LEBARAN DIGITAL PERTAMA KALI DI INDONESIA !

Oleh : Lisa Satryana
(Aktivis Muslimah Dakwah Kampus)

#LebaranKitaIstimewa, hashtag inilah yang diusung pertama kali oleh tim Khilafah Channel dalam akun youtubenya saat perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H pada hari Senin, 25 Mei 2020. Agenda ini diselenggarakan secara digital sehingga mengambil perhatian lebih dari 35 ribu viewers youtube dengan angka yang terus bertambah. Masya Allah.

Agenda digital pertama yang diselenggarakan untuk menyemarakkan perayaan Idul Fitri ditengah pandemi ini bisa dikatakan begitu fenomenal. Bahkan, agenda ini menghadirkan dua tokoh penting pengemban dakwah Islam kaffah di Indonesia yaitu Kyia’i H. M. Ismail Yusanto dan Kyia’i KH. Rahmat S. Labib dengan dibersamai puluhan tokoh Umat yang mewakili kaum muslimin dari seluruh penjuru nusantara. Puluhan tokoh umat hadir secara digital, lebih dari 34 perwakilan kaum muslimin yang mewakili hampir seluruh provinsi yang ada di Indonesia, Keren bukan ? Agenda ini menjadi istimewa dan meriah karena disertai oleh host kenamaan, yaitu Karebet Wijaya Kusuma dengan pantun khasnya yang selalu diawali dengan bunga mawar, bunga melati. Yang begitu sangat semerbak!

Pesan-pesan yang bermakna di sampaikan melalui live streaming yang terhubung via zoom, pesan tersebut diawali dengan pesan Ramadhan yang disampaikan langsung oleh narasumber KH. Rahmat S. Labib, bahwa diantara tanda telah diterimanya seebuah amal Ramadhan seseorang yaitu menurut Hasan Al Basri adalah dengan adanya banyak kebaikan setelahnya, sebagaimana  yang telah Allah firmankan dalam QS. Muhammad 17 :
“ Dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahkan ketakwaan kepada mereka”.

Ketakwaan yang dimaksud bukan hanya sekedar ketakwaan individu saja tapi juga ketaatan dan ketundukan pada seluruh syariah Islam baik secara individu, masyarakat dan negara yang dikenal dengan khilafah islamiyah. Begitupun sebaliknya, ketidaktaatan dan perlawanan serta kebencian terhadap syariah, bisa jadi malah menjadi tanda tidak diterimanya amal sholih kita, Naudzubillahi min dzalik.
Setalah itu, dilanjutkan dengan bincang hangat oleh host dan narasumber kedua  H. M. Ismail Yusanto yang juga tidak kalah menarik untuk kita simak pesan-pesan dari beliau. Diawal diskusi beliau menyampaikan Mengapa Lebaran kita kali ini Istimewa? Karena Ramadhan ditengah wabah ini ibarat inkubasi spiritual bagi seluruh kaum muslimin. Dimana disaat situasi pandemi dan buruknya penanganan wabah dari penguasa hari ini, dengan hadirnya Ramadhan adalah rahmat dari Allah agar kita bisa memaksimalkan lagi diri kita menjadi generasi yang bertaqwa, kata Kyia’i Ismail. Beliau juga menyampaikan betapa banyak tradisi dan budaya nusantara yang terakulturasi dengan Islam yang menjadi tanda bukti bahwa Islam adalah akar dari budaya di Nusantara. Di Jawa misalnya, momen Idul Fitri disebut Lebaran yang artinya sudah. Sudah selesainya Ramadhan, dan dilanjutkan dengan hari kemenangan Idul Fitri atau Lebaran. Sungguh, inilah akulturasi budaya nusantara dan Islam, dari sini kita dapatkan bahwa dakwah adalah spirit perjuangan yang sangat kuat dari para ulama terdahulu hingga sampai saat ini Islam tak bisa dihilangkan dari budaya di Nusantara.  

Dalam live streaming tersebut tidak hanya menampikan kedua narasumber tapi juga menampilkan tokoh-tokoh perwakilan kaum muslimin nusantara secara bergantian. Mereka mengumandangkan takbir dan memberikan ucapan selamat hari raya dengan permohonan maaf dan untaian kalimat penyemangat bagi seluruh kaum muslimin untuk terus berjuang dalam dakwah demi tegaknya Islam kaffah dalam naungan Khilafah. Mereka menyampaian ucapannya dengan cara yang unik dengan bahasa daerah masing-masing yang lumayan terdengar asing namun spiritnya tetap tersampaikan kepada pemirsa. Ndolek Manggis nang Kedung Doro, Melok Kapitalis nggarai urip soro! Begitu petikan parikan Suroboyo yang disampaikan oleh seorang tokoh perwakilan dari kota  Surabaya, Jawa Timur. Suasana Lebaran yang penuh dengan pesan bermakna sekaligus mencerahkan!

Walhasil, dari Lebaran digital hari ini, bisa kita dapati bahwa semangat berlebaran harusnya termanifestasi dalam wujud ketakwaan dan ketundukan total kepada Allah, dalam skala individu, masyarakat dan negara. Dengan tegaknya syariah kaffah dalam bingkai khilafah adalah aksi nyata ketakwaan total kita kepada Allah. Karena menyempurnakan dan melanggengkan ketakwaan yang sudah ditempa selama Ramadhan, hendaklah setiap muslim turut terllibat secara aktif dalam perjuangan mewujudkan penerapan syari’ah Islam secara kaffah.

Satu hal yang sangat perlu diperhatikan bahwa persatuan kaum muslimin nusantara dan dunia yang dilatarbelakangi oleh bahasa, budaya dan adat istiadat yang beragam bukan merupakan sebuah kemustahilan. Namun justru sebuah keniscayaan, karena ikatan yang paling kuat bagi kaum muslimin nusantara dan dunia adalah ikatan aqidah Islamiyah. Semoga lebaran istimewa kita tahun ini, menjadi momen awal terwujudnya ketaqwaan seluruh penduduk negeri agar rahmatNya bisa kita raih.

“Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka  berkah dari langit dan bumi” (QS. Al A’raf:96)  

Marilah kita menjadi umat Islam yang percaya kepada masa depan kita, bahwa kita ini akan bangkit kembali, bahwa kita umat Islam itu Khoiru Ummah dan khoiru Ummah itu akan terwujud kembali meski kita sekarang terpuruk dalam segala bidang, Mengapa karena kita punya seluruh syarat-syarat yang diperlukan untuk tegaknya sebuah peradaban yang agung, peradaban yang hebat, memiliki sumber daya manusia, sumber daya alam, letak geografis dan yang paling penting adalah tauid (Aqidah) dan Islamnya yang sempurna. Tinggal memasukkan Islam keadalam diri kita, tinggal memasukkan Islam kedalam diri ummat, ummat itu akan bangkit jayalah kembali Islam. Allahu akbar.

Post a Comment

Previous Post Next Post