Pesan Cinta-Nya

Oleh: Citra 
(Owner Sweet Shaley Cookies) 

Awal pandemi ini saya gelisah, takut, khawatir akan usaha kue kering yang saya jalani mengalami penurunan. Penjualan sepi, bahkan untuk mencari bahan baku keluar pun takut akan keadaan. Bagaimana saya bisa bertahan dengan usaha yg telah saya jalani selama 11 tahun? 

Ketika bulan suci Ramadhan datang, bulan yang penuh dengan keberkahan, saya berharap dengan penuh keyakinan bahwa Allah segera memulihkan kondisi bumi kita akan covid 19 ini. Saya belajar mencari kebaikan yang Allah berikan di tengah musibah. Berusaha memahami pesan cinta-Nya. 

Semakin hari saya semakin berpikir bahwa yang terjadi saat ini, pastilah yang terbaik bagi saya, bagi kita semua. Seperti firman Allah dalam Alqur'an, 
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Saya merasakan salah satu kenikmatan dari beribu kenikmatan yang Allah berikan, yakni anak-anak menjadi semakin menghargai ibu yang tidak pernah libur dari tugasnya. Anak-anak bisa melihat bagaimana kondisi seorang ibu di dalam rumah, dari mulai membersihkan rumah, menyiapkan makanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarganya, yang dari bangun tidur hingga akan tidur lagi tidak pernah ada istirahat, dan seorang ibu melakukannya tanpa pamrih. Anak-anak semakin menghargai bahwa tugas seorang ibu bukan seperti di sekolah yang setiap tengah pelajaran ada waktu istirahatnya. Apa yang saya rasakan adalah semua kembali kepada fitrahnya, bahwa tugas pengajaran ada pada seorang ibu di rumah bukan kepada sekolah.

Pesan cinta Nya juga saya rasakan bahwa islam rahmatan lil’alamin, rahmat untuk seluruh semesta islam. Begitu detail mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan diri maupun lingkungan, cuci tangan, wudhu, menutup dengan masker atau niqob, selalu menjaga jarak dengan orang lain atau social distancing, bahkan bersalaman cukup dengan isyarat tanpa menepelkan tangannya kepada orang lain atau non mahrom. Masya Allah, menangis hati ini melihat pesan yang Allah sampaikan pada saya.

Jalanan pun menjadi lengang, jarang sekali macet. Orang-orang keluar rumah ketika ada perlunya saja, orang orang pun semakin perduli dengan lingkungan. 

Saya merasa Allah menegur secara untuk meluruskan kembali niat. Mungkin diri ini sering ingin dipuji orang, sering ingin dilihat orang, sama seperti seringnya kita mengumpukan baju bermerk yang memenuhi lemari kita,  tas mahal, sepatu mahal, yang akhirnya Allah tegur saya bahwa itu semua tidak akan terpakai dan tidak akan dibawa di hari kembali, kecuali amal sholih dan ketaqwaan. Masih sering niat ini beraktifitas bukan karena Allah, masih terlalu sering makhluklah akhirnya yang menjadi tujuan saya. Ampuni saya, ya Robb. 

Semoga Allah memulihkan kembali bumi ini. Semoga Allah memberikan hikmah dari setiap musibah ini pada kita. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang yang bertaqwa yang senantiasa memasrahkan segala urusan kita kepada sang Pencipta. 

Wallahu'alam bish shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post