Kebijakan yang Membingkan Buah Kapitalisme

Oleh : Dewi Sartika 
(Pemerhati Ummat)

Vaksin Covid -19 belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan ditemukan, ini berarti virus akan terus menyebar dan berkembang entah sampai kapan akan berakhir. Di tengah amburadulnya kondisi akibat wabah pandemik, rakyat dibuat bingung dengan kebijakan pemerintah terkesan maju mundur. Mulai dari larangan mudik, penerapan PSPB yang kemudian dilonggarkan, transportasi dan pesawat dilarang tetapi sekarang dibolehkan dan yang paling tidak masuk akal adalah pernyataan narasi harus hidup berdamai dengan Corona.

Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan dan imbauan agar masyarakat Indonesia mau berdamai dengan Corona, pernyataan tersebut disiarkan oleh YouTube sekretariat presiden, jumat 15/ 5/ 2020. Dalam kesempatan itu presiden Jokowi menegaskan bahwa belum melonggarkan kebijakan PSPB. Namun ia ingin masyarakat tetap produktif dan aman dari korona, masyarakat juga diminta hidup berdamai dengan virus Corona, yang dimaksud berdamaian adalah masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan covid-19.

Tentunya pernyataan ini sangat membingungkan masyarakat, karena masih segar dalam ingatan kita pemerintah begitu getol menyuarakan perang melawan Covis 19, tiba-tiba saat ini pemerintah menyatakan berdamai dengan Covid 19.

Pernyataan ini pun menuai kritikan di tengah-tengah masyarakat, salah satunya datang dari pengamat politik Rocky Gerung dilansir dari Tribun Papua.com , hal tersebut diungkapkan Rocky Gerung melalui channel YouTube rocky Gerung official pada minggu 11, 5, 2020 ia menilai presiden sudah tidak tahu lagi apa yang akan dilakukan "jadi istilah berdamai dengan Corona itu   adalah istilah fatalistik".

Kritikan juga datang dari analisis politik Pangi Syarwi Chaniago, Direktur Eksekutif Voxpol Center and Consulting, yang mengatakan pernyataan presiden Jokowi ini bisa dimaknai bahwa pemerintah putus asa. Sebagai indikasi, pemerintah tak sanggup lagi memenuhi kebutuhan masyarakat selama pembatasan sosial berskala besar PSPB.

“bisa juga dimaknai berputus asa dari rahmat Tuhan sudah tidak sanggup lagi melawan korona. Pesannya lebih kepada bagaimana Civid 19 tidak lagi dimusuhi tetapi berdamai. (fajar.co.id) 17, 5 2020.
Kebijakan yang Membingungkan

Selama terjadinya wabah, kebijakan yang diambil oleh pemerintah terkesan maju mundur dan membingungkan, tidak konsisten sehingga membuat rakyat jadi bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan pemerintah negara kita saat ini? Dalam kondisi wabah yang sudah menjadi kejadian luar biasa, negara mutlak hadir dalam bentuk komando kepemimpinan presiden dengan melakukan tindakan nyata mencari vaksin  yang manfaatnya dapat dirasakan oleh rakyat dalam penanganan wabah agar masyarakat dapat hidup normal kembali. Namun saat ini kehadiran negara dibuat remang-remang (tidak jelas) seakan negara abai dengan nyawa rakyat dengan dalih menyelamatkan perekonomian agar tetap berjalan.

Ketika Belum Ada Vaksin
Tak bisa dipungkiri, sebelum adanya vaksin maka dampak penularan virus akan semakin parah dan dampaknya pun semakin meluas. Sementara pencegahan penularan virus Covid 19 yang digalakkan oleh pemerintah tidak dibarengi dengan adanya rapid test maupun swap dan PCR secara massal kepada warga di setiap daerah. Padahal tes massal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar masyarakat yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi Virus Covid 19. 

Data yang akurat tentang kondisi masyarakat sangatlah penting, karena dalam kondisi pandemic saat ini laki-laki sebagai tulang punggung keluarga tidak memiliki pekerjaan akibat adanya PHK, sehingga masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan. Olehnya itu data sangat diperlukan agar bantuan yang datang dari pemerintah tidak salah sasaran.

Pemerintah pun harus sungguh-sungguh mencari vaksin dengan mengerahkan seluruh tenaganya, serta memanfaatkan sumber daya manusia dan lembaga riset yang ada.

Sejarah mencatat pada masa kejayaan Islam Para ilmuwan diberikan dana dan sarana yang memadai, serta mendapatkan dukungan  dari negara Khilafah saat melakukan penelitian dalam rangka mencari vaksin, negara memiliki peran penting untuk melindungi kesehatan rakyatnya dari penyakit/ wabah tanpa membeda-bedakannya.

Sebagaimana ketika wabah smallpox (cacar) melanda Khilafah Utsmani di abad ke-19. Hal ini menjadikan penguasa sadar akan pentingnya vaksinasi, untuk itu negara memerintahkan menyediakan fasilitas kesehatan yang bertugas untuk memberikan vaksin kepada seluruh anak-anak warga baik muslim maupun non-muslim. 

Pun juga, terlihat Rasulullah Saw sebagai Kepala Negara saat itu begitu serius menanggani wabah. Semua disosialisasikan ke rakyat dengan narasi yang jelas, sehingga rakyat tidak bingung dan segera melakukan apa yang menjadi kebijakan pemimpin. Hal ini dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan khalifah-khalifah setelahnya.

Mereka menjadi garda terdepan, memimpin rakyat melawan wabah dengan senantiasa meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. dan bermuhasabah dari berbagai dosa yang telah dilakukan, yang bisa jadi hal itu menjadi penyebab Allah murka dan menimpakan musibah wabah ke negerinya.

Pemimpin ini lah yang kita rindukan kehadirannya. Pemimpin yang hadir dan membimbing rakyat untuk segera menerapkan aturan Allah Swt., sehingga kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan hakiki akan kita rasakan. Pun pemimpin itu hanya ada dalam system Islam ala minhaji Nubuwah. Wallahu A'lam Bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post