Enoki, Sabar ya

By : Nailah
(Pemerhati pendidikan Palembang)

Menurut kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. 
(https://www.kompasiana.com/ramlannarie/550041c5a33311376f5107a4/pengertian-berita ).

J.B. Wahyudi yang mendefinisikan berita sebagai laporan tentang sebuah peristiwa yang menarik, memiliki nilai penting bagi khalayak ramai, masih baru, serta dipublikasikan atau disiarkan melalui berbagai media dalam kurun waktu yang periodik. Dari berbagai pengertian yang sudah diberikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan jika berita bukan hanya sekedar informasi yang menarik namun juga harus berupa fakta yang sedang atau telah terjadi. (https://www.mypurohith.com/pengertian-berita/).

Berdasarkan definisi diatas, maka berita adalah sebuah fakta baik yang sedang berlangsung maupun yang telah berlangsung yang disampaikan kepada public dengan tujuan untuk memberi informasi, membantu masyarakat bersikap terbuka, lebih meningkatkan kesadaran pada publik, dan membentuk opini public melalui media cetak maupun elektronik.

Namun terkadang berita yang disampaikan tidak sesuai fakta dan terpenggal informasinya yang menyebabkan salah makna bahkan bergesernya makna berita tsb. Betapa sering kita jumpai, suatu berita yang dengan cepat menjadi viral di media sosial, di-share oleh ribuan netizen, namun belakangan diketahui bahwa berita tersebut tidak benar. Sayangnya, klarifikasi atas berita yang salah tersebut justru sepi dari pemberitaan. 

Dalam islam, kita diarahkan untuk mencermati semua berita yang datang dan tersaji baik di media elektronik maupun media cetak. Allah Ta’ala pun memerintahkan kepada kita untuk memeriksa suatu berita terlebih dahulu karena belum tentu semua berita itu benar dan valid. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuraat [49]: 6)
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk memeriksa suatu berita dengan teliti, yaitu mencari bukti-bukti kebenaran berita tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan menelusuri sumber berita, atau bertanya kepada orang yang lebih mengetahui hal itu. Oleh karena itu, sungguh saat ini kita sangat perlu memperhatikan ayat ini. Suatu zaman di mana kita mudah untuk men-share suatu link berita, entah berita dari status facebook teman, entah berita online, dan sejenisnya, lebih-lebih jika berita tersebut berkaitan dengan kehormatan saudara muslim atau berita yang menyangkut kepentingan masyarakat secara luas. 
(https://muslim.or.id/31810-petunjuk-syariat-dalam-menerima-dan-menyebar-share-berita.html).

Sebagaimana yang terjadi dengan berita yang beredar di social media tentang jamur enoki dimana masyarakat menyimpulkan bahwa jamur enoki adalah jamur berbahaya untuk dikonsumsi karena mengandung bakteri yang menyebabkan listeria sejenis penyakit yang mematikan sebagaimana yang dilansir di berita finance.detik.com dan suara.com.

judul berita di detik.com ditulis : Sebabkan penyakit, jamur enoki ditarik dari peredaran dan dimusnahkan dari peredaran. (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5067582/sebabkan-penyakit-jamur-enoki-ditarik-dan-dimusnahkan-dari-peredaran#Echobox=1593063475). Suara.com menuliskan tajuk berita tentang enoki ini dengan terbukti sebabkan listeria, kementan memusnahkan jamur enoki di Indonesia. (https://www.suara.com/health/2020/06/24/132852/terbukti-sebabkan-listeria-kementan-musnahkan-jamur-enoki-di-indonesia).  

Lalu tirto.id menuliskan tajuk berita tentang enoki ini dengan Kementan memusnahkan 1.633 karton jamur enoki impor karena bakteri. (https://tirto.id/kementan-musnahkan-1633-karton-jamur-enoki-impor-karena-bakteri-fLh2). Semua berita tersebut disertai foto jamur enoki yang imut lagi lucu. Tapi lain judul yg dituliskan oleh health.detik.com , yaitu kementan RI memusnahkan jamur enoki asal korsel yang picu wabah listeria di AS. (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5067523/kementan-ri-musnahkan-jamur-enoki-asal-korsel-yang-picu-wabah-listeria-di-as). Judul serupapun ditulis oleh www.antaranews.com, yaitu kementan memusnahkan jamur enoki dari korsel karena mengandung bakteri. (https://www.antaranews.com/berita/1573269/kementan-musnahkan-jamur-enoki-dari-korsel-karena-mengandung-bakteri).  

Begitu pula yang ditulis oleh solopos.com, yaitu tercemar bakteri, lementan musnahkan jamur enoki asal korsel. (ttps://www.solopos.com/tercemar-bakteri-kementan-musnahkan-jamur-enoki-asal-korsel-1067654), dan masih banyak lagi yang serupa dilaman google. 

Tetapi mengapa yang justru diviralkan adalah berita dengan tajuk yang tak lengkap bahkan distorsi informasi? Yang pada akhirnya mengarahkan masyarakat untuk memiliki pemikiran bahwa jamur enoki adalah jamur yang berbahaya untuk dkonsumsi sedangkan fakta yang sebenarnya tentang jamur enoki ini tidaklah sedemikiannya. Jamur enoki adalah jenis jamur yang kaya akan nutrisi penting (Stamets, 2005). Jamur enoki atau yang memiliki nama latin Flammulina velutipes mengandung sumber antioksidan ergothioneine dan antioksidan hidrofilik untuk berbagai manfaat kesehatan bahkan mampu membantu meningkatkan imunitas tubuh manusia. (https://doktersehat.com/manfaat-jamur-enoki/).  

Sesungguhnya kita perlu jadikan jamur enoki ini sebagia asupan kita sehari-hari terutama selama masa pandemi ini, dimana kita membutuhkan nutrisi untuk meningkatkan imun tubuh supaya tetap sehat dtengah pandemi ini. Dan tidak sepatutnya enoki yang diimpor dari Korea Selatan yang ternyata terkontaminasi bakteri menjadi fakta baru tentang enoki secara keseluruhan karena hanya enoki yang dari Korea Selatan sajalah yang tercemar dan terkontaminasi sehingga mengandung bakteri penyebab Listeria sedangkan yang diimpor  dari Negara lain tidak. Lalu, mengapa  pemberitaan seolah menyudutkan enoki, apakah ada maksud dibalik itu? Sebagaimana kita tahu bahwa salah satu tujuan pemberitaan adalah membentuk opini public. Apakah saat ini sedang dilakukan pembentukan opini public untuk memusuhi enoki? Wallahu alam bishowab.
Previous Post Next Post