebagian orang tak dapat merasakan kebahagiaan merayakan Idul Adha. 

Ya, pandemi memang telah membawa krisis diberbagai sektor. Di sektor kesehatan, membuat kebutuhan terhadap fasilitas kesehatan jauh lebih banyak dari sebelumnya. Termasuk kebutuhan akan vaksin, alat medis, dan lainnya. Di sektor ekonomi, jumlah kemiskinan terus meningkat sejalan dengan jumlah pengangguran yang juga meningkat. Di sektor sosial, terjadi kerusakan generasi, ketidakharmonisan keluarga, ketimpangan sosial dan yang lainnya. 

Di dunia pendidikan juga tak luput dari krisis. Pembelajaran daring atau home schooling membuat sebagian anak dan orang tua stres, belum lagi kendala fasilitas yang tidak mendukung untuk menjangkau pembelajaran yang berbasis jaringan, moral siswa yang semakin mengiris hati dengan maraknya siswi yang hamil diluar nikah, dan yang lain sebagainya. Sungguh, antisipasi dan strategi mengurangi masalah dengan berlakunya New Normal seakan tidak mampu menjadi solusi.

Perayaan Idul Adha yang merupakan representasi wujud ketaatan Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As sudah sepatutnya menjadi instropeksi bagi diri kita sebagai hamba yang mengaku menyembah dan beriman kepada Allah SWT. Ketaatan sempurna yang ditunjukkan kepada dua nabi tersebut kepada perintah Allah SWT sudah selayaknya umat Islam amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Keberadaan syariat Islam sebagai pembawa solusi bagi umat manusia tidak hanya sebuah konsep yang tertulis dalam kitab suci al Quran. Harus ada upaya untuk mengamalkannya dengan ketaatan dan jiwa pengorbanan yang totalitas untuk meninggalkan seluruh orientasi individual dan materialistik. Sehingga dapat meraih keinginan mendapatkan ridha Allah SWT semata. Menguatkan tekad untuk menegakkan syariat Islam secara keseluruhan untuk menebarkan rahmat ke seluruh umat manusia serta mendapatkan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-'Arāf ayat 96 yang artinya, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
Previous Post Next Post